1- Prolog

273 22 29
                                    

Tap tap tap

Derap langkah kaki yang berlari dan melompati atap gedung terdengar bergema menjadi melodi malam yang hening, burung hantu pun ikut menyuarakan kicauannya dan saat itu juga laser berwarna hijau neon pun melesat ke arah orang itu.

Slash

Meleset.

Sayang sekali, padahal burung hantu itu sudah berusaha membidik serangannya agar tepat mengenai lawan namun lawannya ternyata lebih lihai bahkan sangat lincah dalam menghindari serangannya.

Whoop

Tunggu dulu! Ke mana perginya orang itu? Bukankah orang itu masih berada di hadapannya sejak tadi? Burung hantu itu tetap terbang di tempatnya.

bola matanya yang besar dan tajam melihat ke sekelilingnya dengan waspada namun tidak disangka-sangka.

Sriinng

"Tepat," gumam orang tersebut.

Orang itu ternyata bisa bergerak secepat kilat sehingga mampu mengecoh lawannya dan tepat saat ia berada di belakang burung hantu itu, pedang peraknya yang mengkilap pun ia tebas kan tepat di leher burung hantu tersebut.

Burung hantu itu berhenti berfungsi setelah ditebas oleh orang itu, burung hantu itu pun terjatuh ke bawah dengan percikan listrik yang menjalar di tubuhnya dan kepalanya yang terpisah dari tubuhnya.

Huh! Sudah ia duga, yang mengikutinya hanya-lah anak buah berupa robot hewan dari musuh bebuyutannya.

Orang itu berdiri tepat diujung atap gedung dengan cahaya bulan purnama yang menyinari tubuhnya dari samping, tatapannya sengit dengan netra merah yang memancarkan siluetnya yang tajam.

"Tidak berani menunjukkan dirimu, Huh? Dasar pengecut!" Orang itu kembali berlari dan melompati atap gedung dengan cepat.

Sementara itu ia tidak menyadari jika alat penyadap kamera yang berada di bagian kepala burung hantu itu masih aktif.

Sosok yang berada di seberang sana melihat semuanya dengan jelas. Bukannya kesal, ia malah tersenyum sinis dan melipat kedua tangannya di dada.

"Ck, ck, ck dasar agen bodoh! Lengah sekali kau, aku tidak menyangka agen lemah sepertinya bisa diterima diorganisasi besar seperti Nero79." Sosok itu menggerakkan jarinya dengan lihai di atas keyboard hologram.

Hologram dengan warna hijau dan bergradasi hitam itu melayang sesuai dengan tempatnya dan mengelilingi sosok itu.

Ruangan yang penuh dengan hologram itu menjadi tempat favoritnya sejak memasuki organisasi Act sebagai agen pengintai musuh.

•°•

Suasana pagi yang cerah menghiasi kota yang dipenuhi dengan asap kendaraan dan ramainya penduduk yang memulai aktivitas pagi mereka di hari Senin.

Gadis satu ini juga tidak ketinggalan dengan aktivitas paginya untuk bersiap-siap pergi sekolah.

Seragam yang rapi, tas baru, sepatu yang sudah bersih serta bekal pun sudah ia bawa sebagai pengganjal perutnya saat istirahat nanti.

Gadis itu menatap dirinya di depan cermin sambil merapikan sedikit penampilannya, setelah yakin bahwa penampilannya sudah sempurna.

Gadis itu pun bergumam dengan narsis, "Oke! Ratu sekolah sudah siap berangkat! Pelajaran, aku datang...!"

Gadis itu pun keluar dari kamarnya lalu berjalan menuruni tangga dan mengucapkan selamat pagi namun hanya keheningan-lah yang menjawab.

Different Situation✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang