•Bab Kedua Puluh Empat•

35K 3.2K 118
                                    

Pagi ini, kami bangun lebih awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi ini, kami bangun lebih awal. Mas Bram membuatkan aku teh hijau dan membuatkan kopi pahit untuk dirinya. Kami sama-sama menikmati minuman di taman belakang.

Sedari malam, pikiranku benar-benar tidak bisa diam. Aku penasaran akan fakta yang diberikan oleh Zia. Awalnya aku bisa menahan untuk tidak berbicara, tetapi saat ini mulutku benar-benar gatal. Aku enggak kuat lagi untuk memendamnya. Demi memperlancar membuka topik itu, aku perlu untuk sedikit berbasa-basi.

"Mas," panggilku.

"Ya?" tanyanya dengan responsif.

"Kata Mama umur Mas Bram dua puluh sembilan, tapi aku lihat di KTP umurnya tiga puluhan yang benar umur berapa?"

"Tiga puluh satu."

Aku mengangguk. "Sebelum aku yang ngasih tahu. Aku minta Mas Bram jujur dulu. Sebenarnya Zia itu siapanya Mas?" tanyaku dengan alis yang menukik.

"Adik kelas."

Ya, benar sih. Enggak salah. Cuma, bukan jawaban itu yang aku harapkan.

"Lalu?"

"Dia masa lalu saya," aku memicingkan mata, lantas Mas Bram langsung membuang pandangannya, "apa yang terjadi di masa lalu saya, biar jadi masa lalu saya. Semua orang punya masalah lalu."

"Aku boleh tahu, nggak?"

Dia terdiam, kembali menoleh ke arahku lalu mengangguk. "Boleh, tapi kamu enggak boleh mengungkit lagi masa lalu orang lain. Cukup tahu saja tanpa menilai."

Serius. Aku semakin ketar-ketir. Takut kalau fakta yang diberikan Zia adalah suatu kebenaran.

"Apa iya, Mas Bram dulu saat SMA suka berselingkuh? Zia jadi salah satu kekasih gelap Mas Bram?"

Wajahnya terlihat kaget lalu beberapa detik kemudian kembali seperti biasa. "Semua orang pernah melewati jalan yang salah. Itu zaman saya masih nakal, Mitha. Hubungan anak SMA masih main-main."

Aku menggeser kursiku lebih dekat dengannya. "Jadi benar?" tanyaku meminta kejelasan.

"Iya."

Aku mengusap wajahku. Ya ampun. Suamiku mantan pria yang suka berselingkuh.

"Tapi semenjak saya lulus SMA, saya enggak pernah begitu lagi. Komitmen saya pegang teguh."

Aku mengangguk, setelah itu aku berusaha mengalihkan topik ke hal main. Ya, meskipun otakku tidak bisa fokus.

•••

Mas Suami
(Punyanya Mitha 😝)

Mas
09.00

Mas
11.20

Udah makan?
13.00

Mas jawab dong
13.56

Istri Manja Kesayangan Mas BramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang