Bagian 14 (Bagian 3)

2.4K 344 108
                                    

Flashback on

Danu diam-diam sudah janjian dengan Sasa untuk menemuinya di kantornya Sasa.

Setelah dipersilahkan, Danu masuk ke ruangan Sasa dan duduk dikursi yang ada didepan Sasa

"gimana Dan?" tanya Sasa sambil sibuk berkutat dengan laptopnya

"gue ada rencana kak, kita cari momen yang romantis buat Laksana dan Jani. Kayak makan di resto maybe?"

"lo kayak gatau Laksana aja, kalo tiba-tiba dia diajak ke resto, dia pasti curiga Dan"

"hmmm.. Kalo nonton?"

"dia pasti bakal nolak. Taulah dia gasuka nonton"

"lo temennya atau bukan sih?" imbuh Sasa kesal

"ya gimana ya. Hmmm" Danu menaruh tangannya di dagu seraya berpikir

"kalo ke night club aja gimana kak?" ujar Danu semangat yang mendapat tatapan tajam oleh Sasa

"otak lo ketinggalan ya Dan? Atau jatuh di jalan? Seenaknya milih tempat" sahut Sasa kesal

Danu menggaruk kepalanya yang tidak gatal

Sasa dan Danu sama-sama terdiam dan berpikir

"tempat yang pasti mau didatangi Laksana, dan bisa didatengi Anjani juga. Suasanya yang romantis untuk mengutarakan perasaan" gumam mereka berdua

"FESTIVAL BAND" ucap mereka bersamaan dengan bersemangat

"oke.. Gue akan cari-cari Festival Band yang diadain hari ini" kata Sasa sambil mencari lewat laptopnya

"nih ada. Tapi di Bogor" kata Sasa semangat

"gapapa deket juga kok gak terlalu jauh kak, jangan kelamaan pokoknya ntar keburu Anjani di tikung orang" sahut Danu

"oke kalo gitu, gue selesaiin kerjaan gue cepet" ucap Sasa semangat

"sipp, pokoknya rencana kita harus berhasil kak"

Flashback off

"gue suka sama lo"

"lo mau jadi pacar gue?" tanya Laksana ragu

Anjani terdiam sejenak lalu menundukan kepalanya

"kamu nembak aku saat kamu masih ada hubungan sama perempuan lain. Kamu memang cuma mau mainin perasaan aku aja ya San" lirih Anjani dengan suara bergetar dan beberapa kali air matanya lolos dari matanya

Laksana menatap sendu Anjani. Teman-temannya juga saling menatap sedih.

Laksana menghadapkan badannya ke arah Anjani.

"gue tau lo pasti bakal ngomong gitu. Tapi kasih gue kesempatan Jan, gua bakal beresin ini semua. Tapi, gue harap lo mau tunggu waktu itu" lirih Laksana

"maksud kamu?" tanya Anjani

Laksana menggenggam kedua tangan Anjani sehingga tubuh Anjani menghadapnya

"gue gaada rasa sama Dita. Gue pacaran sama Dita karena gue diancam sama bang Dika. Lo ingat waktu bang Dika bikin rusuh ke kampus?"

Anjani mengangguk

"saat itu bang Dika bawa gue ke rumah Sakit karena udah beberapa hari Dita gak makan. Bang Dika ancam gue bakal sebarin foto syur gue sama Dita kalo gue coba kabur" lirih Laksana

"akhirnya gue nemenin Dita selama seminggu itu di RS dan sebenarnya gue sama Dita itu gak jadian, karena gue gapernah nembak dia Jan. Cuma dia aja yang udah anggap gue sebagai pacarnya. Kalo gue nolak, bisa-bisa foto itu tersebar. Gue bakal di skors atau di DO dari kampus, dan bokap gue pasti bakal marah besar"

Laksana (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang