Bagian 22

2.8K 317 122
                                    

"operasi dok? Kenapa?" tanya Sasa syok

Dokter itu tersenyum "bukan operasi besar kok mbak, hanya operasi ringan karena ada beberapa bagian yang harus dijahit. Terutama dibagian belakang kepalanya" ucapnya

Anjani, Sasa dan Danu menghela nafas lega "syukurlah" kata mereka

"baiklah, saya aku melakukan penanganan secepatnya. Permisi" kata Dokter lalu masuk kembali ke ruangan UGD

"Jani!!"
Anjani menoleh ke sumber suara lalu dia menatap sinis yang memanggil namanya

"Jani kamu gapapa nak?" tanya papa sambil mengecek wajah anaknya dan tubuh anaknya

"Jani, maafin mama nak" sahut mama sambil menitikan air mata

Mata Anjani sudah berkaca-kaca namun tatapannya masih marah

"mama papa puas sekarang?" ucap Anjani sinis

"Laksana udah terbaring lemah disana. Karena lindungin Jani pa ma. Tapi kalian larang Jani untuk berhubungan sama dia, padahal Jani cinta sama dia" imbuhnya dengan emosi namun ditahan oleh Sasa

"Jani, tenang ini rumah sakit Jan" kata Sasa lembut sambil memegang lengan Anjani

"apa maksud kamu?" tanya papa bingung

"mama. Mama udah tau hubungan Jani sama Laksana, tapi mama dan papa paksa Anjani untuk tetap jalan sama laki-laki brengsek itu. Asal papa mama tau, Anjani udah dipegang-pegang sama dia, bahkan hampir diperkosa. Itu kan orang yang kalian bangga-banggakan?" kata Anjani dengan suara bergetar

"Laksana yang selama ini lindungi Jani dari lelaki brengsek kayak Brian dan Rangga yang berani lecehin Jani. Laksana udah banyak menderita untuk Jani. Tapi kalian menolaknya seakan-akan dia sampah"

"Jani sayang sama Laksana pa ma, tolong kalian bisa terima hubungan kita" kata Anjani melemah

Papa mengusap wajahnya kasar, dan mama hanya menangis sesegukan. "kamu tau perasaanmu itu melawan Tuhan Jani" kata papa

"Jani tau pa, tapi perasaan ini gabisa di kontrol. Dia muncul begitu saja. Apakah jatuh cinta itu sebuah kesalahan? Kalo salah, kenapa Tuhan ciptakan perasaan ini?" lirih Anjani

"arrrgggh" teriak papa frustasi lalu pergi begitu saja

Mama berusaha mendekati Anjani lalu mengelus lengan Anjani "maafin mama nak, ini semua salah mama. Andai saja waktu itu mama lebih ngertiin kamu, mungkin kamu atau Laksana gak sampai mengalami kejadian ini" kata mama sesegukan sambil mencium pipi Anjani

"mama akan coba bujuk papa tentang hubungan kamu sama Laksana. Kalo memang ini pilihanmu. Jika Laksana yang bisa buat kamu bahagia, maka mama akan ikhlas melepaskanmu pada Laksana" kata mama

Anjani membulatkan matanya seolah tak percaya dengan ucapan mamanya, lalu ia memeluk mamanya "makasih ma" katanya

Mamanya mengelus belakang kepala Anjani dan punggungnya "iya nak. Jika Laksana sudah berkorban sampai seperti ini, maka dia bener-bener sayang sama kamu dan bisa jagain kamu. Jadi mama yakin untuk mempercayakan kamu padanya"

Anjani melepas pelukannya lalu menghapus airmatanya.

"yaudah, mama pulang dulu. Kamu mau ikut pulang?" tanya mama

Anjani menggeleng "Jani mau tunggu sampai operasi Laksana selesai ma" jawab Anjani

"yaudah, kalo gitu mama pulang dulu ya" kata mama lalu berpamitan dengan Sasa dan Danu juga, kemudian pergi.

Sasa tersenyum merangkul Anjani sambil mengelus lengannya "Bagus Jan" katanya

Anjani tersenyum tipis "makasih kak"

Laksana (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang