Delapan

2.6K 170 13
                                    

Malam hari setelah terdengar banyak suara jangkrik yang mulai bersahutan, bisa diliat dari kejauhan Arda menghampiri Hanum yang berada di dekat kolam renang belakang Villa, wanita itu hanya sedang berjalan-jalan saja sembari memikirkan sesuatu yang seharusnya masih jauh untuk dipikirkan. "Hanum?" Arda memanggil nama wanita itu lalu berjalan mendekatinya.

Hanum yang melihat sosok sahabatnya itu langsung tersenyum dan mereka mulai berjalan berdampingan sambil saling berpikir, entahlah, Arda mau bertanya sesuatu tapi tidak bisa secara terang-terangan kalau sekarang, mungkin nanti. "Arda..." Kali ini Hanum menyebut nama sahabatnya itu, "Gimana menurut kamu soal Kak Doni?" Tiba-tiba saja entah kenapa Hanum bertanya hal demikian. Pertanyaan itu malah semakin membuat Arda teringat kembali kalut dalam otaknya perihal masalah sikap seniornya itu terhadap dirinya sendiri. Hanum hanya penasaran saja, karena jujur sebagai sahabatnya juga Hanum ingin yang terbaik bagi Arda.

Memasang wajah sedikit masam dan terus bejalan mengiringi Hanum, pria itu masih saja belum menjawabnya. "Aku hanya berpikir kalau memang Kak Doni itu baik sama aku, belum lagi perlakuan temannya yang lain, menurutku semuanya baik." Jawaban Arda kali ini justru yang membuat Hanum gusar.

Iya benar, perlakuan antara Amar dan Doni memang sama-sama baik pada Arda. Nah, yang ingin Hanum tanyakan dan ingin tau adalah gimana perasaan Arda terhadap Doni terlebih dahulu, akankah pria ini bakalan ikut serius menanggapi perlakuan seniornya itu. "Aku rasa kau sedikit dalam masalah. Itu sih yang aku pikirkan." Ucapan Hanum kali ini malah membuat Arda sedikit mengerti maksudnya.

Dengan bibirnya yang sedikit bergetar untuk menjawab, Arda kembali tersenyum serta berusaha untuk menjawabnya meski belum tau juga jawabannya. "Aku rasa Kak Amar juga baik, kak Doni juga bisa dibilang lebih mengenal aku. Tapi jujur aku nggak bisa langsung tau harus memilih siapa. Terlebih aku juga masih bicara mengenai diriku ini, apakah aku harus benar-benar menyukai seorang pria atau mengubah seorang pria menjadi suka dengan aku..." Suara Arda bergetar, sungguh dirinya semakin bingung. "Artinya adalah aku hanya takut image kedua pria ini menjadi hancur karena hal yang bersangkutan dengan diriku." Lanjutnya lagi yang Arda harap Hanum bisa mengerti maksudnya.

Sambil menghela nafasnya Hanum mulai merasa bahwa sebenarnya Arda juga pasti dalam keadaan bimbang. Tidak memberikan pernyataan lagi, Hanum hanya bisa memeluk sahabatnya itu dari sebelahnya, wanita ini mulai menepuk pundak Arda beberapa kali bermaksud menenangkan sahabatnya itu. "Aku tidak menyalahkan siapa-siapa, hanya saja aku berpikir cinta adalah cinta. Apa yang kedua orang itu lakukan untukmu pastinya tulus. Kak Doni maupun Kak Amar, keduanya baik, hanya saja aku ingin tau pilihanmu. Tapi aku rasa itu tetap akan membuat kamu bakalan menyakiti salah satunya nanti."

Tentu saja, jika nantinya Arda memilih salah satu diantara Doni atau Amar, pastinya itu akan menjadi hal buruk untuk Genk mereka. Terlebih Hanum dan Arda tau kalau kedua pria itu kan bersahabat, jangan sampai cuman karena berebut Arda malah keduanya bisa pisah.

•••
•••
•••

Hal yang paling ditakutkan Arda adalah ketika mungkin saja ketika dirinya memilih antara Doni atau Amar, maka dirinya akan terjebak dalam ketidak nyamanan hati, mulai dari menjadi penghancur hubungan sahabat orang lain, sampai membuat dirinya sendiri merasa bersalah akibat membuat lelaki menjadi homoseks alias gay. Bukan, sebenarnya ini bukan salah Arda, hanya saja anak itu terlalu takut untuk mengambil langkah.

Malam harinya Arda duduk di atap sebuah villa, dirinya menikmati secangkir teh hangat yang ia buat sebelumnya. Mahasiswa/i lain masih sibuk dengan kegiatan masing-masing, entah itu belajar atau menggali informasi lebih lanjut. Arda hanya butuh waktu sendiri, dirinya berpikir sejenak melepas segala sesuatu yang sebenarnya bukan beban bagi dirinya. "Ahhhh..." Ujarnya setelah berhasil menyeruput teh itu kembali.

The Rebellion - BoyxboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang