16. MEMBUKA HATI

50 10 10
                                    

Waktu berlalu bagaikan angin, lembut dan tidak terasa. Kupikir aku dan Milan benar-benar sudah terputus karena kami tidak pernah bertemu lagi. Tapi perpisan itu tidak berlangsung lama, kami kembali di pertemukan oleh seorang teman bernama Vero. Aku kembali mengulangi hal yang sama dengan Milan. Berboncengan di bawah guyuran hujan.

Jika aku tidak salah ingat pertemuan kami selalu diawali dengan turunya hujan. Suara gemericik tetesan hujan membasahi bumi menjadi alunan melodi. Mengiringi perjalanan yang penuh kebisuan. Bukan karena tidak ada yang ingin dikatakan tetapi karena sibuk menengakan hati dan pikiran yang bergemuruh, bersahut-sahutan ingin aku menyampaikan kisah mereka padanya.

Malam ini aku memutuskan menghubungi Milan. Meskipun sangat canggung setelah sekian lama tanpa kabar serta kesan terakhir yang kutunjukkan kurang baik. Aku yang menghilang dan kini aku juga yang ingin kembali memulainya. Tidak tahu malu, tapi aku tidak punya pilihan. Jika bukan hari ini mungkin aku tidak akan memiliki kesempatan memperbaiki kesalahan di lain waktu.

"Milan, ini aku Kirana. Kamu tidak sakit kan?" tanyaku dalam pesan singkat.

Lama sekali pesan itu tidak dibalas. Aku menunggu dengan gelisah. Bahkan ketika aku memutuskan tidur dan berhenti mengharapkan balasan darinya mataku tidak bisa terpejam. Kubuka kembali halaman chat, masih belum dilihat juga. Ini sudah lewat jam 9 malam mungkin Milan sudah tidur.

Kali ini aku benar-benar mencoba tidur meskipun sangat sulit aku berusaha dengan keras. Aku terus membolak-balikan badan tidak terasa sudah tengah malam. Karena besok ada ulangan aku yang biasanya tidak pernah belajar jadi rajin. Kubaca beberapa materi yang menurutku sangat membosankan tapi akan lebih membosankan kalau tidak melakukan apa-apa.

Selang beberapa saat tiba-tiba ponselku berbunyi menandakan sebuah pesan masuk. Segera aku membukanya dan entah apa yang terjadi aku tiba-tiba tersenyum membaca pesan dari Milan.

"Syukurnya aku masih sehat, padahal pengen demam sedikit biar besok ada alasan gak masuk."

"Maaf balas pesan malam-malam, kamu pasti sudah tidur. Maaf deh kalau jadi bangunin."

"Aku baru selesai main games, sekarang aku ngantuk banget. Selamat malam, tidur yang nyenyak jangan mimpiin aku."

"Selamat tidur, terimakasih udah nganterin tadi. Besok aku bawain nasi goreng (waktu itu kamu bilang suka)," balasku.

Karena tidak ingin melihat balasan dari Milan aku segera mematikan data seluler kemudian pergi tidur.

Aku malu mengakui perasaanku yang mulai menaruh hati padanya. Aku tahu itu bukan cinta. Itu merupakan takdir antara kami yang saling melengkapi satu sama lain.

TREAT ME LIKE A QUEEN [ COMPLETED ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang