Bagian 9 (Bagian 2)

2.5K 347 262
                                    

Danu duduk dibangku depan Anjani, dan memposisikan duduknya menghadap Anjani
"gue akan cerita sama kalian sejauh apa yang gue tau" kata Danu sambil menatap Laura, Sari dan Anjani bergantian.

Anjani, Laura dan Sari menatap Danu serius. Danu mengatur nafasnya beberapa kali

"jadi sebenernya bang Dika itu kakaknya Dita" kata Danu

Anjani, Laura dan Sari membelalakan matanya terkejut

"terus, kok bisa sampe nekat bawa Laksana. Emang dia salah apa?" tanya Anjani dengan suara bergetar

"kalian masih ingat kalo Dita nangis-nangis katanya dia ditidurin sama Laksana?" tanya Danu yang dijawab anggukan kepala oleh ketiganya

"jadi cerita sebenernya, waktu itu Laksana mabuk karena dia kalah taruhan jadi dia harus minum banyak. Kebetulan ada Dita disana yang bawa mobil jadi gue minta tolong sama dia untuk anterin Laksana" kata Danu

"wait. Dita? Seriously? Anak sepolos Dita ada ditempat kalian?" sahut Sari tidak percaya

"Dita emang keliatannya aja polos disini. Tapi dia tiap malem selalu nongkrong bareng kita, sama bang Dika juga. Karena mereka udah gak punya orang tua, jadinya Dita selalu ngikutin bang Dika kemanapun"

"ya akhirnya karena kebiasaan itu, Dita juga sering terjun ke dunia malam. Sama kayak kita" jelas Danu

"Laksana juga pernah cerita sih sama gue" imbuh Anjani

"ihh... Jadi cuma gue sama Sari yang gatau" sahut Laura sambil memanyunkan bibirnya

"oke gue lanjut. Dita dari dulu udah demen banget sama Laksana, sejak SMA kalo gak salah. Jadi, dia mesti ngikutin kemanapun Laksana pergi. Bahkan kuliah dan ambil jurusan juga diikutin sama dia"

"waktu Laksana mabuk itu, dia cerita sama gue kalo dia lupa kejadian semalam ngapain aja. Yang dia tau pagi-paginya Dita udah tidur telanjang aja di samping dia"

"gue yakin bang Dika kemari karena gak terima Dita, adik satu-satunya itu disakitin. Jadi dia minta Laksana tanggung jawab sama perbuatannya" kata Danu

Braaaakkk..
Anjani menggebrak mejanya seraya berdiri dengan emosi "gabisa gitu dong, Laksana kan gak salah apa-apa Dan. Ini semua jebakan Dita supaya dia bisa dapetin Laksana" katanya

Sari menghampiri Anjani lalu mengelus pundaknya "sabar Jani" katanya

"waah gue gak nyangka sih Dita sampe segitunya. Gue kira dia anak baik-baik loh" sahut Laura ikut kesal

"tapi kalian tenang aja, gue yakin kalo Laksana baik-baik saja. Bang Dika gak mungkin nyakitin dia. Mau gimana pun, Laksana adalah orang yang dicintai sama adiknya itu" kata Danu

Danu berdiri dari duduknya lalu menepuk-nepuk pundak Anjani "gue harap lo sabar, kita tunggu kabar dari Laksana" katanya lalu kembali ke bangkunya.

*****

Malam harinya, Laksana pulang ke rumahnya dengan keadaan lusuh dan tubuh yang semakin kurus.

Sasa yang setiap hari menunggu Laksana langsung memeluk adik semata wayangnya itu.

"yaa ampun San, lo kemana aja" katanya sambil menangis

Laksana tersenyum dan mengelus punggung Sasa "sorry, udah buat lo khawatir kak" lirih Laksana

Ayah Laksana yang mendengar suara anaknya itu langsung berlari menghampiri mereka.

"ayah, Laksana udah pulang" kata Sasa

Plaaaaakkk
Ayah Laksana menampar dengan keras pipi anak bungsunya itu

"gatau malu!! Selalu saja kamu bikin masalah" kata Ayah emosi

Laksana (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang