Delapan Belas

2.4K 132 22
                                    

Embun Subuh menempel di celah kaca jendela rumah, sehabis menunaikan ibadah sholat Subuh Arda mulai menyapu rumah mulai dari belakang dapur, halaman belakang, dan diteruskan sampai ke depan rumah. Kemudian halaman depan rumah memang cukup berantakan karena daun-daun kering, mulailah Arda membereskan dengan perlahan meski pinggangnya sedikit sakit. Mungkin lelah tapi waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi dan dirinya harus selesai membereskan rumah,

Tapi alangkah geram Arda ketika melihat Doni sudah matahari terbit pun masih di atas tempat tidur. Pria itu masih tertidur lelap dan padahal masih adzan Subuh tadi Arda udah bangunin dia, tapi emang dasar setan banyak nempel jadinya Doni tidur lagi bukannya sholat. "Sayang!!! Bangun ih, udah siang itu, liat noh matahari udah mentereng begitu, kamu belom solat Subuh ih. Bangun!!!" Arda kembali ke kamar lagi, menyeret selimut dari tubuh Doni kemudian menepuk-nepuk tubuh pria itu berulang kali supaya bangun.

Hanya menggeliat berpindah posisi tidur, Doni masih memejamkan mata dan malah kembali menarik selimut yang ditarik Arda barusan. "Nanti ya Sayang, lima menit lagi." Suaranya parau dan bahkan Doni benar-benar ingin tidur lagi.

Bahkan Arda sampai geleng kepala melihat tingkah pria itu, "Nggak bisa begitu, ish! Sayang!" Arda melirih sambil mendengus kesal. "Bangun ih, udah siang ituloh liat matahari nya." Kali ini Arda menarik tangan Doni hingga pria itu bangun setengah badan di atas kasur.

Doni mengucek matanya, memeluk Arda dan mencium pipi kekasihnya itu. "Morning Sayang, I love you so much." Mencium pipi kanan, kiri, dan kening Arda, selepas itu Doni ingin merebahkan dirinya lagi namun Arda malah menarik pelan tubuhnya untuk keluar dari tempat tidur.

"Ayo bangun cepet Sayang, kalau nggak mau mandi mending kamu wudhu dulu itu biar melek matanya." Arda sabar banget mengahadapi kekasihnya itu, bahkan Arda menaruh handuk di pundak Doni dan menarik pria itu untuk masuk ke kamar mandi. "Sholat abis itu, buruan. Wudhu, jangan tidur." Lanjut Arda lagi yang berhasil membawa kekasihnya itu masuk ke kamar mandi.

"Iya Sayang, I love you." Doni berteriak dari kamar mandi, dia sangat tau betapa sayangnya Arda pada dirinya, sabar menghadapi dirinya yang memang malas terkadang untuk sholat. Beruntung Doni masih ada pikiran, sebaiknya dirinya cepat wudhu dan segera sholat Subuh.

Di luar Arda langsung ke halaman depan kembali untuk menyapu sisa-sisa daun kering, kemudian memindahkan kantung sampah yang ada di dalam rumah untuk dikeluarkan agar diambil oleh petugas kebersihan sore nanti. Bahkan Arda membersihkan kotoran kucing yang ada di pinggir pagar rumah, semuanya yang ia lihat kotor pokoknya dia bersihkan.

Nah dari kejauhan Doni melihat kekasihnya itu dari balik jendela, sebelum dirinya lekas sholat, betapa indahnya ia memperhatikan Arda kekasih pilihannya itu membereskan rumah dengan sukarela tanpa ia suruh padahal. Bergerak seolah menjadi kekasih yang sigap merawat keluarga dirumah ini dengan baik. Doni rasa keluarga kecil dirumah ini meski hanya berdua bakalan terasa sangat nyaman, "Sebaiknya aku Sholat." Hampir lupa, Doni melihat arah jarum jam menunjukkan pukul 06:47 pagi dan dirinya harus segera sholat Subuh, udah telat sebenarnya tapi daripada nggak samasekali, hal ini tidak boleh dicontoh karena tidak baik samasekali ya.

Kembali mulai mengepel lantai teras di depan rumah, kerjaan Arda kelar membereskan rumah setelah ini. Eh tapi belum semua, Arda harus mencuci pakaian dulu, untung tadi sebelum solat Subuh ia sudah menggiling pakaian di mesin cuci, jadi ia sekarang tinggal membilas dan mengeringkan saja. Beruntung di dunia ini ada namanya mesin cuci, kerjaan jadi cepat kelar yakan.

"Permisi, halo Nak."

Habis kelar mengepel teras, ternyata seorang nenek-nenek datang mendekati gerbang halaman rumah Arda, Nenek itu membawa sepiring kue cookies cokelat yang terlihat sangat enak. "Eh, halo Nek. Ada perlu apa ya? Maaf, lagi bersih-bersih, agak kotor rumahnya." Menjawab dengan sopan dan senyuman pastinya Arda ketika menghampiri Nenek tersebut, dia membuka pintu gerbang pagar agar Nenek itu masuk.

The Rebellion - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang