#08 Obsessi

3K 306 140
                                    

"...?"

"Anda mungkin merasa terganggu jika saya bertingkah ... seolah mengenal Anda, Tuan Muda." jawab Esther cepat, ia segera memalingkan wajahnya malu.

"Pffft--Ha... Apakah begitu...?"

Esther mengernyit, "A-Apa dia baru saja tertawa? Ini aneh, sejak kapan...? Dia bukanlah orang yang akan bertingkah ramah pada orang lain." - batin-Nya.

Melihat Esther yang menatapnya dengan aneh, apalagi sorot mata biru itu yang terlihat syok, Rex kembali dibuat menahan tawa. Ya, wanita di hadapannya ini tidak pernah berubah, dia selalu dipenuhi kecurigaan dan kewaspadaan.

Rex menyipitkan matanya dan  tersenyum tipis, senyuman itu mungkin terlihat manis diluar, namun Esther justru merasakan perasaan berbahaya yang mengelilinginya

"Ada yang salah?" tanya Rex yang berhasil membuat Esther tersentak.

"... Tidak," jawab Esther cepat, "Pesanan mu sudah selesai, semuanya 22 Lay." lanjutnya.

Rex memberikan selembar uang senilai 100 Lay, jumlah yang lebih besar dari harga karangan bunganya. Berkat itu, tentu saja Esther harus memberikan kembalian.

"Mengapa uang-Nya besar sekali? Apa kami punya kembalian?" - batin Esther.

Tangan Esther terulur membuka laci meja untuk mencari pecahan uang yang bisa ia berikan pada Rex sebagai bentuk pengembalian. Tangan putih itu terus merogoh beberapa laci demi untuk mencari beberapa pecahan uang yang lain, hal itu tak luput dari perhatian Rex.

Rex tersenyum samar, "Kau tahu, aku tidak begitu membutuhkan pengembalian. Kau bisa mengambilnya." ucapnya dengan nada rendah.

"Ya? Mana bisa begitu. Tolong tunggu sebentar, saya akan segera selesai." balas Esther.

"Pffft--Padahal kau tidak menyukai keberadaan ku di sini, tapi harga dirimu ternyata lebih besar... Mengapa tidak terima saja agar aku pergi secepatnya...? Kau memang tidak pernah berubah." - Rex membatin.

Sambil menunggu Esther yang sibuk mencari pecahan uang untuk kembalian, Rex melipat kedua tangannya di depan dada, mata ungu itu tersorot menatap Esther dengan tatapan intens.

"Apa kau tahu, hari ini adalah hari pindahnya Beryl ke kediaman Alera sebagai nyonya rumah," Rex tiba-tiba berbicara, hal itu berhasil membuat gerakannya Esther terhenti seketika.

"..."

"Dan, kau pasti tahu untuk siapa karangan bunga yang ku ku beli itu." lanjut Rex.

"Sepertinya ... aku menyita waktumu..." ucap Esther pelan, wajahnya terlihat gugup.

"Apa kau tidak pergi? Dia sahabat mu." tanya Rex yang sengaja memancing Esther, "Ah... Aku baru sadar, aku juga tidak melihat mu saat pesta pertunangan..."

Esther terkesiap.

"A-Aku... Aku ada urusan di Arexian."

"Begitukah?"

Dengan senyum canggung, Esther menjawab, "Itu benar... Aku memiliki urusan di sana."

"..."

Rex tak menjawab, ia tahu betul Esther tengah berbohong sekarang. Dataran tinggi Arexian adalah tempat yang gersang dan dipenuhi banyak monster, seluruh penduduk yang tinggal disana telah dievakuasi dan di kirim ke tempat lain.

"Dia berbohong, dia jelas sengaja melarikan diri agar tidak melihat Beryl dan Julius." gumam Rex dalam hati, "Sangat bodoh untuk berbohong di hadapan pemilik guild informasi seperti ku, karena aku telah menyelidiki mu."

Blind Spot || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang