CHP 14 - KERICUHAN

32 4 0
                                    

PRISCA antusias beranjak dari duduknya setelah tahu ini bukan ulah Bastard. Pikirannya tertuju pada Ragistic. Mereka pasti balas dendam karena ulah Alcasta yang menyakiti Prisca.

"Alpha!" teriak Prisca lalu berlari sekencang mungkin dan diikuti ke tiga sahabatnya.

Suara pekikan menggema di seluruh penjuru sekolah. Suara pecahan terdengar sangat jelas. Beberapa dari mereka menghancurkan kaca jendela dan pintu dengan balok kayu.

Sebagian lagi mencoret tembok dengan pilok bahkan kata-kata yang tidak pantas. Koridor sekolah hampir hancur. Mereka juga melempar lampu dengan batu.

"DIMANA PANGLIMA ALUNDRA!" teriak Leonard.

"BASTARD!" teriak Leonard kembali dengan sangat kencang.

Prisca berhenti di tepi koridor saat mendapati bahwa pengacau itu bukanlah adiknya. Ada satu tarikan nafas lega di dirinya. Namun, detik kemudian jantungnya kembali berpacu.

Tatapan matanya beralih melihat adiknya di ujung sana bersama ke tiga temannya.

Alpha berjalan menyusuri koridor untuk menghampiri kericuhan di tengah area sekolah.

Aura wajah menyeramkan menonjol akibat rahangnya mengeras serta sorot matanya tajam.

Suara sirine sekolah berbunyi membuat suasana semakin ricuh. Alpha yang membuatnya.

Leonard dan teman-temannya berhenti dan menoleh ke arah Ragistic. Itu bukan mangsanya.

Tapi, mereka terpancing karena aura menantang mereka.

"DI MANA ALCASTA! LO PASTI MINIONNYA MEREKA, KAN?" teriak Leonard di hadapan wajah Alpha.

"JAGA BACOT LO BANGSAT!" balas teriak Alpha dan mendorong Leonard dari hadapannya.

Terlihat Leonard sangat marah. Matanya memerah dan wajahnya merah padam menahan amarah.

BUGH!

Suara pukulan terdengar sangat kencang. Alcasta memukul Leonard dengan kursi kayu yang tidak terpakai sehingga langsung hancur begitu saja.

Belakang kepala Leonard sangat terasa sakit. Ia berteriak kesakitan sehingga mengundang teman-temannya untuk menghampiri.

Kericuhan kembali terjadi. Pukulan demi pukulan mereka lakukan. Bahkan mereka menggunakan benda disekitarnya untuk menghabisi lawannya.

Mata mereka tertutup bahwa saat ini berada di sekolah dan para guru menyaksikan.

Alcasta terus menginjak wajah Leonard yang mulai melemah akibat pukulan tadi. Darah mulai mengalir dari hidung Leonard dan tidak membuat Alcasta iba.

Dendamnya semakin membludak saat aksi diluar dugaan disaksikan oleh mata kepalanya. Ia yang ingin menguasai sekolah ini hampir sirna karena sekolahnya hampir hancur.

Alpha berada di bawah lawannya. Wajahnya dipukuli tanpa ampun sampai matanya tidak dapat dibuka.

Prisca yang menyaksikan itu tidak dapat menahan diri lagi. Ia langsung berlari menghampiri adiknya.

"Alpha!" teriak Prisca ditengah isakannya. Ia langsung menarik orang yang memukuli adiknya.

Tapi, tenaganya tidak sebanding sehingga Prisca di dorong dan langsung terbentur tembok dan terkena serpihan kaca.

Teriakan Prisca membuat Alpha memaksa kesadarannya dan sekuat tenaga mendorong lawannya.

Suara sirine kembali terdengar. Namun, kali ini bukan berasal dari sekolah melainkan mobil polisi yang memasuki area sekolah.

WARMHEARTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang