Setelah kejadian Delima yang hampir mendorongku dari atap. Aku sedikit menjauh darinya. Namun, karena ingin mencari alasan agar tidak pulang bersama Milan aku pun sengaja berjalan di samping Delima. Ia menatapku sinis sama seperti kemarin.
Aku tidak tahu apa salahku kenapa ia berubah dingin. Dulu kami bisa dibilang cukup dekat sampai jadi teman berbagi cerita. Lebih tepatnya hanya dia yang bercerita aku hanya mendengarkan. Tapi, tiba-tiba berubah memusuhiku sampai ingin mencelakaiku. Aku jadi takut dan berpikir terlalu jauh apa ada salah yang tidak sengaja aku perbuat.
"Kamu lebih senang kan Bayu dengan Tasya dari pada denganku."
Aku menatapnya sejenak lalu kembali menatap jalan yang akan kulewati. Aku tahu sekarang apa masalahnya tetapi aku pun tidak punya solusi. Aku masih belum bisa menatap Delima. Ia pikir hanya dirinya yang patah hati padahal aku pun merasakan hal yang sama.
Namun, kalau dilihat dari sudut pandang Delima aku baik-baik saja. Delima tidak pernah tahu seberapa besar aku menaruh harap pada Bayu. Cerita apa saja yang sudah kami buat di sekolah ini. Ia hanya tahu kalau aku bahagia dikejar Milan.
"Itu tidak benar, aku tidak mendukung siapapun."
"Kalau tidak mendukung kenapa kemarin kamu pulang bareng mereka."
"Itu tidak sengaja, lagi pula kemarin aku tidak jadi naik bus."
"Bener, Del. Kemarin Kiran pulang dengan Milan," ujar Sofia membelaku.
"Beneran?"
"Bener dong."
Milan tiba-tiba muncul di belakang membuat kami kompak berteriak karena terkejut.
"Sekarang pulang bareng juga, kan?"
"Aku pulang bareng mereka, jangan ganggu aku hari ini, please?" pintaku.
Tanpa mengulur waktu Milan langsung menyetujuinya. Ia tersenyum lalu mengelus puncak kepalaku. Aku malu sekali apa lagi melihat Sofia dan Delima menatap penuh drama. Aku segera menurunkan lengannya dari kepalaku.
"Baca sendiri, jangan berjamaah apa lagi keras-keras."
"Idihhh, yang masih anget."
"Gorengan kali ah anget."
Kan apa aku bilang Delima san Sofia kompak meledekku. Lagi pula surat apa lagi ini? Bukankah tadi pagi ia sendiri yang menyuruhku menunggu sepekan lagi. Memang orang aneh.
Maaf mengirim catatan ini tiba-tiba. Aku baru saja mendengar kabar kau sudah tahu soal gadis, racun dan susu strawberry. Perlu kau ketahui bukan aku pelakunya. Bukan aku yang membuat hidupnya hancur. Gadis itu bukan kekasihku, dia hanya tetangga sebelah rumahku.
Kami cukup dekat setelah beberapa kali bertemu di lapangan basket di komplek perumahan kami. Gadis itu selalu terlihat murung jadi aku mencoba berbicara dengannya. Tidak kusangka dia menceritakan masalahnya padaku. Dia terjebak pergaulan bebas dan kau pasti sudah bisa menebak apa yang terjadi.
Dia lahir dari keluarga terhormat. Kedua orang tuanya sangat menjaga nama baik mereka. Akan tetapi, mereka lupa mengajarkan semuan itu pada putrinya. Dia bingung bagaimana mengatasi masalah itu karena pacarnya tidak mau bertanggung jawab. Aku bilang akan membantunya berbicara pada orang tuanya tetapi dia tidak sabaran.
Hari itu minggu pagi. Semua orang sedang menikmati waktu libur. Aku bermain basket di lapangan bersama Netra dan Rama. Gadis itu datang dan duduk di pinggir lapangan. Dia memperhatikan kami cukup lama dengan wajah lesu tetapi masih sempat tersenyum dengan bibir pucatnya.
Kami beristirahat sebentar dan menyapanya. Dia menyodorkan susu strawberry padaku. Aku menolak karena tidak suka dan dia pun tersenyum. Rama berniat mengambil susu tersebut tetapi Gadis itu menggeleng.
"Tidak boleh, kamu tidak lihat kemasannya sudah kubuka."
"Lalu kenapa kamu memberikannya pada Milan?"
"Hanya menawarkannya saja, kalau dia mau aku akan mengambilkan yang baru."
Kami pun lanjut bermain. Sesekali kami menoleh kearahnya melihat apa yang sedang dia lakukan. Dia tersenyum seolah baik-baik saja. Dia meminum susu itu perlahan tanpa kami tahu sudah dia tambahkan sianida di dalamnya.
Aku sangat menyesal mengingat hari itu. Aku tidak bisa melakukan apapun dan aku tidak tahu betapa sakitnya dia. Satu jam setelah nyawanya terpisah dari raga kami baru sadar. Kami pikir gadis itu tertidur sembari bersandar di bangku ternyata dia sudah meninggalkan kami.
Karena aku pernah gagal menjaga temanku, aku benar-benar merasa bersalah. Aku takut kau jatuh cinta dengan orang yang salah. Aku takut kau terluka dan pergi meninggalkanku sama seperti dia. Maaf karena aku terus menganggumu setiap kali kau berusaha dekat dengan Bayu atau pun Haikal.
Aku tahu mereka laki-laki baik. Tapi, aku tidak mau kau terluka karena mereka ada bukan dihadirkan untukmu. Perlu kau tahu juga, orang-orang yang sering memperhatikanku tak berarti mereka menyukaiku. Mungkin saja mereka tahu tentang hal ini dari teman SMP ku.
Setelah kematian itu aku sering dibicarakan di sekolah. Mereka mengira aku yang menghancurkan hidup gadis itu dan aku juga yang memberikan susu beracun itu. Orang tidak akan langsung percaya meski aku mengatakan kebenaran, selalu ada cara untuk menyangkal pembelaanku. Mereka bilang karena papaku jaksa aku terhindar dari kejahatan yang kuperbuat. Kenyataannya mereka tidak tahu kisah sebenarnya.
Setelah membaca surat itu aku pergi menemui Milan. Ia sudah tidak ada di parkiran. Sepertinya dia sudah pergi ke festival di Perpustakaan Daerah menjaga stan cendol Nana Caffe. Aku pun mengejar Sofia dan Delima yang sudah jauh.
"Katanya mau bareng Milan," ujar Sofia.
"Sudah tidak ada."
"Karma orang suka jual mahal," cela Delima.
![](https://img.wattpad.com/cover/286809865-288-k654196.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TREAT ME LIKE A QUEEN [ COMPLETED ]
Novela JuvenilSedikit cerita tentang masa remaja. Ketika gadis pemalu bertemu dengan pemuda yang dipenuhi kasih sayang dan perhatian. Kirana yang keras kepala dan kekanak-kanakan dengan Milan pemuda yang memberikan perhatian tanpa meminta balas budi.