03. 𝐀𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐧𝐭 𝐆𝐢𝐫𝐥

843 161 28
                                    

Gino baru saja pulang dari sekolahnya, ia menaruh tasnya di meja belajarnya. Tak langsung ganti baju, melainkan Gino lebih memilih untuk membaringkan tubuhnya di atas kasur. Hari ini sangat melelahkan, apalagi mengurusi Bella, Gelora, dan ditambah tadi ia melihat Juna yang tengah mengobati tangan Gelora.

Cemburu? Bisakah Gino dikatakan cemburu karena sedikit terganggu dan tidak suka ketika melihat Gelora yang di obati oleh Juna. Juna benar-benar serius dengan perkataannya yang ingin berusaha menaklukkan Gelora agar Gelora menjadi sosok gadis yang baik seperti Gelora di masalalunya, Gelora bukan gadis yang buruk, hanya saja Juna ingin merubah sifat Gelora agar tidak menjadi sosok perempuan yang naif.

Bukankah niat Juna itu baik? Tapi mengapa Gino tidak menyukainya? Lagian juga Gino sudah memutuskan hubungan persahabatannya dengan Gelora semenjak tau Gelora suka membully Bella-gadis yang ia cintai. "Gue kenapa sih? Bukannya gue yang udah nyuekin Gelora? Tapi kenapa sekarang gue jadi kepikiran sama dia?" Gino tau, dia adalah seorang cowok yang munafik, nyatanya, meskipun berkali-kali ia berkata bahwa dirinya membenci Gelora, namun tetap saja disaat seperti ini dirinya selalu memikirkan Gelora.

"Gak Gino gak! Lo gak bisa kayak gini terus-terusan, atau lo akan gila!" Gino mengacak rambutnya frustasi, membenci Gelora? Itu adalah hal tersulit yang sedang ia rasakan. Gino dan Gelora sudah bersama semenjak mereka masih kecil, dan Gino ingin membenci Gelora hanya karena fakta sikap Gelora yang berubah menjadi tukang bullying.

Tanpa sadar, pintu kamar Gino sejak tadi sudah di ketuk oleh Bundanya, dan disaat Gino menyadari hal itu, ia pun berkata, "Masuk aja, Bund. Pintunya gak Gino kunci." Gino berusaha menormalkan mimik wajahnya, kemudian dirinya tersenyum tatkala melihat Laras yang masuk kedalam kamarnya.

"Ada apa Bund?" Tanya Gino sembari menggeser tubuhnya dan mempersilahkan Laras untuk duduk di sampingnya.

Laras pun kemudian duduk di samping Gino, dia tersenyum melihat anaknya yang semakin hari semakin tumbuh besar. "Kamu kenapa gak langsung ganti baju? Kalo mau istirahat boleh aja, cuma sebaiknya kamu mandi dulu baru istirahat. Soalnya gak baik juga istirahat dalam keadaan belum mandi dan masih kotor kayak gini, yang ada badan kamu jadi sarang kuman." Ucap Laras yang langsung mendapatkan cengiran dari Gino.

"Nanti aja deh, Bund. Gino mau tidur dulu aja." Ujar Gino membalas, "Oh iya, Bunda kenapa ke sini? Ada perlu kah?"

"Ohh iya, Bunda lupa." Celetuk Laras, "Jadi gini, Gin. Bunda liat kok udah beberapa bulan ini kamu gak pernah ngajakin si Gelora main ke rumah kita ya? Dia kemana? Bunda juga gak pernah liat kamu jemput Gelora? Apa kalian lagi marahan? Kalo iya kok lama banget marahannya. Ada masalah apa sih kalian berdua ini? Bunda juga kalo ngechat sama nelfon si Gelora pasti gak di bales. Jujur aja, Gin. Bunda kangen banget sama Gelora, kangen masak bareng sama dia, kamu bisa gak nanti jemput Gelora, ajak dia nginep di sini. Bunda bener-bener pengen ketemu sama Gelora." Ucap Laras dengan tatapan memohon, harap-harap Gino mau menuruti permintaannya.

Mendengar permintaan dari Bundanya, Gino kembali memutar otak. Tadi di sekolah dirinya baru saja bertengkar dengan Gelora, bahkan dengan tidak sengaja ia telah membuat tangan Gelora berdarah. Dan sekarang, Bundanya memohon kepadanya agar ia mau menjemput Gelora agar cewek tersebut main ke rumahnya. Ingin sekali Gino menolak, namun ini adalah permohonan dari Bundanya sendiri. Mau tidak mau Gino harus bisa membawa Gelora ke rumahnya.

"Kenapa, Gin? Kok kamu diem aja? Kamu gak mau ya jemput Gelora? Ihhh... Kalian bener-bener ada masalah kan?"

Gino menggeleng dengan cepat, dirinya tidak mau jika sampai Bundanya tau bahwa ia dan Gelora sekarang ini menjadi musuh. Tepatnya dirinya lah yang memusuhi Gelora, tapi Gino tidak mau membuat Bundanya kecewa karena mengetahui bahwa dirinya telah memusuhi Gelora hanya karena Bella, pasti Bundanya tidak akan setuju ia berpacaran dengan Bella.

Arrogant Girl | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang