Bagian 16

2.4K 334 59
                                    

Laksana mengajak Anjani untuk pulang, karena saat itu sudah tidak ada lagi kelas.

Dengan motornya, Laksana mengantarkan putri itu kembali ke istananya.

Anjani memeluk erat tubuh Laksana yang memboncengnya, seakan takut jika Laksana akan direbut orang.

Laksana terkekeh melihat tingkah kekasihnya itu yang sukanya nempel mulu, tapi dia juga menyukainya.

Saat itu langit tiba-tiba mendung dan rintikan hujan perlahan-lahan turun hingga hujan semakin lebat.

Laksana menghentikan motornya di halte pinggir jalan, karena tidak mau jika kekasihnya itu nanti akan basah kuyup, meskipun mereka juga dalam keadaan sedikit basah sih.

Mereka duduk berdua dihalter itu, ditemani dengan suara hujan yang begitu syadu dan menenangkan.

Ting..
Ponsel Anjani berbunyi, dia buru-buru mengecek ponsel yang ia simpan di tasnya.

Laksana juga mendongakan kepalanya ingin mengintip isi chat yang Anjani terima.

Anjani yang melihat dari ujung matanya jadi tersenyum geli karena Laksana yang cuek ternyata bisa posesif padanya.

Anjani memeluk lengan Laksana lalu bersandar dipundaknya, kemudian menujukan ponselnya

"ini dari mama. Katanya mama sama papa lagi pergi ke Palembang lagi untuk nyelesaiin kerjaan mereka" kata Anjani sambil menscroll layar ponselnya

"oh oke" jawab Laksana bersikap sok cuek padahal aslinya kepo banget

"San" panggil Jani sambil menatap kedepan dan memainkan air hujan dengan tangannya

"hm?" jawab Laksana sambil melihat jalanan yang sudah tertutup tirai air hujan

"thanks ya, udah milih aku dibanding Dita"

Laksana tersenyum tipis "iya sama-sama" jawabnya

"emangnya kamu gak takut ntar foto-foto kamu disebarin sama abangnya Dita?"

Laksana menghela nafasnya mendorong tubuh gadis itu agar dapat melihat wajahnya "itu resiko yang harus gue ambil, saat gue melangkah untuk bersama lo. Dan gue siap apapun yang bakal terjadi ke depannya, gue gaakan lari dan gue gaakan sembunyi lagi Jan"

Anjani menatap haru kekasihnya itu "aku juga gaakan lari lagi, aku mau temani kamu dan kita akan hadapi ini sama-sama" ucap Anjani sambil menggenggam tangan Laksana

Laksana tersenyum lalu membelai wajah Anjani, sesekali juga mengaitkan rambut gadis itu ke belakang telinga agar Laksana dapat melihat dengan jelas wajah cantik Anjani.

Dia mulai mendekatkan wajahnya ke arah Anjani. Anjani menutup matanya seolah mengerti tujuan dari Laksana.

Nafas keduanya sudah memburu, jantung mereka sudah berdegup dengan kencang bahkan bisa-bisa copot seketika.

Anjani bisa merasakan wajahnya menghangat karena nafas Laksana mengenai wajahnya.

Tapi kemudian Laksana menghentikan aksinya karena Anjani menyipratkan air hujan ke wajahnya.

"sekarang kita satu sama" ucap Anjani tertawa puas lalu berlari ke tengah hujan

Laksana mengusap wajahnya dengan kesal "ANJANIIII" geramnya

Lalu menangkap Anjani dan ikut hujan-hujan bersamanya, kemudian Laksana memeluknya erat.

Anjani juga membalas pelukan Laksana yang terasa hangat meskipun tubuhnya sedang diguyur oleh hujan.

"i love you Jan" ucap Laksana

"i love you too San" sahutnya sambil membenamkan wajahnya di pelukan Laksana

Laksana (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang