"Raja kemana sih kok gak keliatan beberapa hari ini." Gisella berdecak kesal sembari melihat Arloji ditangan kanannya.
"Kangen lo sama, Raja?." Celetuk Varrel, ia sembari mengunyah permen karet pemberian Ken kemarin.
"Idih najis." Gisella menggeliat dengan menampakkan ekspresi jijik.
Varrel terkekeh, memang anak muda jaman sekarang tuh kalau suka sama seseorang lebih memilih dipendam dibanding mengutarakan rasa cinta.
Nanti kalau dia sudah bersama orang lain baru deh nyeseknya berasa.
Motor Kawasaki berwarna hijau dan putih terlintas didepan Varrel dan Gisella.
Ia Amaartha bersama Ken berada di boncengan nya. Varrel diam mengamati Amaartha dan Gisella sibuk memandangi wajah tampan Ken.
Setelah Amaartha membantu Ken turun dari motornya, Ken segera berlari bergabung dengan Varrel dan Gisella. Amaartha menggelengkan kepalanya sembari tersenyum.
"Dasar bayik." Gumamnya pelan.
"Lo, semua, tumben, berangkat pagi." Kata Amaartha, hatam banget sama kelakuan sahabatnya yang suka telat masuk sekolah.
"Jelas anak rajin." Gisella berlagak menyombongkan diri.
"Kemarin aku liat Sella masuk ruang Bimbingan konseling." Kata Ken polos.
Amaartha dan Varrel menahan tawanya lalu Amaartha mengusak gemas rambut Ken. "Bayi emang gak bisa berbohong, guys."
Gisella rolling eyes. "Dahlah masuk aja yok."
"Gass!."
.
.
.
.
.
.
.
"Ken sayang, ayo siap siap, udah waktunya check up."
Ken yang sedang melukis itupun memberhentikan aktifitasnya. Menatap manik Dayana dengan tatapan sendu.
"Lagi bun?."
Dayana tersenyum, jemarinya terangkat mengelus surai Ken. "Iya dong, Ken, kan setiap 3 minggu sekali."
Ken menunduk, menaruh kuas pada tempatnya. "Boleh gak kalau Ken berhenti, check up?."
"Katanya jagoan bunda satu ini pengen sembuh, kok, malas-malasan." Dayana mencolek hidung Ken.
"Ken pernah bilang ke bunda, kalau Ken mau, sembuh, demi bisa jadi pendamping hidup Ama. Kalau Ken malas-malasan Ama mana mau sama Ken."
"Tapi Ken capek bunda, dari kecil selalu bolak balik rumah sakit tapi gak ada hasilnya hiks hiks. Kenapa Tuhan berikan aku sakit bunda?." Ken berkata panjang lebar dan mengeluarkan isakannya.
"Tuhan tau kamu itu kuat, dan. Tuhan tau kamu cinta sama Ama, bunda percaya Ama itu miliknya Ken dan Ken miliknya Ama."
"Jangan nangis, Ama paling gak suka melihat tangisan kamu, sekalipun itu tangisan bahagia. Air matamu berhaga untuk Amaartha."
.
.
.
.
.
.
Ken dan Amaartha dua manusia yang tak bisa terpisahkan, keduanya selalu bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Childish Boyfriend [TAMAT] ✓
Fiksi Remaja[DON'T PLAGIAT] (HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU) •••• Ken si laki-laki pengidap Kardiovaskular dipertemukan oleh gadis bersifat tegas yang tidak menyukai drama kehidupan. Ken akan selamanya menjadi orang paling spesial dihidup Amaartha, paling dipri...