Pagi-pagi sekali rumah Keluarga Wang sudah dibuat heboh oleh Xiao Zhan. Pemuda manis itu ingin bermanja-manja dengan Yibo, keluar dari dalam kamar dengan berpakaian ala seorang suster. Xiao Zhan melangkah ringan menuju ruang baca yang Xiao Zhan tahu di sanalah sekarang Yibo berada.Sesampainya di depan pintu ruang baca, tanpa aba-aba Xiao Zhan mendorong pintu hingga menjeblak terbuka. Tanpa memperhatikan siapa yang ada di dalam Xiao Zhan melenggang masuk begitu saja sambil bergaya menggoda Yibo.
"Yibo ...." panggil Xiao Zhan dengan nada manja.
Mendengar namanya dipanggil, Yibo menoleh. Kedua matanya membola melihat penampilan Xiao Zhan yang memperlihatkan paha putih mulusnya. Begitu juga dengan sosok yang berdiri di depan Yibo. Chang Wook menganga lebar melihat penampilan calon menantunya yang bisa dikatakan seksi pagi itu.
"Yi---" Xiao Zhan terdiam tidak dapat melanjutkan ucapannya melihat Chang Wook yang kini berdiri kaku di depannya.
Mata Yibo berkedip beberapa kali, begitu juga Chang Wook yang ikut mengedipkan matanya. Sementara Xiao Zhan masih berdiam diri bingung dengan wajahnya yang memerah seperti kepiting rebus.
Tak!
Pulpen yang dipegang Chang Wook terjatuh, memecah kesunyian yang merayap di ruang baca tersebut. Susah payah Xiao Zhan meneguk ludah sebelum akhirnya pemuda manis itu berbalik lalu berlari ke luar menjauh dari Yibo dan Chang Wook, calon ayah mertuanya.
"Ekhem!"
Deheman Yibo berhasil menarik kembali sang ayah dari keterkejutannya. Chang Wook mengambil kembali pulpen yang terjatuh tadi, kemudian menoleh ke arah Yibo canggung.
"A-apa i-itu calon menantu?" tanya Chang Wook, masih sedikit linglung.
"Baiklah, Ayah. Sepertinya pembicaraan kita cukup sampai di sini saja. Ada pekerjaan lain yang menungguku," tukas Yibo, melenggang pergi meninggalkan sang ayah yang masih berdiri linglung.
•••
Sementara itu Xiao Zhan duduk gelisah di atas ranjang. Sungguh, ia sangat-sangat malu sekarang. Bagaimana bisa calon mertuanya ada di sana? Xiao Zhan yang menduga Yibo sendirian di dalam ruang kerjanya ternyata salah. Calon mertuanya ternyata ada di sana.
Xiao Zhan sangat malu sekarang. Ingin sekali ia menghilang masuk ke dalam lubang dan bersembunyi di sana. Dan lagi, sejak kapan ayahnya Yibo kembali, bukannya mereka masih di luar negeri.
"Memalukan," gumam Xiao Zhan menutup wajahnya dengan bantal.
Krieettt ....
Bunyi pintu yang terbuka membuat Xiao Zhan semakin menenggelamkan wajahnya di bantal empuk tersebut. Seseorang duduk di samping Xiao Zhan, menarik pelan bantal yang sejak tadi menutup wajah Xiao Zhan.
"Zhan Ge," panggil Yibo pelan.
Xiao Zhan menjauhkan bantal dari wajahnya, menoleh menatap Yibo. "Aku malu, Yibo," adunya.
Wajah putih itu memerah, Xiao Zhan memeluk Yibo menyembunyikan wajahnya di dada bidang Yibo. Yibo tersenyum menjauhkan wajah Xiao Zhan dari dadanya. Memenuhi kedua tangan dengan wajah Xiao Zhan yang memerah.
"Tidak apa-apa," ujar Yibo lembut, lalu mengecup kening Xiao Zhan.
"Apanya yang tidak apa-apa?! Itu sangat memalukan, Yibo!" tandas Xiao Zhan kesal.
"Kenapa Gege pakai baju seperti itu? Apa Gege ingin aku melakukan 'itu' sekarang?" bisik Yibo.
Xiao Zhan melempar tatapan sengitnya ke arah Yibo. "Tidak jadi!" sahutnya kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZhanZhan (The journey To Our Happiness) Tamat di PDF.
Romancekisah cinta Wang Yibo dengan Xiao Zhan si yatim piatu pengantar susu dan koran.