DERUMAN sang kuda besi membisingkan jalanan yang lumayan kosong. Dedaunan kering terlindas membuatnya beterbangan hancur. Pohon yang menjulang tinggi goyah akibat getaran tanah yang bergesekan dengan roda mesin.
Satu persatu motor ninja itu melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Tepat di sebuah perempatan mereka menarik rem membuat kendaraan yang mereka tunjangi berhenti mendadak secara bersamaan.
Motornya berbaris dengan rapi. Begitu juga dengan motor di seberang mereka. Sang pengendara sama-sama menatap dengan tatapan tajam.
"Turun!" perintah salah satu dari mereka. Ketiga temannya membuka helm full face lalu turun dari motornya.
Ragistic berjalan dengan gagah menghampiri Bastard yang masih setia menunjangi motornya.
"Pinggirin motor butut lo!" sungut Alcasta.
"Taruhannya adalah darah untuk minggirin motor butut gue," ucap Alpha dengan nada menantang.
Yash! Ragistic berhasil memancing amarah Bastard. Mereka tahu kelemahan Bastard, mudah sekali membangkitkan emosi mereka.
Alcasta turun dari motornya dengan segera lalu berdiri tepat dihadapan Alpha, "berapa harga darah lo?"
"Siapa yang paling banyak meneteskan darah. Dia yang paling rendah harganya," ucap Alpha.
Alcasta tersenyum smirk lalu langsung menghantam pipi Alpha hingga tersungkur. Begitu juga dengan teman-temannya saling menghabisi satu sama lain.
Bunyi tulang yang diadukan terdengar begitu jelas. Pukulan demi pukulan disertai emosi yang membara membuat mereka begitu brutal.
Alcasta yang berada di atas tubuh Alpha terus menghabisi tanpa ampun. Wajah Alpha hampir saja tidak dikenali akibat luka lebam yang membengkak serta darah yang mengalir dengan deras.
Mata Alcasta tertutup oleh emosi. Tidak ada ampun dan rasa iba untuk musuhnya. Dimatanya, ia ingin menang.
Ketiga teman Alcasta tersungkur tidak berdaya sedangkan ketiga teman Alpha langsung memisahkan Alcasta dari tubuh Alpha.
"Tanya sama bocah so' jagoan itu. Siapa yang harganya paling rendah!" teriak Alcasta.
KAMU SEDANG MEMBACA
WARMHEART
Fiksi RemajaSeorang Bad Boy yang bernama Diago Alcasta selalu membuat kerusuhan di kelasnya, membuat guru-guru di SMA Alundra malas mengajar kelas XI Ipa 2. Dengan masalah yang Alcasta buat, guru-guru selalu menyalahkan Prisca Birgitta yang menjabat sebagai ket...