• Bab 12 - Tamu Tak Diundang

1.5K 247 22
                                    

Satu menit telah berlalu, namun keheningan masih menyelimuti sepasang insan yang saling berpandangan. Manik Lucius seakan terkunci oleh manik Alicia yang penuh keseriusan. Dia nya mencoba menganalisa raut wajah Alicia, namun dirinya tidak mampu menebak raut wajah serta maksud dari ucapan Alicia. Sehingga dirinya hanya bisa menerka-nerka.

Apa maksud nya? Apakah dia berpikir bahwa aku akan meninggalkannya? Apakah dia akan pergi? Apakah-

“Pft, hahahaha.”

Pertanyaan yang berkecamuk dalam pikiran Lucius terhenti tak kala ketika Alicia tiba-tiba tertawa, sambil memegang perutnya. Membuat Lucius diam dengan alis menukik tidak paham.

“Hahaha. Maafkan aku Luci. Namun ekspresi serius mu selalu membuatku terpikat, hahaha.”

Lucius memandang Alicia yang tertawa dalam diam. Dirinya dipermainkan oleh sang istri. Meski begitu, pertanyaan tersebut telah terlanjur dia pikirkan, hingga membangkitkan kekhawatirannya yang telah terpendam. Tidak lama tawa Alicia telah reda. Dia memandang pria itu dengan senyum mengembang.

“Sungguh Luci, aku hanya bercanda.”

Lucius masih diam lalu menghela nafas. Tangan kekar nya menarik tubuh Alicia agar jatuh pada pelukan Lucius. Dia membenamkan kepala pada ceruk leher sang istri. Alica menerima pelukan tersebut, dia pun membalas pelukan sang suami.

“Jangan ucapkan kata-kata itu lagi dan berjanjilah… kau akan selalu ada bersama ku.” Serius Lucius.

Ucapan Lucius seakan memberi sengatan kecil pada Alicia. Hingga tanpa sadar dia hampir meremas pakaian pria tersebut. Alicia menjawab dengan nada lembut, “tentu saja. Aku akan selalu bersama mu, Lucius.”

Tanpa disadari, sebuah rencana telah tersusun dalam benak mereka masing-masing. Rencana yang mungkin akan mengguncang kehidupan mereka dan kehidupan bagi banyak orang.

⊛⊛⊛⊛⊛⊛

Alicia kini sedang memperhatikan penjelasan Elias mengenai silsilah keluarga tiap bangsawan setelah pelajaran etika. Berhubung besok dirinya akan menghadiri pesta teh milik viscountess Daffodil.

Sebenarnya Alicia tidak mengerti kenapa Nyonya Daffodil mau mengirimkan nya undangan teh. Padahal Alicia sendiri belum kembali turun dalam pergaulan sosialita. Sehingga Alicia perlu mencari tahu, karena dia sendiri memiliki prasangka menarik.

Tiap detik kalimat penjelasan keluar dari Elias, tiap detik juga Alicia berusaha mengingat dengan baik.

“Benar juga, baru-baru ini saya mendengar kabar bahwa Tuan Muda Duke Glodius akan segera kembali setelah ekspedisi selesai.”

Perkataan Elias membuat Alicia sedikit penasaran. Sebelum dia bertanya, Elias menambahkan, “ekpedisi menuntaskan para penjarah di perbatasan utara. Salah satu perbatasan terdekat yang menghubungkan negeri Lyster dengan negeri Caspia. Yang Mulia Raja berencana membangun sebuah jalur kereta untuk perjalanan antar negeri yang dapat menghemat waktu.”

Mendengar nama Negeri Caspia, Alicia mengingat sesuatu. “Bukankah aku berasal dari sana?”

“Iya anda benar Nyonya.” Elias mengangguk, “Negeri Caspia adalah negeri para bangsa Elf. Dengan ciri khas rata-rata mereka adalah rambut berwarna perak, terkecuali pemimpin mereka rambut putih salju.”

Mulut Alicia membentuk ‘O’ dan melanjutkan menulis mengenai itu. Hingga tatapannya berubah kaget, dia menatap kembali menatap Elias yang sedang menatapnya juga. Senyum Elias bisa menjadi jawaban. Alicia mengumpat dalam hati.

Ternyata Alicia Castilion Achilles adalah anak dari Raja bangsa Elf. Ini semua akan semakin rumit.

Dia pikir membohongi dan menipu semua orang disini dengan menjadi Alicia sudahlah cukup, ternyata dirinya melakukan itu pada dua negeri sekaligus. Bahkan rencana itu, mungkin saja akan terhambat.

The Secret of DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang