• Bab 22 - Gelang Pasangan

254 40 0
                                    

Sesuai dengan perkataan Lucius. Selama satu hari ini berada di pasar wilayah Viscount Adler, Lucius mengikuti semua kemauan Alicia.

Lalu untuk keamanan dan kenyamanan Alicia, Lucius hanya menempatkan dua ksatria dengan salah satunya ksatria Matheo ̶ ksatria yang mengawal Alicia saat pergi menuju kediaman Glodius. Lucius memberi perintah untuk menjaga dari jarak jauh karena dia ingin Alicia merasa lebih nyaman.

Alicia yang sejak tadi menunggu kesempatan ini tentu tidak akan menyia-nyiakannya. Sepanjang mereka menyusuri pasar, dia terus menyeret Lucius kesana-kemari dengan semangat untuk melihat setiap barang yang dijual.

Saat singgah di salah satu tenda pedagang, terkadang Lucius harus melingkarkan lengan pada pinggang Alicia agar tenang atau tidak terjatuh.

Dia juga harus selalu mengawasi Alicia karena wanita itu sangat cepat berpindah tempat dari satu penjual ke penjual lain. Membuat Lucius bertanya-tanya apakah istrinya tidak kesulitan bergerak gesit saat mengenakan gaun diatas tumit itu?

Lalu paling terakhir Lucius wajib memegang erat tangan Alicia. Karena tadi saat dia lengah melihat kearah lain, Alicia sudah pergi jauh ke ujung tempat penjual menjajakan sebuah bros berornamen.

Ini membuat Lucius berpikir jika dirinya sedang mengasuh seorang anak kecil dibandingkan dengan berjalan-jalan sebagai pasangan suami-istri.

Meski begitu, dirinya ikut senang melihat senyum manis Alicia yang terus mekar bagaikan bunga di musim semi mengisi harinya. Bahkan semakin dia perhatikan, senyum yang mekar nan manis itu semakin indah disaat tawa lembut mengalun bagai senandung lagu merdu di telinga Lucius.

Lucius tersenyum tipis, dia kembali melingkarkan tangan pada pinggang Alicia disaat istrinya sedang melihat-lihat sebuah gelang. Dari ekspresi serius nya hingga alis berkerut, nampaknya Alicia tertarik pada gelang-gelang itu.

"Sepertinya kau tertarik dengan semua gelang ini." ucap Lucius melihat Alicia yang meraih gelang dengan hiasan manik hitam ditengahnya.

"Namun cukup sulit memilihnya karena semua gelang ini bagus," keluh Alicia menyimpan kembali gelang yang dilihat dan mengambil gelang lain. Alicia mengerjap, lalu mendongkak waswas kearah Lucius. "Luci, kau tidak akan memberikan semua gelang ini, 'kan?"

Penuturan Alicia membuat Lucius tergelitik. Dia tentu menangkap apa maksudnya, "aku hanya akan membeli apa yang kamu mau. Terkecuali jika kau ingin semua gelang ini."

"Oho ho ho, kalian adalah pasangan manis yang pernah saya lihat." Tawa wanita tua penjual gelang bermata sipit dengan wajah hangat setelah memberi pujian.

Alicia yang mendengar itu entah mengapa merasa malu dia hanya tertawa canggung. Sedangkan Lucius asik melihat ekspresi malu Alicia yang tidak menyadari bahwa telinganya memerah malu.

"Saya memiliki gelang khusus yang nampaknya cocok dengan Tuan dan Nyonya. Astaga dimana ya gelang tersebut. Saya selalu lupa jika menyimpan barang langka, makanya anak saya selalu menceramahi saya, ho ho ho." Ucap wanita tua penjual yang mencari barang dalam sebuah peti.

"Oh astaga, ho ho ho. Ini dia gelang cocok untuk pasangan manis ini. Gelang dengan bola unik berwarna campuran antara merah muda dengan biru. Ini merupakan gelang yang jarang daerah kami produksi karena kesulitan yang tinggi." Ucap wanita tua penjual gelang memperlihatkan dua gelang yang tersimpan dalam sebuah kotak kecil.

"Gelang ini berpasangan. Legenda daerah kami mengatakan jika kedua belah pihak wanita-pria mengenakan gelang ini, niscaya hubungan mereka akan erat hingga kapanpun, ho ho ho."

Penjelasan mengenai gelang ini rasanya seperti seorang marketing profesional yang Alicia sering lihat pada media sosial. Namun jika melihat gelang ini, rasanya Alicia bisa mengakui bahwa gelang ini memang indah.

Gelang ini memiliki hiasan bola kecil dengan campuran biru dan merah muda yang cemerlang. Lalu rasanya setiap warna nya akan ikut bergerak jika gelang tersebut bergerak, namun warna yang berbeda itu tidak tercampur sama sekali. Walaupun tali gelang ini sederhana berwarna hitam, namun dapat menonjolkan bola kecil tersebut.

"Apakah kau ingin gelang itu?" Tanya Lucius memastikan.

"Apakah aku boleh?" Pertanyaan kembali Alicia lontarkan.

Lucius mengeluarkan sekantong kecil berisi beberapa emas dan memberikannya pada wanita tua penjual tersebut.

Wanita tua penjual terkejut, "astaga, ho ho ho. Tuan, anda memberikan saya uang yang sangat banyak."

"Itu bayaran untuk dua gelang ini, pekerja yang membuat gelang dan pujian anda." Tutur Lucius mengambil kotak kecil berisi gelang tersebut. Wanita tua itu tertawa dan mengucapkan terima kasih.

Lucius mengangkat tangan kanan Alicia dan tangan lain mengambil gelang tersebut. Kemudian dia pakaikan gelang tadi pada pergelangan tangan istrinya. "Apapun yang kau inginkan akan aku berikan. Bahkan jika kau menginginkan gelar atau nyawa ku, akan aku berikan, Istriku." Kemudian mengecup punggung tangan Alicia.

Dada Alicia sesak. Dia tidak suka ini. Dia harus segera menemukan jawaban untuk penghilang rasa bersalah untuk penipuan yang dilakukan.

Alicia tersenyum dan mengambil gelang lainnya, lalu memakaikan pada pergelangan tangan kiri Lucius. "Luci, kau tidak harus mengorbankan nyawa saat kuminta. Nyawamu bukan hak ku. Jadi tetaplah ada hingga kapanpun." Alicia membawa tangan Lucius untuk membelai pipinya.

Kedua mata Alicia terpejam seakan menikmati belaian tersebut, namun batinnya berkata lain. 'Sebelum menemukan jawaban akhir, aku harus menghapus dua hama pengganggu di istana terlebih dahulu. Secepatnya.'

Lucius dan Alicia sudah pergi kembali untuk berkeliling. Meninggalkan wanita tua penjual tadi yang sedang duduk diam sambil terpejam.

Tidak lama kemudian, kedua mata wanita tua penjual itu terbuka, "astaga aku tertidur. Oh, astaga, sekantung uang darimana ini? apakah tuan Viscount memberikan uang secara percuma kepada tiap pedagang? Seharusnya aku menyapa Tuan bukannya tidur. Astaga bodohnya wanita tua ini." Ucap wanita tua tersebut tidak mengingat sama sekali kejadian sebelumnya.

༻◦◦◦◦◦༺

Hola!
Selamat malam!
Maaf saya baru update sekarang, padahal saya janji Rabu malam untuk update (⁠'⁠;⁠ω⁠;⁠`⁠)
Ini karena dari kemarin saya terlalu lelah oleh kelas dari pagi hingga sore dan belum termasuk dengan tugasnya.

Lalu saya baru menyadari bahwa banyak anak-anak saya yang terlupakan seperti Thalia, Elias, Matheo, Zella, Luke, dan Putra Mahkota alias Wilhem (meski saya malas mengakui Wilhem adalah salah satu anak saya #plak)

Serta hidden character yang belum saya bahas kembali. Oh, astaga, betapa pelupanya saya dengan mereka (⁠╥⁠﹏⁠╥⁠)

Namun perlahan-lahan saya akan mengembalikan eksistensi mereka. Lalu mari kita mulai masuk ke tahap selanjutnya cerita ini yang mungkin cukup 'waw'(?)

Baiklah, sampai disini dulu.
Semoga kalian tetap mengikuti TSOD dan jangan lupa vote, comment juga share ♡⁠(⁠Ӧ⁠v⁠Ӧ⁠。⁠)

Adios~

-26 Mei 2023

The Secret of DuchessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang