Saat ini Gelora tengah berada di rumah Gino, ia tengah menyiapkan makan malam untuk mereka semua. Gelora merasa senang tatkala ia bisa memasak lagi bersama dengan Tante Laras, sebenarnya Gelora sangat merindukan Om Tama, namun Om Tama tengah berada di luar kota. Jadi untuk malam ini, mereka akan makan malam bertiga
"Lora, kamu bisa gak panggilin Gino di kamarnya? Kayaknya tadi anak itu lagi mandi, Tante minta tolong ya. Udah untuk minuman sama lauknya nanti biar Tante yang siapin, sekarang kamu samperin Gino dulu gih." Gelora menghentikan aktivitasnya tatkala mendengar ucapan dari Tante Laras, Gelora sebenarnya sangat malas untuk memanggil Gino, karena ia sedang tidak ingin bertengkar dengan cowok tersebut. Tapi mau tidak mau Gelora tetap mengangguk dan kemudian menuruti apa kata Tante Laras.
Kini Gelora berjalan menuju kamar Gino, Gelora mengetuk pintu kamar Gino, namun tidak kunjung di buka juga oleh cowok tersebut. Gelora akhirnya memutuskan untuk langsung masuk saja, biarkan saja jika Gino nanti marah-marah padanya, salah siapa tidak segera membukakan pintu kamarnya. Saat Gelora masuk kedalam kamar tersebut, ia melihat Gino sedang berada di balkon dan terlihat tengah menelfon seseorang, Gino tampak tertawa senang, Gelora penasaran, maka dari itu Gelora memutuskan untuk mendekati Gino.
Saat Gelora sudah dekat dengan Gino, nampaknya Gino tidak kunjung menyadari keberadaannya. Akhirnya Gelora memutuskan untuk menguping, kira-kira siapa yang tengah telfonan dengan Gino.
"Iya sayang, kamu lagi belajar ya? Udah makan apa belum?" Mendengar Gino yang berbicara seperti itu dengan lawan telfonnya di seberang sana, Gelora sangat paham betul siapa yang tengah telfonan dengan Gino.
"Gino! Lo di suruh sama Tante Laras turun, buat makan malam!" Sahut Gelora dengan sengaja, nampak Gino terdiam kemudian menatap Gelora dengan tatapan tidak suka. Sementara itu Gelora tetap mempertahankan senyumannya, ia kira Gino akan teralihkan karena ia sudah sengaja mengganggu Gino, ternyata semua itu salah, karena ternyata Gino malah lanjut asik berbincang dengan Bella.
Karena kesal, Gelora memilih berjalan mendekati Gino hingga kini mereka benar-benar dekat, setelah itu Gelora menarik hape Gino dengan paksa kemudian membantingnya, tak hanya di banting, Gelora juga menginjak-injak hape berlogo apel itu.
"Maksud lo apa-apaansih?!" Sentak Gino teramat kesal, Gelora benar-benar semakin tidak jelas tingkahnya dan itu benar-benar sangat mengganggunya. Apalagi dengan wajah tanpa dosanya, Gelora malah memasang wajah pura-pura bodoh.
"Ya abisnya! Kalo di ajak ngomong tuh ya perhatiin gue, bukan malah sibuk sama si Bella." Ujar Gelora, sama sekali tidak takut dengan bentakan Gino. "Turun, gih. Tante Laras udah nungguin lo, daripada nanti dia sendiri yang kesini dan liat kita bertengkar. Terus dia kecewa karena ternyata selama ini kita jauhan, apalagi kalo Tante Laras sampe tau kita jauhan karena si cewek kuman, bakal jadi kayak apa tuh hubungan lo sama si kuman?" Gelora menutup mulutnya pura-pura terkejut.
Sementara itu Gino hanya mengepalkan tangannya, mencoba meredam semua emosinya. Jika saat ini mereka sedang berada di sekolah, apakah dia akan melakukan kekerasan terhadap Gelora? Sikap gadis tersebut benar-benar membuatnya muak. Jujur, Gino sangat ingin Gelora berubah menjadi Gelora yang dulu, apakah memang benar Gelora menjadi seperti ini karena dulu ia sering di bully, dan semenjak Gino berpacaran dengan Bella, Gino sering melupakan Gelora. Hingga Gelora menjadi kesepian.
"Kenapa si, Ra? Lo selalu aja mancing emosi gue dan buat gue jadi muak sama tingkah gak jelas lo ini?! Kenapa lo berubah, Ra?! Lo bukan Gelora yang gue kenal!"
"Dan lo juga bukan Gino yang gue kenal, tolol!" Gelora menghela nafas, tanpa dirinya sadari Gelora sudah berbicara dengan nada yang tinggi. Gelora tidak mau jika sampai Tante Laras mendengar suaranya, maka dari itu yang Gelora lakukan saat ini adalah mencoba menormalkan suaranya. "Gino Adhitama, yang gue anggep sebagai pahlawan gue, yang selalu menjadi pelindung gue. Yang bilang ke gue kalo lo adalah matahari gue, yang selalu menerangi hidup gue, tapi tanpa lo sadari, lo juga yang udah buat gue berubah jadi kayak gini, Gin." Gelora menekankan suaranya dan berusaha menetralkan mimik wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Girl | Jaesoo
Novela Juvenil"You have to understand that not everything in this world can be paid for with money, Gelora." ©xxxhaterainbow