Bab 8 : Invasi ke-2 dan hadiah

1K 76 46
                                    

(Rewrite)

Di chapter sebelumnya.

" harus aku akui Raja ... kau memiliki jiwa sekeras besi .. dan cukup keras kepala."

Raja hanya tersenyum sedih untuk menunggu ajalnya.

" memang itu yang biasa diberikan kepadaku"

" namun ... aku harus memberimu apresiasi Raja ... kau membuat ku tersentuh"

Mikazuki mengangguk, dan melepaskan todongan pistolnya dari Raja.

" baiklah ... kalau begitu ..."

Mikazuki memberikan jedah sebentar..

.

.

.

.

Waktu sekarang

Di Markas Wagner, para tahanan yang berasal dari kerajaan Anrul berkumpul di sebuah lapangan, didepan mereka, Raja mereka, Raja Amrun hanya tertunduk, bersiap untuk di bunuh oleh Mikazuki.

namun, Mikazuki segera berbicara.

" harus aku akui Raja ... kau memiliki jiwa sekeras besi .. dan cukup keras kepala."

Raja hanya tersenyum sedih untuk menunggu ajalnya.

" memang itu yang biasa diberikan kepadaku"

" namun ... aku harus memberimu apresiasi Raja ... kau membuat ku tersentuh"

Mikazuki mengangguk, dan melepaskan todongan pistolnya dari Raja.

" baiklah ... kalau begitu ..."

Mikazuki memberikan jedah sebentar.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

" bunuh semua orang kecuali Raja"

Perintah Mikazuki membuat raja terkejut.

" apa!!!! Tidaaaaakkkkk!!!!"

Kemudian tembakan segera terdengar, teriakan orang-orang mulai membanjiri lapangan.

Prajurit Wagner tanpa ampun menembaki seluruh tahanan pria maupun wanita, anak-anak atau bukan, semuanya dibunuh.

" hentikan!!!! Hentikann!!!!" teriak Raja sambil menangis.

Mikazuki disatu sisi hanya bisa tersenyum senang.

Setelah tembakan berakhir, hanya ada bau mesiu dan darah.

Raja bisa meihat, yang dulunya merupakan prajuritnya yang terhormat, Rakyatnya yang dia lindungi dan keluarganya yang dia sayangi, kini berubah menjadi mayat dengan darah.

Military SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang