Alcasta berlari kecil menuju kelasnya. Ia membuka pintu dengan kasar membuat beberapa pasang mata menoleh secara bersamaan. Ia mengedarkan pandangan seperti mencari sesuatu.
Ia hendak beranjak namun jalannya tertutup oleh seseorang.
"Berhasil?" tanya seseorang itu dengan nada menantang.
"Minggir," titah Alcasta dengan nada dingin dan ekspresi datar. Sepertinya virus Prisca sudah tertular.
"Dendam apa lo sama Prisca?" tanya seseorang itu kembali.
"Setau gue anjing penurut. Yang bebal cuma babi." Alcasta adalah manusia yang mudah sekali terpancing.
"Setau gue yang pecicilan cuma monyet." Haga, ya Haga yang berdiri dihadapan Alcasta. Tubuhnya yang tinggi dan berisi cukup menghalangi Alcasta yang tinggi namun kurus.
"Mau lo apa?" tanya Alcasta yang masih menahan diri untuk tidak menghabisi Haga. Ia merasa ada yang lebih penting daripada meladeni Haga.
"Prisca urusan gue. Jangan pernah ganggu dia!" ujar Haga dengan tegas.
"Sejak kapan lo jadi tameng dia?" tanya Alcasta meremehkan. Pasalnya dia yang berhak mengatur Prisca karena dia adalah kekasihnya.
"Akan gue pastikan gue punya hak untuk jagain dia!"
Entah kenapa ada rasa tidak rela saat mendengar ucapan Haga. Kenapa ia merasa ia merasa berhak atas Prisca dan tidak boleh direbut orang lain.
"Gue tunggu kabar itu." Lalu Alcasta menabrak kasar bahu Haga dan melenggang pergi. Ia menyusuri koridor Alundra. Alcasta terlihat mencari seseorang, apakah ke-tiga temannya?
Matanya memicing saat melihat seseorang. Ia berlari menghampiri dan berdiri tepat dihadapannya.
"Alca?" panggil seorang perempuan yang dihadapan Alcasta.
"Di mana Prisca?" tanya Alcasta.
"Gue masih belum dapat kabarnya," jawab Marva.
Tatapan Alcasta dan Marva seketika menuju ke arah gerbang sekolah. Ia melihat seseorang yang sempat dikabarkan hilang. Mereka hendak menghampiri untuk melepas rindu namun mereka urungkan.
Prisca, ya Prisca menjadi pusat perhatian seantero Alundra. Ia segera melepas pelukan di pinggang Alpha lalu turun dari motor ninja hitam.
Prisca merapikan roknya yang kusut. Alpha ikut turun dari motornya dan berdiri menghadap Prisca. Prisca menaikkan satu alisnya karena Alpha terus menatapnya.
Alpha berjalan satu langkah mendekati bahkan sangat dekat dengan Prisca. Ia merapikan rambut Prisca, "beautiful."
Cup!
Alpha mencium pipi kanan, kiri dan kening Prisca. Prisca tersenyum simpul lalu hendak beranjak pergi.
"Gak ada respon romantis sama gue!" protes Alpha membuat Prisca mengurungkan niatnya untuk beranjak. Bisa-bisa ngomel sampai lomba agustusan bapak-bapak hamil beneran.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARMHEART
Teen FictionSeorang Bad Boy yang bernama Diago Alcasta selalu membuat kerusuhan di kelasnya, membuat guru-guru di SMA Alundra malas mengajar kelas XI Ipa 2. Dengan masalah yang Alcasta buat, guru-guru selalu menyalahkan Prisca Birgitta yang menjabat sebagai ket...