Seorang Bad Boy yang bernama Diago Alcasta selalu membuat kerusuhan di kelasnya, membuat guru-guru di SMA Alundra malas mengajar kelas XI Ipa 2.
Dengan masalah yang Alcasta buat, guru-guru selalu menyalahkan Prisca Birgitta yang menjabat sebagai ket...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebuah sepasang kaki sedang melepas sepatu dengan caranya. Bahkan sepatu yang lumayan rusak itu semakin rusak akibat diinjak secara bergantian.
Kaki yang tinggal terbalut kaus kaki itu berjalan gontai menginjak lantai. Tidak lama sepasang kaki itu tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Tubuh yang memiliki tinggi 168cm dan berat 70kg itu ambruk di atas karpet kasar.
Beberapa orang yang menggunakan seragam menahan kepalanya agar tidak terbentur lantai. Satu dari mereka membawakan segelas air putih untuk memberi sedikit tenaga.
"Dimana kakak gue," racau Alpha.
Venus dengan sigap memegang dahi Alpha. Suhu tubuhnya sangat tinggi membuat Venus khawatir. Raksa langsung mengambil air kompresan untuk menurunkan suhu tubuh Alpha.
"Kita lagi lacak keberadaan kakak lo," ujar Gavin.
Alpha berontak hendak berdiri, namun di tahan oleh Venus dan Raksa.
"Prisca marah kalau liat lo kayak gini, Al!" bentak Venus seraya sedikit mendorong tubuh Alpha agar kembali berbaring.
"Terus gue diam aja? ngebiarin kakak gue di mana. Udah makan atau belum, dijahatin orang atau nggak, tidur semalam di mana, lebih parahnya masih hidup atau ..." Alpha tidak sanggup melanjutkan kalimatnya. Ia menangis sembari menutup wajahnya.
"Lo tenang di sini. Gue cari Prisca dan sebelum gue dapat gue gak akan balik," ujar Venus lalu berdiri bersiap diri.
"Gue masak dan lo harus makan," ujar Raksa dan ikut berdiri lalu menuju dapur.
"Gue beliin lo obat. Lo tunggu di sini! kalau mau apa-apa panggil Raksa." Gavin meraih kunci motornya lalu beranjak pergi.
Alpha hanya mengangguk pasrah seraya tersedu-sedu. Ia sampai tidak bisa mengungkapkan rasa terima kasih kepada ke-tiga temannya. Bukan teman, melainkan keluarga.
Bagi seorang Alpha yang tidak punya keluarga. Mempunyai teman baik adalah keluarga untuknya. Hingga Alpha tidak ingin mencari tahu di mana keluarganya, di mana orang tuanya.
Tidak lama kemudian Raksa membawakan semangkuk sayur bayam.
"Gak di suapin juga, kan?" celetuk Raksa berusaha menghibur Alpha.
Alpha tersenyum sangat hangat lalu mulai menyendok sayur buatan Raksa yang menurutnya sangat enak dan pas di lidah Alpha.
"Jangan banyak pikiran, Al. Nanti malam lo turnamen. Ingat, hadiahnya buat beliin hape Prisca." Raksa meraih ponselnya dan memulai latihan untuk turnamen nanti malam.
"Venus pasti akan bawa Prisca, kan?"
"Kalau bohong bakar aja rumahnya," jawab Raksa membuat Alpha terkekeh.
Beberapa menit kemudian Gavin kembali membawa kantong plastik berisi beberapa obat.
"Sesudah makan semua." Gavin melemparkan kantung plastik lalu ikut latihan seperti Raksa.