Angkasa 24: Untuk Dipertemukan

95 27 11
                                    

"Sepedanya cuma ada satu, gimana dong?"

Angkasa menatap kedua perempuan dihadapannya yang kini sudah tampil cantik. Sahmura si gadis kecil kesayangannya dan Anindya si mbak pacar yang juga amat disayanginya.

Hari ini sekolah libur, dan Angkasa berniat mengajak Anindya bermain bersama sebagai perayaan dia sudah bisa berhenti berkelahi juga sebagai ganti kencan yang sebelumnya karena banyak nangisnya ketimbang ketawanya. Tetapi hari ini Angkasa juga mengajak Sahmura, karena kasian katanya dia di rumah jaga toko mulu, sudah seperti cici-cici cindo yang jagain tokonya.

Tetapi ini permasalahannya; sepedanya hanya ada satu.

"Yaudah abang sama Kak Anin aja naik sepeda, Sahmura jalan sendiri aja nggak papa," ucap Sahmura akhirnya merelakan saja. Lagian, dia juga tidak mau jadi nyamuk.

"Nggak boleh ah! Nggak boleh sendirian nanti ada yang ganggu, di ujung jalan ada preman tukang malakin, Sah," sahut Angkasa tidak setuju.

"Yaudah kalo gitu Anin yang sendiri aja, kan Anin bisa gelut! Kemarin aja gelut sama Selena menang," usul Anin dengan jumawanya.

"Nggak boleh, masa anak orang Angkasa biarin sendirian sih." Angkasa menjentikkan jarinya, merasa punya ide bagus. "Anin bisa naik sepeda nggak?"

Anin menggeleng sebagai jawaban, maka pupus sudah ide Angkasa.

Tetapi memang Tuhan itu tidak akan memberi masalah melebihi kemampuan hambanya, maka siang itu juga seseorang datang bagai seorang pahlawan.

"Kalo gitu, Sahmura bareng Babang Iyan aja!" celetuk Brian datang dengan senyuman cerahnya lengkap dengan sepedanya.

Angkasa mengkerutkan alisnya tidak terima. "Nggak boleh ah! Iyan banyak modusnya!"

"Yaudah, kalo gitu Iyan sama Anin?"

"Nggak boleh!"

Brian tertawa puas melihat Angkasa yang mendengus kesal karena tidak mempunyai pilihan lain. "Jagain Sahmuranya! Jangan nyampe luka!"

"Iya Angkasa!"

"Nitip ya, awas! Jangan sampe kenapa-kenapa! Pokoknya harus dijagain!" pesan Angkasa lagi seraya menatap galak pada Brian.

"Iya ih! Bacot banget sumpah!"

Angkasa tidak menyahuti lagi, kini mengalihkan perhatian pada Sahmura yang sudah duduk di jok belakang sepeda Brian. Pemuda itu tersenyum yang dibalas senyuman juga oleh Sahmura, lengkap dengan jari jempol yang teracung seolah mengatakan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Iyan janji jagain Sahmura ya! Buat Angkasa," ulang Angkasa sebelum akhirnya segera melajukan sepeda pergi dari sana.

"Sinetron banget dah!" gumam Iyan seraya memperhatikan Angkasa.

"Ya kalo gamau jagain juga gapapa, lagian Sahmura bisa jaga diri kok, Sahmura juga punya abang!" sahut Sahmura mendadak sewot.

"Kata siapa nggak mau?" balas Iyan seraya menoleh pada Sahmura yang kini terlihat tersipu malu. Pemuda itu kemudian tertawa amat renyah melihatnya.

Lucu.

Ia menggeleng pelan, sebelum akhirnya segera pergi menyusul Angkasa.

Ia menggeleng pelan, sebelum akhirnya segera pergi menyusul Angkasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Raja Muda AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang