AUL#24

1.3K 119 8
                                    

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan pintu membuat atensi Dea teralihkan. Ia meletakkan mainan Lisa di lantai.

"Sebentar, ya. Mama buka pintu dulu, Lisa lanjut main aja sama Vano, Vino."

"Iya, Ma."

Dea berdiri dan berjalan menghampiri pintu lalu membukanya, menampilkan seorang wanita paruh baya tersenyum padanya. Dea sedikit tertegun melihat siapa yang berada di hadapannya saat ini.

"Ibu?"

Dea langsung memeluk ibunya, rindu yang sudah ditahannya sekian lama akhirnya dapat tersalurkan. Dea tidak menyangka ibunya akan datang ke Jakarta untuk menemuinya.

"Pie kabarmu, Ndok?"

Mendengar suara ibunya yang lembut, membuat air mata Dea mengalir begitu saja di pipinya. Yah, ibu yang selalu ada dan selalu membelanya di saat Dea mengalami hal yang paling sulit.

"Kabar Dea baik, Bu. Ibu gimana?"

Ibu Sri melerai pelukannya, memegang kedua pipi Dea.

"Ibu kangen banget sama kamu. Ya ampun, anak wedok ibu ini kenapa tambah kurus? kamu makan nggak teratur, ya."

Dea tertawa kecil, perhatian dari ibunya memberi kehangatan pada hati Dea. Sudah lama sekali ia tidak merasakan perhatian ini dari ibunya.

"Dea makan teratur kok, Bu. Ibu tenang aja, Dea sehat dan baik-baik aja."

"Kita masuk dulu, ya, Bu. Ngobrolnya di dalam aja, Lisa kayaknya juga kangen sama ibu."

Ibu Sri dan Dea pun masuk ke dalam rumah. Saat berada di dalam, ibu Sri melihat dua anak laki-laki yang tidak di kenalnya. Ibu Sri pun menghampiri mereka.

"Waah, Lisa udah punya temen, ya sekarang."

Mendengar suara yang tidak asing lagi, Lisa langsung menoleh dan mendapati neneknya sudah berada di dekatnya. Lisa langsung menghambur kepelukan neneknya.

"Mboook. Lisa kangeeenn."

Ibu Sri mengelus lembut rambut Lisa. "Mbok juga kangen sama Lisa. Udah besar ya sekarang cucuk mbok."

"Mbah kung mana mbok?" tanya Lisa saat tidak melihat suami dari neneknya itu.

"Mbah kung nggak bisa ikut, mbah kung harus jagain sapi di kampung. Nanti kapan-kapan mbok aja mbah kung buat ketemu Lisa, ya."

Lisa mengangguk semangat. "Mbok, kenalin, ini temennya Lisa. Namanya Vano sama Vino, wajah mereka mirip, Lisa seneng banget punya temen yang wajahnya mirip."

Vano sama Vino menyalami tangan ibu Sri. Ibu Sri berfikir, anak seusia mereka tanpa di suruh mau menyalami tangan orang yang lebih tua. Didikan orang tua mereka sangat baik, Lisa beruntung mendapatkan teman seperti mereka.

"Pinter, ya. Saya neneknya Lisa, panggil mbok aja ya. Seperti Lisa panggil saya mbok."

"Iya, Mbok." ucap Vano dan Vino serempak.

Ibu Sri mengeluarkan sebuah kotak makanan dari dalam tasnya.

"Ini mbok bawain keripik buah kesukaan Lisa, dimakan ya sama temen-temennya."

"Waahh. Makasih, ya, Mbok."

Lisa mengambil makanan itu dan memberikannya pada Vano dan Vino. Melihat mereka yang lahap memakannya, ibu Sri pun pergi menghampiri Dea yang tengah berada di dapur.

"Kamu nggak usah repot-repot nyiapin ibu minuman. Ibu bisa ambil sendiri kok."

Dea membalikkan badannya dan membawa segelas teh untuk ibunya kemudian meletakkannya di atas meja.

Ayah untuk LisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang