BAB 16.SELALU DALAM BAHAYA.

14 5 0
                                    

Hai..hai..haii..

Aku came back.

Slow up date ya guys.

Karena sekolah sudah mulai normal jadi aku sedikit sibuk dengan sekolahku.

Happy reading.

Semoga kalian suka.

*****************************

PAGI HARI..

Entah mengapa perasaanku tidak enak hari ini.

Di sekolah aku selalu gelisah.

Maya dan Wulan selalu melirikku kawatir.

        " Jika masih sakit kenapa masuk Yuri,kamu kan bisa ijin."omel Wulan padaku.

Aku hanya nyengir mendengar omelnya.

     " Aku tidak sakit,tapi entah kenapa pikiranku tidak enak."jawabku.

Kedua temanku Wulan dan Maya saling berpandangan..lalu kembali melihat kearah ku dengan mata melotot.

       " Itu sama saja dodol!."ucap keduanya berbarengan.

Dan aku semakin nyengir.

       " Kalau belum sehat memang seperti itu rasanya..gelisah dan pikiran tidak tenang." Jelas Wulan.

       " Di bilang aku tidak sakit."protesku.

       " Dahlah..percuma juga aku jelaskan..kerjakan tuh halaman 71." Ucap Wulan sambil menyodorkan buku paket matematika ke arahku.

        " Sial...coba pelajaran matematika tidak ada di kelas kita..bahagialah aku hari ini." Ucapku sebel.

      " Jangan menggerutu..cepat kerjakan..sebentar lagi di kumpulkan." Bisik Maya.

Dengan malas akupun mengerjakan tugas matematika yg belum satu pun ku kerjakan.

Aku melirik ke arah Wulan.

     " Apa?." Tanya Wulan saat melihatku senyum senyum ke arahnya.

       " Please." Ucapku dengan mata Dooku mengerjap ngerjap lucu memandangnya dengan sedikit trik memelas.

      " Hentikan..cepat tulis 10 menit lagi di kumpulkan." Jawabnya akhirnya,sambil menyerahkan buku tugas matematikanya.

Aku segera mengambil buku tugas matematika dari tangan Wulan dan langsung menjiplaknya.

Dan selesai dalam waktu 10 menit tepat saat pak Eko guru matematikaku memerintahkan untuk segera mengumpulkan tugas.

****************

Dengan bersenandung kecil aku menyusuri jalanan yg entah mengapa begitu sepi..tak biasanya jalan ini terlihat sepi.

Sesepi apapun pasti masih ada satu dua kendaraan entah itu mobil atau motor yg lewat di mari.

La ini kenapa tak satupun kendaraan lewat.

Tiba tiba aku merasa bulu kudukku berdiri.

      " Sebaiknya aku percepat langkahku..." Batinku.

Dan langsung berlari kecil ke arah jalan besar.

Sampai di jalan besar aku sedikit lega.

   "Tak akan ada orang yg bermaksud jahat di keramaian ini."batinku menghibur diri.

Namun pikiranku di patahkan oleh sesuatu yg sepertinya terus saja mengawasi ku dari kejauhan...entah dari arah mana tepatnya..namun sepertinya seseorang itu mengawasi ku dari segala arah, seseorang sedang mengawasi ku diam diam...entahlah atau mungkin itu hanya perasaanku saja.

PENGHUNI KUIL SUCI.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang