"Pagi." Gelora menatap Gino dengan tatapan ragu sekaligus aneh, tumben sekali Gino mau mengucapkan selamat pagi padanya dengan membawa segelas susu dan sepiring roti selai untuknya. Gelora segera bangun dari tidurnya, dan cewek tersebut melihat Gino yang menghampirinya kemudian duduk di sampingnya, Gino meletakkan susu tersebut di atas nakas, kemudian memberikan roti selai itu kepada Gelora, namun tidak langsung Gelora terima.
Cewek tersebut masih menatap aneh sosok Gino yang sangat berubah drastis 90° dari Gino yang pernah ia kenal dulu. Dan Gino yang sadar akan kebingungan Gelora pun hanya terkekeh pelan. "Kenapa natap gue kayak gitu? Tenang aja, ini susu sama rotinya nggak gue kasih racun jadi lo nggak perlu tegang kayak gitu. Kalo lo nggak percaya, apa mau gue makan dulu ini rotinya?" Celetuk Gino sembari mengambil satu roti selai tersebut dan mengulurkannya pada Gelora.
Gelora hanya menggeleng singkat sembari menerima roti tersebut. "Lo aneh." Timpal Gelora sembari menyuapkan roti selai tersebut kedalam mulutnya. Rasanya sangat enak, dan Gelora sangat tahu kalau roti ini pasti buatan Tante Laras. Karena dulu setiap Gelora main ke rumah Gino, Tante Laras akan membuatkannya roti selai juga.
"Aneh gimana, Ra?" Gino terkekeh, namun ia juga tidak heran mengapa Gelora merasa aneh akan sikapnya yang tiba-tiba baik seperti ini. Tapi Gino tidak ingin menjawab mengapa ia bisa berubah baik kepada Gelora. Gino ingin biarlah waktu yang menjawabnya, sampai pada saat dimana Gelora tahu bahwasanya selama ini Gino benar-benar sangat menyayangi Gelora.
Setelah menelan rotinya, barulah Gelora angkat bicara lagi. "Ya aneh aja. Gue ngerasa lo berubah jadi baik gitu sama gue. Masa iya orang berubah dalam semalem aja. Wajar aja dong kalo gue ngerasa aneh sama lo? Atau jangan-jangan ada maksud tersembunyi dari sikap baik lo ini sama gue." Gelora menduga-duga, dan Gelora mendengus tatkala respon Gino hanya tersenyum dari tadi.
Melihat Gino yang lebih sering tersenyum dan terkekeh sekarang membuat Gelora semakin bingung dengan perubahan drastis Gino dalam semalam. Kemarin baru saja kan Gelora dan Gino bertengkar di sekolah? Dan sekarang tiba-tiba Gino berubah baik pada dirinya. Dan hal ini sangat patut untuk Gelora curigai. Gelora sangat tahu bahwa selama ini Gino sangat sulit untuk tersenyum pada dirinya, karena Gelora tahu betapa bencinya Gino dulu pada dirinya hingga rasanya untuk melihat Gino yang tersenyum ramah padanya itu adalah hal yang sangat mahal dan mustahil. Tapi nyatanya saat ini Gelora sedang menikmati senyuman manis serta dimpel mematikan milik Gino.
"Dih! Nggak usah senyam-senyum lo. Sawan lo senyam-senyum nggak jelas kayak gini?" Gelora menatap sinis Gino, yang malah semakin membuat Gelora salah tingkah sendiri ketika Gino menatapnya dengan mata yang menyipit dan mulut yang membentuk seperti bulan sabit. "Apaansih! Lo ini sebenernya kenapa anjir? Gila? Nggak usah pamer senyum mulu. Gue nggak akan luluh cuma karena senyuman lo, huekk! Eneg banget sumpah." Caci Gelora pada Gino.
"Lora..." Gelora yang awalnya terus mempraktekkan ekspresi jijik kini cewek tersebut langsung terdiam dan atensinya tertuju penuh pada Gino. Panggilan itu, Lora, panggilan dari Gino yang paling ia rindukan. Panggilan kesayangan untuk Gelora. "Jangan begitu ya. Gue pengen berubah jadi Gino yang dulu, dan gue juga pengen lo berubah jadi Lora gue yang dulu. Yang suka main sama gue, yang ngehabisin waktu bareng sama gue, yang suka tidur bareng sama gue, yang suka mandi bareng sama—sakit Ra!" Gino mengeluh sakit tatkala Gelora menjewer telinganya.
"Cowok cabul! Apa yang lo maksud dengan mandi bareng?" Gelora tetap tidak melepaskan jewerannya dari telinga Gino. Bahkan saat Gelora sendiri tahu bahwasanya kuping cowok tersebut sudah memerah akibat ia jewer.
"Lepasin dulu, Lora.. sakit..." Mendengar panggilan kesayangannya yang lagi-lagi di sebut oleh Gino, membuat Gelora mau tidak mau melepaskan jewerannya tersebut. "Ya maaf, kan gue mikirnya kita masih kecil. Udah deh, sekarang lo mendingan habisin roti sama susu lo. Lo nggak liat gue udah siap dan wangi kayak gini? Sedangkan lo? Masih muka bantal banget. Mending lo cepetan mandi, gue mau manasin motor. Hari ini kita berangkat pake motor gue, gue udah bilang sama Om Danar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Arrogant Girl | Jaesoo
Teen Fiction"You have to understand that not everything in this world can be paid for with money, Gelora." ©xxxhaterainbow