"Dimana istriku saat ini?" Tanya rendah Lucius memandang kepala pelayan dengan tatapan hewan buas yang siap mengoyak mangsa, mengalirkan sensasi dingin pada sekujur tubuh kepala pelayan yang bersimpuh. Bahkan di masa senja sekarang, dia seakan melihat pencabut nyawa nya datang lebih cepat di balik tubuh Tuannya.
Setelah semua urusan selesai di jalur pembangunan rel kereta, Lucius langsung memacu kuda secepat kilat tanpa mengingat bahwa dia kesana menggunakan kereta kuda. Perjalanan yang memakan waktu satu hari dari sana, dengan gila Lucius memacu kuda seorang diri hanya selama setengah hari.
Namun ketika sampai, harapan Alicia menyambutnya runtuh. Bahkan saat dirinya telah mencari keseluruh ruangan, dia tidak mendapati istri nya dan hal tersebut menimbulkan keributan di kediaman.
Disaat Lucius hampir menghancurkan pintu gudang yang dimana Alicia pasti tidak akan ada disana, kepala pelayan datang terengah mengejar Tuan nya dan memberitahu bahwa Nyonya Duchess tidak berada disini. Hal tersebut membuat Lucius tidak dalam perasaan yang baik.
"Nyo-nyonya mendapat undangan teh dari Duchesss Glodius, Tuan." Glek, kepala pelayan menelan ludah kasar. "Sa-saya-"
Belum selesai bicara, Lucius langsung pergi menuju kuda nya berada. Lalu kembali menunggangi kuda secepat angin menuju kediaman Glodius.
⁰ o ⁰ ⁰ o ⁰
"Tidak! Tidak! Tidakk, peli salju tidak boleh pelgiiiii!" teriak Zella memeluk erat pinggang Alicia dengan mata berkaca siap merajuk.
Alicia yang berniat pulang karena sudah hampir sore, ditahan oleh Zella. Gadis kecil itu berkata masih ingin bersamanya hingga besok. Sebenarnya Alicia tidak masalah, namun mengingat tamu spesial akan datang malam ini, dia tentu harus pulang.
"Zella, Nyonya Duchess juga sibuk. Dia harus segera kembali sebelum hari semakin malam." Ucap Luke yang dibalas gelengan kepala Zella cepat hingga surai panjang berwarna seperti bunga lilac nya bergerak mengikuti gerakan kepala.
Alicia bersimpuh mensejajarkan diri dengan Zella. Terlihat manik hijau pastel yang bundar lucu milik Zella berkaca- sedih dirinya akan pulang, membuat hati Alicia merasa tergelitik.
"Tuan Putri Zella, peri ini harus kembali kepada teman-temannya." Sebelah tangan terangkat mengelus pucuk kepala Zella, "kita akan bertemu dilain waktu dan menghabiskan waktu lebih lama."
Sayang, gadis kecil ini tidak tergoyahkan sama sekali.
"Tidak! Zella tidak ada teman belmain selain Nanny. Ayah dan Ibu selalu sibuk, begitu juga Kak Luke, Zella ingin ada teman belmain! Hueee." Rengekan nya berganti tangis.
Akhir-akhir ini semenjak proyek kereta penghubung antar kerajaan tersebut, Luke harus turun langsung kesana menjaga proyek agar tetap berjalan tanpa kendala dari serangan monster serta hewan buas mengingat musim dingin akan tiba. Serta dia juga harus mengurus beberapa tikus kecil yang bergerak kesana-kemari memanfaatkan situasi tersebut.
Beruntung Duke Achilles telah bergerak lebih cepat menginvestigasi sebelumnya, sehingga pekerjaan lebih ringan. Ekspedisi yang cukup melelahkan. Dan itu juga menyita waktunya bersama Zella.
Luke menatap Zella yang masih menangis dalam pelukan Alicia. "Zella..." gumam Luke.
"Alicia!"
Derap kuda serta teriakan dari seorang pria yang sangat familiar bagi Alicia membuat dirinya menatap sumber suara. Lucius. Alicia menggigit pipi bagian dalam.
Dia memang ingat hari ini Lucius akan pulang dan seharusnya sampai keesokan hari. Namun, ini diluar perkiraan, dia tiba lebih cepat. Membuatnya harus memikirkan cara lain untuk bertemu tamu spesial.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret of Duchess
Fantasía[On-going] [Bukan novel terjemahan] [Follow me untuk notif update selanjutnya] Arsella Marsille. Aktris cantik yang sukses berkarir dalam industri film, harus menerima kenyataan, jika dirinya masuk kedalam tubuh milik seorang wanita bangsawan. Disaa...