Ketukan pintu itu terdengar. Anin yang sedang sibuk memperhatikan penampilannya di depan cermin segera tersenyum lebar, melangkah semangat menuruni tangga sambil menjinjing tas pikniknya.
Pintu rumah itu sudah dibuka oleh mama. Anin segera menghampiri.
"Anin main dulu ya ma!" ucap Anin seraya mencium punggung tangan mama.
Angkasa segera mengikuti, mengucap permisi setelah sebelumnya ia meminta izin untuk mengajak Anindya berkencan. Laki-laki itu mengambil alih tas di tangan Anin dan menyimpannya di dalam keranjang sepeda.
"Anin bentar!" tahan seseorang segera berlari menghampiri Anin dari dalam rumahnya. "Aduh maaf ya Kak Jey belum beliin es krim, Kak Jey ga bisa lama-lama, nanti sore harus balik lagi."
Anin mengerucutkan bibirnya cemberut, segera menerima lembaran uang dari tangan Jey.
"Sekalian beliin sama temennya ya," ucap Jey seraya tersenyum pada Angkasa.
Pacar kak.
Ingin rasanya Angkasa berucap demikian pada Jey si kakak laki-lakinya Anin, tetapi pria itu hanya tersenyum saja seraya berucap makasih.
"Kak Jey kenapa sih? Kerja mulu!" protes Anin lengkap dengan kening yang mengkerut tidak santai.
"Nyari cuan," balas Jey asal. "Angkasa jagain Aninnya ya, hati-hati!"
"Pasti kak!"
Kemudian keduanya segera menaiki sepeda. Angkasa tersenyum, sekali lagi berpamitan sebelum benar-benar pergi dari sana.
"Hati-hati, jangan kemaleman pulangnya," ucap mama Anin setengah berteriak.
Anin yang sudah duduk menyamping di jok belakang sepeda mengangkat sebelah tangannya-hormat.
Mama tersenyum, setelah sepeda itu menghilang di pandangannya, ia segera kembali memasuki rumah.
"Hari ini kamu cantik," puji Angkasa di tengah-tengah kegiatannya mengayuh sepeda.
Beginilah Angkasa, terkadang ucapannya amat jujur dan spontan tanpa peduli bagaimana reaksi orang yang mendengarnya.
Seperti Anin yang kini mengulum senyumnya dengan pipi yang perlahan merona merah.
"Kamu juga ganteng," balas Anin. Tangannya erat melingkar di pinggang Angkasa.
Angkasa sendiri tertawa saja mendengar balasan dari Anin. Sudah tahu gadis itu akan membalasnya dengan pujian.
Tentu saja Angkasa amat percaya diri, ia sudah mandi sampai pakai sabunnya lima kali masa nggak dibilang ganteng?
Pemuda yang kini mengenakan kemeja berlengan pendek sebagai outer dengan daleman kaos putih polos serta celana selutut itu tidak menyahuti lagi, fokus mengendarai sepedanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raja Muda Angkasa
Teen Fiction"Raja muda angkasa itu, ditakdirkan untuk selalu mengagumi langit." update once a week Copyright © 2021, faystark_