09. 𝐀𝐫𝐫𝐨𝐠𝐚𝐧𝐭 𝐆𝐢𝐫𝐥

725 157 20
                                    

Gino saat ini tengah menunggu Gelora yang sedang di tangani oleh dokter di ruang gawat darurat. Awalnya Gino hendak menelfon Om Danar, namun Gino mengurungkan niatnya karena pasti di jam-jam segini Om Danar sedang sibuk dengan pekerjaannya. Maka dari itu Gino memilih untuk tidak menelfon siapapun, toh dirinya juga bisa menjaga Gelora sendirian, kalau soal bayarin uang administrasi rumah sakit Gino juga masih mampu dengan ATM-nya. Yang penting pada saat ini Gino harus tetap berdoa agar kondisi Gelora baik-baik saja.

Atensi Gino tertuju kepada Juna dan beberapa anak tim cheerleader yang datang ke rumah sakit ini dan bergegas menuju ke arah Gino. Gino menatap tajam pada sosok perempuan yang tak lain adalah Vena-orang yang menyuruh Gelora untuk menggantikan posisi Rita saat cheerleader tadi. Sebenarnya Gino tidak tahu pasti apakah benar Vena lah yang mengatur formasi agar Gelora melakukan flyer padahal Gelora sebenarnya sangat takut akan ketinggian. Bukannya ingin menuduh Vena tanpa alasan, tapi Gino tahu bahwa Vena adalah ketua kelompok cheerleader SMA Jaya. Maka sudah dapat di pastikan bahwa Vena lah yang mengatur formasi untuk gerakan cheerleader mereka.

Pada saat mereka semua sudah mendekat, Gino segera berdiri dan menarik tangan Vena dengan kasar membuat Juna dan lainnya menatap heran sekaligus terkejut pada Gino. Tak hanya itu, bahkan Gino juga memepetkan Vena pada tembok rumah sakit kemudian menatap tajam Vena yang hanya bisa menunduk untuk berusaha menghindari tatapan dari Gino. Sepertinya Gino sedang di penuhi oleh amarahnya, sampai-sampai Gino tidak memperdulikan Bella yang juga ikut datang ke rumah sakit ini bersama dengan Juna dan anak cheerleader lainnya.

"Jujur sama gue! Lo kan yang ngatur formasi cheerleader dan yang nyuruh Gelora buat jadi flyer?!" Tanya Gino dengan penuh penekanan. "Diem lo, Jun! Gak usah ikut campur, ini urusan gue sama Vena. Lo mending tetep diem di tempat lo daripada gue malah main tangan sama ni cewek gak guna!" Ujar Gino saat ia tahu bahwa Juna hendak menghalanginya, Juna yang mendengar ancaman dari Gino memilih tetap diam di tempat. "LO JUGA DIEM DI SITU! BELL!" Bentak Gino pada saat cowok tersebut juga menyadari bahwasanya Bella hendak menahannya.

Bella yang tidak biasa di bentak oleh Gino-bahkan sepertinya baru kali ini Bella mendapatkan bentakan dari Gino itupun hanya menunduk dan berusaha menahan tangisnya, dari sekian lama ia kenal dengan Gino dan baru kali ini Bella mendapatkan bentakan dari Gino, dan jujur itu membuat Bella sakit hati dan juga takut.

Juna yang melihat Bella sepertinya menangis karena bentakan dari Gino itupun hendak buka suara, namun lagi-lagi Juna hanya bisa diam saat Bella menatapnya dengan kepala yang menggeleng, pertanda bahwa lebih baik Juna diam saja karena pada saat ini Gino sedang di liputi oleh rasa amarahnya. Tapi melihat Gino yang bersikap emosional pada saat tahu Gelora dalam keadaan seperti ini, Juna merasa yakin bahwa sebenarnya masih ada nama Gelora yang tersimpan di dalam hati Gino. Hanya saja perlu di ingat bahwa Gino adalah cowok yang naif.

Sementara itu, Bella mengepalkan tangannya tatkala merasa cemburu karena Gino begitu perduli akan kondisi Gelora. Lagian cewek mana yang tidak cemburu saat mengetahui pacarnya menghawatirkan cewek lain selain dirinya, dan dari yang Bella lihat, Gino tidak pernah semarah ini saat dirinya di sakiti atau bahkan di bully oleh Gelora. Bella langsung menduga-duga dan merasa takut bahwa suatu saat nanti Gino akan kembali kepada Gelora dan meninggalkan dirinya.

"NGAKU TOLOL! LO PUNYA MULUT KAN?!"

"Gino! Ini rumah sakit! Lo bisa ganggu pasien yang lagi di rawat, atau bahkan Gelora yang lagi di tangani di dalam sana." Sahut Juna memilih buka suara, karena jika dirinya tetap diam maka Gino akan benar-benar membuat kekacauan di rumah sakit ini. Juna tahu betul betapa bahayanya jika Gino sedang marah. "Inget, Gin. Vena cewek, dan lo sebagai cowok gak pantes buat ngebentak Vena kayak gitu. Mungkin disini Vena bersalah, tapi bukan berarti lo bisa berperilaku kasar sama Vena dengan seenak jidat lo. Bahkan lo juga sempet bentak Bella, cewek lo sendiri. Kontrol emosi lo, Gino!" Lanjut Juna.

Seolah tuli, Gino malah semakin mencengkram lengan Vena, membuat cewek tersebut meringis kesakitan bahkan Vena sudah meneteskan air matanya. Vena benar-benar tidak tahu jika dengan menyuruh Gelora menggantikan posisi Rita sebagai flyer akan menjadi se-kacau ini. Yang Vena pikirkan hanyalah si Gelora yang memiliki badan paling kecil di tim cheerleader mereka setelah Rita dan juga Bella. Vena benar-benar tidak menyangka jika hal tersebut malah membahayakan Gelora seperti ini, lagian juga awalnya Gelora sudah setuju akan formasi baru yang ia buat. Meskipun secara dadakan, bahkan sangat mendadak.

"JAWAB VEN!" Bentak Gino lagi dan semakin mencengkram kuat lengan Bella.

"Iya gue yang nyuruh Gelora buat gantiin posisi Rita sebagai flyer, iya itu semua gue yang ngatur, Gino .... Karena tadi gue dapet kabar kalo ... Kalo si Rita gak bisa dateng karena neneknya meninggal. Dan di tim cheerleader kami yang badannya paling kecil itu ya cuma Gelora dan Bella pada saat itu, gue bener-bener gak tau kalo semuanya bakal jadi se-fatal ini. Lagian juga di awal Gelora udah setuju kalo dia yang jadi flyer dan gantiin posisi Rita." Jawab Vena dengan sedikit menggigit bibirnya, menahan rasa sakit yang masih terasa di lengannya. Bahkan setelah dia menjawab Gino, tetap saja cowok tersebut masih setia mencengkram lengannya.

"L-lepasin, Gino. Ini sakit ..." Rintih Vena.

Gino pun akhirnya melepaskan cengkramannya pada lengan Vena dengan kasar. Kemudian ia menunjuk Vena dengan jari telunjuknya tepat di depan wajah cewek tersebut. "Kok bisa sih orang kayak lo, yang gak becus dan ceroboh malah jadi ketua cheerleader SMA Jaya? Siapa sih yang milih lo jadi ketua? Harusnya kalo si Rita gak bisa dateng, yang jadi flyer Bella aja. Karena emang dari awal Bella bisa jadi flyer. Kalo lo emang pinter, harusnya lo ngerubah formasinya bukan di flyernya, dan bukan malah nyuruh Gelora yang dari awal latihan gak pernah jadi flyer malah harus jadi flyer dadakan kayak gini! Ini bahkan dokter yang ada di dalam yang lagi menangani Gelora belum keluar juga. Dan kalo sampe terjadi sesuatu yang gak di inginkan sama Gelora, siap-siap lo mati di tangan gue." Ucap Gino penuh penekanan.

"Gin-"

"Jun, lo bawa mereka semua pulang. Jangan ada yang dateng ke rumah sakit ini sebelum gue yang ngizinin kalian sendiri buat dateng ke rumah sakit untuk jenguk Gelora." Ujar Gino memotong ucapan Juna, Bella hendak buka suara, namun Gino sudah lebih dulu mendahului Bella. "Lo juga pulang, Bell. Karena kalo Gelora sadar nanti, dia bakalan gak seneng banget kalo lo ada di sini. Jadi mending lo ikut Juna dan lainnya pulang." Bella merasa terkejut tatkala biasanya Gino yang menggunakan aku-kamu sekarang malah menggunakan kata lo-gue.

Juna sebenarnya sangat muak jika lagi-lagi dirinya harus mengalah dari Gino. Tapi Juna tidak mau bersikap kekanak-kanakan hanya karena mementingkan egonya. Dengan segera Juna mendekati Vena, Juna sedikit menatap miris pada lengan Vena yang sudah lebam akibat cengkraman dari Gino. "Maafin sikap Gino tadi ya, Ven. Sekarang gue anterin lo dan yang lainnya pulang. Ayo." Juna pun akhirnya menuntun Vena pulang bersama dengan Bella dan tim cheerleader yang lain.

Dan kini menyisakan Gino yang duduk di kursi rumah sakit sendirian sembari mengusap wajahnya gusar. Bahkan Gino juga mengacak-acak rambutnya, sebenarnya Gino sendiri juga tidak habis pikir mengapa ia bisa bersikap sangat emosional seperti tadi. "Cuma Gelora Priyana Mahesa yang bisa buat gue jadi semarah tadi. Kenapa, Ra? Kenapa lo bisa buat gue jadi se-khawatir dan se-benci itu sama lo. Lo siapa Ra? Kenapa lo bisa buat gue gila kayak gini?" Umpat Gino.

Arrogant Girl

Maaf ya aku PHP in soalnya di part ini cuma ada Gino yang marah-marah. Tapi itu tandanya Gino bener-bener khawatir banget kan ya sama kondisi Gelora, cuma ya naif sih😐

Vote dan komen banyak banyak dong, aku sebenarnya belum pulih lohh, tapi rela up demi kalian:) sebenernya mau up tadi malem, cuma sinyal gak mendukung, mana tadi malam satu part ini kehapus, jadi harus ngetik ulang:(( maaf ya kalo gak maksimal.

See you next part<3

Arrogant Girl | JaesooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang