°nb : 27

1.9K 275 105
                                    

NORMAL POV

Dalam waktu dua minggu, Jeffrey terus di hantui rasa penasaran, perihal alasan mengapa Dahyun memilih berhenti dari kuliah dan pulang ke negara asalnya.

Sialnya rasa penasaran itu tak dapat ia dapatkan jawaban,karena rumah keluarga Patterson di kosongkan. Jeffrey yakin jika Mark,satu-satunya keluarga Patterson yang diyakini masih ada di Washington menyembunyikan sesuatu perihal Dahyun dan sengaja mengosongkan rumah agar dia tak bisa melacak.

"Damn,kenapa aku tak bisa tenang sebelum memastikan Dahyun baik-baik saja." gumamnya pada diri sendiri.

Meja ruang pribadinya di dalam mansion penuh dengan kertas berisi coretan asal yang selalu dia lakukan jika sedang cemas.

Tak lama dari situ, pintu terbuka, siapa lagi yang berani memasuki ruang pribadinya secara langsung kecuali istrinya,Ros—ah ralat, Selena.

Dengan senyuman yang senantiasa terpatri jika bertemu Jeffrey, perempuan itu membawakan segelas teh dan menaruhnya di meja Jeffrey.

Dengan wajah tanpa dosa Selena duduk di paha Jeffrey,mengalungi kedua lengannya di leher pria yang belakangan ini terlihat cemas itu.

Satu tangan Selena beralih menyentuh wajah Jeffrey dan mengelusnya,seakan menandai bahwa wajah yang sedang dia pegang adalah hak miliknya. Selena yakin,suatu saat Jeffrey akan bertekuk lutut padanya tanpa nama Rossie, dan ketika itu terjadi maka Selena akan merasa bahwa seluruh dunia ada ditangannya, ia tak perlu Mark atau Hendery lagi, yang ia perlukan hanyalah Jeffrey, pria yang berhasil membuatnya jatuh cinta untuk pertama kali.

Mata mereka saling berpandangan,dan saat itu juga Selena mendaratkan bibirnya pada bibir Jeffrey. Awalnya hanya menempel,namun lama-kelamaan Selena memberanikan diri untuk mengajak bibir Jeffrey bergerak walaupun dia sama sekali tak pernah melakukan ini.

Jeffrey yang masih agak shock dengan serangan bibir itu,lama-kelamaan mulai memejamkan matanya,dia agak kaget,permainan bibir dari perempuan yang ia ketahui sebagai Rossie sangat amatir dan terkesan tak sabaran,seakan baru pertama kali ingin menyelesaikan ciuman secepatnya.

Sampai akhirnya,Jeffrey mulai beraksi, saat itu juga Selena melenguh karena cengkraman di rahangnya terasa seperti cekikan,dan Jeffrey mulai menggigit bibir Selena yang belum terjamah pria.

"Argh"

Selena merintih ketika rasa sakit akibat gigitan Jeffrey terasa,menghadirkan rasa darah pekat.

Selena reflek memukul dada Jeffrey agar memberinya nafas tapi naas Jeffrey malah mencakar lehernya agar diam.

Setelah merasa cukup,Jeffrey menghentikan kegiatannya dan tersenyum. "Kau tidak bisa menahannya."

Dan Selena tau,nada itu adalah nada remehan yang membuatnya tak suka, karena itu dia memasang wajah sendu dan kembali memeluk Jeffrey, "Jae,kita bisa melakukannya dengan lembut kan? K-kau b-bisa pelan-pelan."

"Rossie, jangan memaksakan diri."

"Aku ingin melakukannya denganmu." nada Selena merendah,namun Jeffrey sama sekali tak menggubrisnya, malah pria itu menurunkan Selena dari pangkuannya dan pergi keluar tanpa sepatah katapun.

Selena memegangi bibirnya yang berdarah,"Tidak Jeffrey,aku bukan Rossie atau gadis jalang itu. Aku yakin bahwa aku bisa menyembuhkan kelainan sialanmu itu,kita harus memiliki rumah tangga senormal mungkin." ujar Selena,yang mulai berkhayal tentang kehidupannya dengan Jeffrey di masa depan.

Begitu keluar, dari atas Selena bisa melihat Jeffrey yang menghampiri Minki di bawah. Tatapan Selena menajam saat melihat bocah berumur 6 tahun itu begitu manja pada Jeffrey.

°newbond [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang