.
.
.
.
.
Malam harinya didalam tenda Yibo berbaring telentang kedua tangannya berada diatas perut, menggerakkan jari telunjuk kanan dan kiri saling bergesakan karena gelisah, matanya sesekali melirik ke arah Xiao Zhan yang telentang dengan mata yang terpejam. Xiao Zhan tidak tidur ia hanya berpura-pura tidur, mengabaikan Yibo yang gelisah karena tidak melakukan 'this and that', Xiao Zhan tersenyum dalam hati sebelum matanya terpejam ia sempat melirik kearah celana Yibo yang sedikit menggembung disana. Dan dengan acuh Xiao Zhan memejamkan mata tidak memperdulikan Yibo yang menatapnya memelas.
Yibo memiringkan badan menghadap Xiao Zhan tangannya terulur menyusup masuk ke dalam kaos putih Xiao Zhan. Plak!, Sebuah tamparan melayang tepat di punggung tangan Yibo, masih dengan mata terpejam Xiao Zhan berucap.
"Jangan macam-macam Yibo, aku masih marah denganmu," ucap Xiao Zhan.
Mendengar ucapan Xiao Zhan wajah Yibo berubah cemberut. Xiao Zhan membuka mata memperhatikan kekasihnya yang menatapnya dengan ekspresi anjing yang minta dipungut, Xiao Zhan tersenyum simpul mata rusanya seperti melihat telinga anjing imajiner yang muncul di kepala Yibo.
"Yibo, kau boleh bicara dengan orang lain. Tapi jangan mengacuhkanku," ucap Xiao Zhan memeluk tubuh Yibo menyembunyikan wajahnya di dada sang kekasih.
Yibo membalas pelukan Xiao Zhan, tangannya mengusap-ngusap rambut Xiao Zhan pelan, "maafkan aku Zhan ge," ucap Yibo seraya mencium puncuk kepala Xiao Zhan.
Xiao Zhan mendongak menatap Yibo, terlihat air mata yang sudah menganak sungai di sana. Tidak bisa Yibo pungkiri jika saat ini ia sangat bahagia kekasih yang berada dalam pelukannya ini ternyata sedang dilanda cemburu. Yibo mengecup kedua mata Xiao Zhan seraya mengeratkan pelukannya.
"Ada yang lagi cemburu," ledek Yibo berbisik di telinga Xiao Zhan.
"Diamlah!" Xiao Zhan mencubit pinggang Yibo dengan kesal.
Yibo menatap Xiao Zhan lekat. "sekarang apa aku boleh menciummu, ge?"
Xiao Zhan mengangguk mengiyakan, kedua tangannya melingkar indah di leher Yibo, sementara bibir pemuda Wang itu bergerak perlahan mendekati bibir Xiao Zhan. Mencium lembut bibir Xiao Zhan, kedua tangan Yibo menumpu di masing-masing sisi kepala Xiao Zhan.
Ciuman yang awalnya lembut kini berubah menjadi ciuman kasar dan menuntut, bunyi kecipak basah saliva dari mulut yang masih mengulum satu sama lain. Merasa pasokan oksigennya mulai menipis Xiao Zhan mendorong perlahan dada Yibo meminta Yibo untuk sejenak berhenti. Yibo melepas pelan ciumannya matanya menangkap sosok Xiao Zhan yang terbaring dengan dada yang bergerak naik turun, mata yang sayu, bibir bengkak sedikit terbuka memperlihatkan dua pasang gigi kelinci yang mengintip malu-malu di sana.
Hasrat Yibo untuk menggagahi sang kekasih semakin menjadi kala dilihatnya pipi Xiao Zhan yang merona kemerahan, jejak saliva yang mengalir keluar dari sela bibir mungil Xiao Zhan dan menuruni leher putih mulus yang adam apel kecil Xiao Zhan bergerak naik turun secara perlahan. Sial! Yibo tidak bisa menahan nafsunya belum lagi bagian bawah tubuhnya yang meronta-ronta ingin segera lepas dari sangkarnya.
Yibo kembali melumat bibir Xiao Zhan dengan keras tangan Yibo bergerak tergesak membuka pengait celana Xiao Zhan, menurunkan zipper celana Xiao Zhan kemudian menyentaknya kuat sampai terlepas begitu juga dengan dalaman yang dikenakan Xiao Zhan. Xiao Zhan melenguh di tengah-tengah ciumannya dengan Yibo karena olah tangan nakal Yibo yang kini sedang bergerak naik turun di penis Xiao Zhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZhanZhan (The journey To Our Happiness) Tamat di PDF.
Romancekisah cinta Wang Yibo dengan Xiao Zhan si yatim piatu pengantar susu dan koran.