Bagian 7

2.6K 361 126
                                    

Anjani membaringkan dirinya ke tempat tidurnya karena kelelahan seharian kuliah padat.

Dia menatap langit-langit kamarnya dengan kepala yang penuh nama Laksana. Apa lagi kejadian yang menimpanya tadi. Bisa-bisa Anjani terkena serangan jantung saat wajahnya begitu dekat dengan wajah Laksana.

Tapi disisi lain, dia juga kesal karena Laksana suka bermain perempuan. Dia memukul-mukul tempat tidurnya lalu menunjuk kepalanya sendiri

"gue harus lupain Laksana. Dia itu kejam, gak punya perasaan, makhluk berdarah dingin. Uhhhh... Lupain, lupaaaiiiiinn!!!" doktrinnya

Anjani duduk dari tidurnya. Lalu menghela nafas kesal.

"gue harus bisa mengendalikan diri. Buang jauh-jauh pikiran tentang Laksana"

Setelah berdebat panjang dengan dirinya sendiri, Anjani membersihkan dirinya dan tertidur di kasur empuknya.

****

Laksana saat itu sedang mengerjakan tugasnya sambil menyetel lagu heavy metal yang menggema di kamarnya.

Sekalipun Laksana ini badung, tapi dia masih mau mengerjakan tugas kuliahnya tepat waktu.

Kegiatannya terganggu saat ia mendapatkan sebuah pesan dari Danu

Laksana mengerutkan dahinya saat membaca pesan dari Danu "bangsat emang si Danu" umpatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Laksana mengerutkan dahinya saat membaca pesan dari Danu "bangsat emang si Danu" umpatnya

Laksana menghela nafas panjang, dan berjalan ke lemari pakaiannya untuk mengganti pakaiannya.

Dia tau keras kepalanya Danu. Sekalipun dia menolak ajakan Danu, Danu akan bersihkuku untuk tetap mengajaknya. Jadi percuma juga kalo menolak.

Pukul 23.00 WIB, Anjani terbangun dari tidurnya karena mendengar suara motor Danu yang bising di depan rumah Laksana.

Anjani melihat dari jendela kamarnya, jika Danu sedang menunggu Laksana dari motornya didepan rumah.

"mau kemana dia?" gumamnya lalu dia menggeleng kepalanya kesal "ngapain sih ngurusin dia"

Anjani berusaha mengalihkan pandangannya tapi tidak bisa. Dia kembali melihat ke arah jendela dan melihat Laksana yang sedang mengeluarkan motornya.

Anjani menghela nafas panjangnya agar dia bisa berpikir jernih.
"tenang Jan, jangan peduliin..jangan peduliin!!"

Pertahanan Anjani runtuh saat mendengar suara motor Laksana. Ia buru-buru mengganti pakaiannya dan memesan ojol.

Beberapa menit setelah Laksana dan Danu pergi, ojol Anjani datang.

"pak..pak.. Ikutin mereka ya" kata Anjani sambil buru-buru menggunakan helmnya

Ojol itu mengikuti motor Laksana dan Danu, tapi akhirnya mereka kehilangan jejak karena motor Laksana dan Danu melaju dengan cepat.

"neng, motornya udah gaada nih" kata bang Ojol

Anjani mendengus kesal "yaudah pak, ikutin aja jalan. Kali aja kita ketemu mereka" kata Anjani yang dijawab anggukan kepala oleh bang ojol itu.

Laksana (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang