Selesai mandi aku melihatnya masih makan. Aku ingin bertanya, apakah dia ingin mempunyai anak? Apakah sudah waktunya?
Aku menghela nafas dan menggeleng. Pusing jika terus kupikirkan. Aku pergi ke kamar untuk mengganti baju, namun saat aku sedang mengeringkan rambut, dia masuk kamar lalu mengganti bajunya. Aku mengerutkan kening, "mau kemana?" Dia menoleh sambil tersenyum "jalan yuk, udah lama kita ga pacaran"ucapnya sambil tersenyum lebar
Sepertinya ajakan dia menarik, daripada pusing dan stres lebih baik kami berdua keluar rumah untuk menikmati udara malam. Kami pergi ke sebuah taman dimana dulunya kami pertama kali bertemu.
"Hahh.. sudah lama ya?"ucap yunho sambil menatap kearah langit. Hening tak ada obrolan, yunho menoleh kearahku dan mendapati aku yang sedang melamun.
Dia menjentikkan jarinya didepanku "jangan melamun, bahaya loh.. entar kesambet"ucapnya diakhiri tawa, matanya tak sengaja menangkap penjual gulali. Dia menarikku kearah penjual itu. Tapi anehnya kenapa dia hanya beli satu?
"Kok cuma beli satu?"tanyaku yang tengah kebingungan
"Hm.. kan ini bisa berdua?" Aku menatapnya kesal sambil berkata 'dasar modus' namun dia hanya tertawa lalu merangkul bahu ku.
Kami berjalan sebentar sekitar 20 menit lalu istirahat di sebuah warung. Dia memesan dua mie kuah dengan dua teh hangat.
Dia menatapku seperti menunggu sesuatu, terlintas dipikiranku tentang ucapan tante ku. "Yun.."
"Iya??"
"Kamu.. ada kepikiran pengen punya anak?"
"Anak?um.." aku memutus kontak mata dan menatap kearah lain, canggung dan sedikit takut. Biasanya kami tidak mengobrol tentang hal ini.
"Aku ingin punya anak, tapi tergantung kamu.. jika kamu belum siap gausah dipaksa"ucap yunho dengan santai sambil meminum teh hangat yang baru saja datang
"Gimana kalo saat kita pulang, kita bikin?"
UHUK!
Yunho memukul dadanya dan mencoba memahami perkataan istrinya. "H-hah? M-malam ini?"
"Iya, kenapa? Takut?" Yunho menatap kearah lain dan aku bisa melihat telinganya yang memerah. "U-um..aku.. tidak takut"ucapnya
"Serius?? Mau coba disini?"tanyaku sambil tersenyum aneh dan membuat yunho kaget
"Ehhh??? Sejak kapan istriku jadi liar begini" ucapnya sambil mencoba menjauh ketika aku mulai mendekatinya "y-y/n.. kita masih ditempat umum.."
"Aku tidak peduli"ucapku lalu memeluknya dan mulai mencium lehernya, dia berteriak dan mencoba menjauhkanku dari lehernya
"Y/n!!"
****
Pagi hari..
"Ughh--"
"Morning!" Yunho terbangun kaget saat melihatku didepan wajahnya. Namun lebih kagetnya lagi saat merasa tubuhnya dingin, dia menyibak selimut, dan melihat tubuhnya tidak memakai pakaian.
"Tu-tunggu apa yang kita lakukan semalam?"
"Hmm.. perasaan kamu ga mabuk, kenapa bisa lupa?"gumamku yang diakhiri tawa saat melihat wajah yunho mulai panik dan memerah.
Ingatan-ingatan kecil terlintas dikepala yunho tentang semalam..
Brak!
"Yun.."
Laki-laki itu tampaknya tidak peduli lagi dengan istrinya yang terus meminta berhenti. Dia sudah seperti beda orang, "a-aku hanya bercanda-- ugh.."
Yunho berhenti mencium leher gadis itu dan menatap tajam "gimana rasanya jadi aku saat itu? Aku terus memohon padamu untuk berhenti. Sekarang biar aku yang membuatmu memohon padaku."
"H-hey! Yun!"
Srak!
Yunho merobek baju gadis itu tanpa peduli tentang harga baju itu. Dia langsung menggendong istrinya dan membawanya ke kamar.
Mengingat itu membuat yunho malu, dia menutup wajahnya yang memerah "maafkan aku y/n.. aku terlalu kasar semalam"ucap yunho dengan tidak enak hati.
"semalam kamu benar benar agresif yun"ucapku sambil tertawa kencang. Dia cemberut dan langsung memelukku lalu menyembunyikan wajahnya dileherku "aku malu, berhentilah menggodaku.."ucapnya lalu aku tersenyum sambil mengelus kepalanya, dia mendongak untuk menatapku lalu berbisik sambil tersenyum "Love u babe"
KAMU SEDANG MEMBACA
[ATEEZ X Y/N]
Kısa Hikaye(Tentang y/n dengan member ateez, dan berbagai cerita.)