Chapter 18

1.8K 118 0
                                    

"Sudah enakan?" tanya Shinichi yang sedang memijiti betis Shiho.

"Eh sudah lebih baik, arigatou," ucap Shiho.

Kemudian Shinichi menyibak gaun tidur Shiho hingga terlihat perut telanjangnya yang besar. Shinichi mengecupnya perlahan sebelum menempelkan telinganya.

"Eh?" Shinichi mengangkat wajahnya ketika merasakan gerakan bayi. Ia melihat sesekali ada gerakan timbul dari dalam perut Shiho, "sakit tidak?" tanyanya seraya menatap istrinya.

Shiho menggeleng, "tidak, hanya terasa kencang,"

"Duhh... Aka-Chan, jangan nakal ya..." Shinichi mengecup perutnya lagi.

"Michi," kata Shiho.

"Michi?"

"Sebelum pergi Okasan menitipkan nama itu. Kalau laki-laki namanya Yuichi, kalau perempuan Michi. Karena anak kita perempuan, berarti Michi,"

"Kalau Okasan bisa berkata begitu, berarti..."

"Eh, aku sempat memberitahunya sebelum dia meninggal,"

Tenggorokan Shinichi tercekat, "bahkan kau membuatnya bahagia hingga saat terakhir," ia mengecup bibir Shiho seraya dengan cekatan tangannya meloloskan gaun tidur Shiho melalui kepalanya. Shiho kini tidak mengenakan apa-apa. Shinichi takjub melihat betapa cepat tubuh Shiho berubah.

"Tidak begitu bagus lagi sekarang. Aku gemuk dan ada bekas luka,"

"Kau cantik Hime-Sama," ucap Shinichi seraya mengecup bekas-bekas luka itu satu per satu. Shiho menahan napas ketika Shinichi telah mencapai payudaranya yang kini membengkak.

"Sakit?" tanya Shinichi.

"Sedikit,"

"Mau kuhentikan saja?"

"Tidak,"

Hati-hati Shinichi mengecup payudaranya dan mengulum puncaknya dengan lembut. Shiho mendesah, ia membantu Shinichi melepaskan kausnya dan melucuti celananya. Sudah lama mereka tidak bersentuhan sejak Shiho sakit. Sekarang gairah itu sudah tidak terbendung lagi.

"Aku tidak mau menyakitimu Shiho,"

"Aku baik-baik saja," bisik Shiho seraya merangkul leher Shinichi.

Perlahan Shinichi memindahkan tubuh Shiho ke ujung tempat tidur dan menaruh beberapa bantal di punggungnya. Tanpa menindih perut besarnya, Shinichi mulai menghujaninya dengan ciuman. Bibir mereka saling berpagutan lambat dan dalam, sementara tangan Shinichi terus menggerayangi tubuhnya, meremas halus di titik-titik sensitifnya hingga mencapai kewanitaannya.

Shiho melengkungkan punggungnya saat melenguh nikmat. Shinichi mencumbunya lama, tanpa tergesa-gesa menggoda menaikkan gairahnya, menurunkannya lagi sebelum menaikkannya kembali, terus seperti itu berulang kali. Shiho tidak tahan ketika dirinya terisak memohon-mohon. Ia menarik pinggul Shinichi dan membuka pahanya lebih lebar, berharap Shinichi tidak mempermainkannya lebih lama lagi.

Shinichi berlutut saat memasukinya. Kedua tangannya memegang pinggul Shiho, menopang perut besarnya agar lebih stabil. Ia tidak menghujam dalam melainkan bergerak cepat berirama namun lembut hingga saraf-saraf Shiho tergelitik sensasi menyenangkan. Tangannya mencengkram lengan Shinichi yang bertopang di kasur. Tubuhnya menggelinjang hebat saat mencapai puncaknya. Shinichi menyusul klimaks tak lama kemudian. Kepalanya terkulai di perut Shiho, merasakan gerakan-gerakan bersemangat dibaliknya, meresapi kedekatan mereka bertiga semakin dalam.

***

Shiho sekarang lebih bahagia, tsunderenya nyaris kembali sepenuhnya. Kini ia sering bermain bersama Shinichi di kamar bayi, mengajari detektif itu untuk mengganti popok pada sebuah boneka. Latihan sebelum merawat bayi sungguhan. Mereka tertawa dan tergelak bersama-sama kalau Shinichi suka terbalik pada saat memakaikan popok.

Contract MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang