Bagian 17 (Bagian 1)

2.4K 325 69
                                    

Pagi hari Anjani terbangun dari tidur nyenyaknya. Dia merasakan ada sesuatu yang aneh dari biasanya.

Dia merasakan seperti ada yang memeluknya, dan wajah seseorang itu begitu dekat dengan wajahnya karena dia bisa merasakan hembusan hangat diwajahnya.

Beberapa kali ia mengerutkan matanya dan mencoba membuka matanya perlahan untuk menyesuaikan cahaya.

Ketika matanya sudah terbuka lebar ia membelalakan matanya terkejut karena ada Laksana yang tertidur dihadapannya.

Karena dia terkejut, secara reflek ia menendang Laksana hingga jatuh dari tempat tidurnya.

"awww.. Lo kenapa sih nendang gue. Salah gue apa?" rintih Laksana yang masih mengantuk sambil memegangi pantat dan perutnya yang sakit akibat tendangan Anjani

Anjani panik lalu buru-buru menghampiri Laksana "maaf sayang, aku kaget soalnya bangun-bangun kamu udah didepanku" sesal Anjani sambil merutuki dirinya sendiri

Laksana tidak membalas perkataan Anjani lalu berjalan gontai menuju kamar mandinya

"duuuh... Bodoh banget sih gue" umpat Anjani sambil memukul kepalanya

"Laksana pasti marah deh" ucapnya

Selesai mandi, Laksana melihat Anjani tidur membelakanginya. Dia melihat tubuh gadis itu bergetar, dan terdengar suaranya sedang terisak.

Laksana duduk disamping Anjani yang membelakanginya lalu membelai surai rambut Anjani "lo kenapa?" tanya Laksana lembut

Anjani membalikan badannya menatap Laksana dengan berlinang airmata "kamu marah sama aku?" tanyanya

Laksana menggeleng dan tersenyum "kenapa gue harus marah?"

"karena tadi aku reflek tendang kamu, sampai kamu kesakitan" Jawab Anjani

"enggaklah, mana mungkin gue bisa marah sama lo karena hal itu" ucap Laksana sambil menghapus airmata Anjani di pelupuk matanya

"aku takut, takut kamu ninggalin aku"

Laksana terkekeh dengan omongan ngelantur Anjani karena dia sampai berpikir terlalu jauh

"enggaklah" jawab Laksana

"udah lo mandi gih" ujar Laksana seraya berjalan ke lemari pakaiannya

Anjani berjalan mendekati Laksana lalu memeluknya dari belakang dan membenamkan wajahnya ke bahu Laksana

"bisa gak panggilnya aku-kamu? Aku ini pacar kamu bukan sih?" rengek Anjani

Laksana tersenyum lalu membalikan badannya menatap Anjani

"iya sayangnya aku" sahut Laksana

Bluuusssh
Wajah Anjani seketika memerah karena ucapan Laksana. Laksana tersenyum puas karena bisa menggoda kekasihnya itu, lalu dia keluar dari kamar.

"cepetan mandinya, aku tunggu dibawah" imbuhnya lalu menutup pintu kamarnya dan pergi

Anjani masih diam mematung ditempat. Dia memegang jantungnya dan menarik nafas mencoba untuk menormalkan fungsi mereka seperti semula.
"omg San, lo bisa bikin gue pingsan nih" batinnya

Setelah cukup bermonolog dengan dirinya sendiri, Anjani pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Di meja makan Laksana sudah disambut oleh sang kakak tercinta
"morning adikku! gimana bobonya semalam?" goda Sasa sambil menyeduh teh di cangkirnya

"gausah mulai deh kak" jawab Laksana malas lalu duduk dihadapan Sasa

"ayah mana? Tumben gak keliatan?" tanya Laksana seraya meraih nasi goreng ditengah meja

Laksana (sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang