°nb : 34 (NC)

3.4K 264 75
                                    

WARN🔞 : sex, sadism

NORMAL POV

Ketika membuka mata dari tidurnya, Dahyun mendapat mood yang sangat baik. Dia selalu tersenyum riang dan tertawa seperti orang gila.

Semenjak semalam itu, hal yang paling sering ia pandangi adalah bingkai foto yang berada di dalam kamar Minki. Bingkai itu adalah satu-satunya bingkai yang terdapat wajah Jeffrey diantara puluhan bingkai bergambar seram yang ada didalam mansion.

"Ah aku pasti sudah gila." gumamnya saat melihat figura Jeffrey yang sedang tersenyum sembari menggendong Minki saat masih bayi.

Kejadian semalam masih sangat terasa dalam ingatannya,dengan bantuan obat perangsang yang awalnya dia sangka bir,Dahyun sama sekali tak ingin menyalahkan itu.

Dan di sinilah Dahyun, berdiri menghadap jendela besar di ruang tamu. Menatap setia air hujan yang jatuh dari langit. Dahyun memeluk dirinya sendiri, membayangkan betapa dinginnya di luar sana.

Di belakangnya, ada Beatrice yang sedang mengupas buah-buahan serta Minki yang sedang belajar dengan guru privatnya.

Dahyun yang tengah termenung langsung menegakkan tubuhya, dan melihat serius ke depan. Ke arah sebuah mobil yang perlahan masuk ke halaman. Dahyun menerbitkan senyum simpul di wajahnya. Ia sudah tak sabar ingin Jeffrey yang sudah meninggalkannya selama 5 jam. (maklom efek bucin)

"Welcome, Master." Beatrice berdiri,menyambut kedatangan Jeffrey, diikuti oleh guru privat Minki yang ikut membungkuk memberi sapa pada Jeffrey.

"Hm" jawab Jeffrey seadanya,dia lalu mengecup kening Minki yang mengusap kepala putranya yang sedang fokus belajar itu.

Jeffrey lalu berjalan pelan menuju sofa single, dan setiap langkahnya, membuat batin Dahyun protes tak terima. Kenapa Jeffrey tak menghampirinya? Mengapa Jeffrey justru mengambil sebuah buku di bawah meja dan membacanya begitu saja tanpa menatapnya.

Senyuman dibibir Dahyun langsung meluntur, "Apa yang kuharapkan darinya. Aku masih di sini karena sedang mengandung anaknya."batinnya.

Dahyun pun mendesah berat dan kembali membalikkan tubuhnya menghadap jendela—membelakangi Jeffrey yang tengah duduk di sofa.

"Apa yang kaulakukan di sana?" tanya Jeffrey yang membuyarkan lamunan Dahyun.

"Melihat hujan." jawab Dahyun sendu,tanpa berbalik ke arah Jeffrey.

"Kau memang belum dewasa." Jeffrey melonggarkan dasinya. "Dahyun!" panggilnya tegas.

"Hm?"Dahyun menyahut dengan gumaman singkat seraya membalikkan tubuhnya menghadap Jeffrey yang berdiri jauh di depannya.

Bukannya merespon Dahyun kembali, Jeffrey kini menatap ke arah pria yang sedang mengajar Minki."Mr.Fredy, kupikir pembelajaran Minki cukup sampai di sini saja." Jeffrey berkata dengan nada mengusir yang sangat sopan.

Mr. Fredy pun mulai membereskan barang-barangnya. Saat itu Jeffrey langsung memberi kode pada Jackson untuk mengantar guru privat Minki itu.

Lalu mata Jeffrey beralih ke Beatrice. "Beatrice,bawa Minki ke kamarnya." setelah mengatakan itu Jeffrey memberi kode memakai tangan agar Beatrice mengunci kamar Minki. 

Melirik ruang tengah yang kini kosong,Dahyun merasa dia pasti akan ikut di usir juga, namun baru saja ia melangkah, suara Jeffrey menginterupsi

"Kau, tetap di sana." Dahyun menunjuk Dahyun seraya berjalan cepat menghampiri perempuan itu.

Sret

Dengan gerakan cepat, Jeffrey membalik tubuh Dahyun. Membuatnya menghadap jendela. Halaman depan yang basah karena hujan adalah pemandangan Dahyun sekarang. Jeffrey yang berdiri di belakangnya menekan tubuh Dahyun pada kaca jendela yang besar.

°newbond [M] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang