Bab 46 Bioskop

80 83 11
                                    

Hay gais?

"Terkadang kegembiraan mu adalah
Sumber senyum mu, tapi terkadang
Seyum mu menjadi sumber kegembiraan mu"

Raihan cessar wiliam

✨Reading✨

Setelah pulang sekolah tadi Rara
Langsung pulang ke rumah.
Pikiran masih melayang layang
Tentang dia bolos tadi.

"Gimana kalo nanti, Mama tau kalo
Aku bolos pasti marah banget sama
Aku" batin Rara sambil menggigit
Bibir bawah nya.

"Ra, Rara" panggil Mami Kania dari
Luar.

"Iya Ma" saut Rara lalu berdiri
Membukan pintu untuk Mama Kania.

"Mama tadi datang pemberitahuan
Kalo kamu enggak masuk ke kelas
Pelajaran pertama" ujar Mami Kania
To the poin.

"Gimana nih, aku jawab apa dong"
Batin Rara sambil memainkan kuku
Jari jari nya.

"Kalo Mami tanya jawab kamu,
Tadi pembelajaran pertama ke
Mana" tanya Mami Kania tersulut
Emosi.

"It... u, Ma a.. ku ke__" belum sempat
Rara menyelesaikan pembicaraan
Nya seseorang dari menelepon
Mami Kania.

Tin tin tin.
Suara telpon dari HP Mama Kania.

"Hallo jeng, apa kabar tumen
Nelpon jam segini" tanya Mami Kania.

"Gini, jeng itu loh kamu jangan Marahin Rara ya, sebenarnya yang
Ngajak Rara bolos itu Raihan"
Ujar Mami Putri.

"Maaf banget ya Jeng, aku udah
Marahin Raihan kok, sekali
Lagi maafin Raihan ya Jeng"

"Iya jeng, gak papa kok"

"Makasih ya jeng sekali lagi
Minta maaf" ucap Mami Putri

"Iya jeng"

"Makasih ya, jeng atas pengertian
Nya udah dulu ya jeng aku mau,
Lanjut marahin Raihan dulu biar
Engga kebiasaan bolos sekolah"

"Iya Jeng"

Tit.

"Siapa yang nelpon Ma" tanya Rara
Hati-hati.

"Bunda Putri, Mama udah tau semua
Nya lain kali kamu jangan bolos
Lagi" tegas Mami Kania ke Rara.

"Iya Ma"

"Mama cuma enggak mau kamu nanti
Jadi pemalas Ra,niat Mami baik
Kok ke kamu" ujar Mami Kania.

"Iya Ma, aku tau kok"

"Sekarang kamu makan terus
Langsung belajar, Mama mau ke
Resto dulu" balas Mami Kania
Keluar dari kamar Rara.

Sedangkan di lain tempat Raihan
Sedang di marahi oleh Bunda
Putri.

"Ini, nih efek yang keseringan main
Game jadi lupa waktu" ujar Bunda
Putri bergelagak pinggang.

"Maaf, Bud Raihan enggak akan
Ulangin lagi" balas Raihan dengan
Entengnya.

"Jangan iya, iya aja Bunda enggak
Butuh perkataan yang Bunda
Butuh perubahan kamu"

"Iya Bu Raihan janji enggak akan
Ngulangin lagi" ujar Raihan.

"Maafin Raihan ya Bun" ujar Raihan
Dengan tulus memang dia tidak
Suka jika melihat Bunda nya marah.

"Iya" balas Bunda lalu pergi.

Rara [ Proses Penerbitan ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang