15. 𝐀𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐧𝐭 𝐆𝐢𝐫𝐥

767 141 27
                                    

"Assalamualaikum! Mama Abang pulang nih." Teriak Juna sembari melepaskan helmnya, kemudian tak lupa juga Juna membantu Gelora yang agak kesulitan untuk melepaskan helm di kepalanya. "Ayo masuk, Ra. Jam-jam segini biasanya Mama gue lagi masak di dapur. Dan masakan Mama gue itu super duper lezat tidak terkira, saking lezatnya sampe-sampe bukan kata lezat doang yang cocok untuk muji masakan Mama, tapi lezatos. Emang agak copas dari iklan chocolatos. Tapi gak apa-apa, Ra. Selagi direkturnya gak tau kan jadi aman, lo nggak boleh cepu ya, Ra." Celetuk Juna yang hanya di balas gelengan kepala heran dari Gelora. Ada-ada saja tingkah Juna.

"Lo aneh, Jun. Lo bilang agak copas kan? Tapi itu udah copas banget sih menurut gue." Ujar Gelora membalas guyonan Juna. Juna tersenyum melihat Gelora yang sudah mulai membaik, usahanya tidak gagal.

Semenjak kejadian tadi siang, Juna tidak langsung mengajak Gelora pulang. Namun Juna juga berusaha untuk menenangkan Gelora, kemudian mengajak Gelora berkeliling terlebih dahulu bahkan Juna rela menghabiskan uang sakunya hanya untuk mengajak Gelora naik kapal di sebuah danau. Ya meskipun Juna harus kehilangan uang bensinnya, tapi untung saja Tuhan sangat baik pada Juna. Karena nyatanya Juna aman sampai rumah dengan Gelora tanpa harus mogok di jalan karena kehabisan bensin, emang CBR Juna ini pengertian banget.

"Yaudah, Ra. Ayo masuk, kita makan dulu. Gue tau lo sekarang pasti udah laper banget. Soalnya kan tadi gue cuma beliin lo cilok, maaf-maaf aja nih ya soalnya tadi duit gue menipis banget. Lain kali kalo gue ngajak lo jalan gue bakalan bawa uang lebih deh. Biar bisa beli mekdi, nggak kaya tadi beli cilok lima ribuan. Gue setelah ini bakalan minta maaf kok sama Om Danar, karena udah ngajakin anaknya yang super duper elite makan cilok lima ribuan." Juna jadi teringat sendiri saat tadi dirinya membeli cilok dengan Gelora, Gelora begitu lahap memakan cilok yang ia belikan. Juna pikir Gelora tidak akan menyukai jajanan pinggir jalan itu, tapi nyatanya Gelora sangat menyukai jajan tersebut.

Dan lagi-lago Gelora hanya terkekeh pelan dan setelah itu Gelora menggelengkan kepalanya. "Lo nggak perlu berlebihan gitu, Jun. Lagian gue suka kok makan cilok, jangan bilang gue elite gitu. Gue itu sama kok kayak orang-orang, suka jajan di pinggir jalan. Soalnya abang-abang yang jual jajanan di pinggir jalan itu rata-rata ramah dan humoris orangnya, gini-gini gue suka jajan cilok lima ribuan sama martabak telor dua puluh ribuan ya, Jun." Jelas Gelora, Gelora memang sangat suka jajan di pinggir jalan. Karena jajanan tersebut menurutnya tak kalah enak dari makanan-makanan yang di jual di tempat elite.

"Ah masa sih? Kok gue agak nggak percaya gini. Lo itu orang kaya, Ra. Bahkan kekayaan yang di miliki sama bokap gue gak sebanding dengan apa yang di miliki sama bokap lo. Kayak, nggak mungkin banget lo jajan di pinggir jalan." Ungkap Juna agak tak percaya.

"Kenapa nggak mungkin, Jun? Bukan berarti gue orang yang berada dan gue gak mau jajan di pinggir jalan. Apalagi sampai gue merendahkan orang-orang pedagang kaki lima, itu namanya gue nggak menghargai mereka dong. Lagian meskipun gue di mata orang-orang itu adalah Gelora anaknya Danar yang kaya raya. Tapi tetep aja di mata Tuhan gue sama semua orang yang ada di dunia itu sama gak ada bedanya. Jadi buat apa gue beda-bedain soal milih jajanan. Harta itu cuma titipan, kalo nggak di jaga baik-baik ya bisa aja kan habis. Makanya gue jajan di pinggir jalan juga itung-itung hemat."

Juna begitu kagum dengan pemikiran Gelora, lantas kenapa Gelora selama ini di panggil sebagai arrogant girl padahal Gelora adalah anak yang murah hati. Tapi Juna akui, sifat Gelora di sekolah sangat berbeda dengan Gelora yang di luar sekolah, ketika di sekolah Gelora memang sangat sombong dan tidak menghargai teman-teman mereka di sekolah. Tapi jika di luar sekolah, Gelora sebenernya adalah sosok perempuan yang sangat murah hati dan juga orang yang ramah.

"Mama! Si cungkring pulang nih!" Suara nyaring tersebut berhasil membuat atensi Gelora dan Juna teralihkan pada sosok anak gadis yang mempunyai rambut pendek dan poni kuda dengan postur tubuh yang tidak terlalu tinggi dan juga mungil. Gelora tebak anak gadis tersebut adalah adik Juna yang Juna ceritakan tadi pada dirinya.

Arrogant Girl | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang