#04 Tuan Muda (21+)

11.9K 400 147
                                    

🔞 𝐏𝐄𝐑𝐈𝐍𝐆𝐀𝐓𝐀𝐍🔞
Bab ini berisi konten yang menyebabkan trauma seperti pemaksaan/pemerkosaan. Tidak di perkenankan untuk pembaca dibawah usia 18 tahun.

###

PLOKK!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

PLOKK!!

PLOK! PLOK! PLOK!

PLOK! PLOK!

Dengan gerakan kasar yang terus berulang, Rex menghantamkan pinggulnya pada selangkangan Esther, mengubur dalam-dalam pen*s besarnya di lubang kecil yang belum pernah dimasuki oleh siapapun itu, hal itu membuat tubuh Esther kembali menggelinjang dengan nafas yang tertahan. Dalam keadaan ini, Esther mungkin bisa mengalami kondisi yang disebut hyperventilasi.

"Ah--!! Hicc--kheuk!!"

PLOK! PLOK!

PLOK! PLOK! PLOK!

"Aaah...! Aanghh! T-Tunggu--haa!"

Entah bagaimana caranya rasa sakit itu semakin memudar seiring waktu dan tergantikan oleh sensasi aneh yang menggelitik di bagian dalam kewanitaannya, dimana benda keras itu terus menggosok bagian terdalamnya tanpa adanya jeda waktu.

Merasakan benda besar itu masuk semakin dalam dan dalam membuat perut bagian bawah Esther terasa sakit, benda itu menyentak kasar bagian terdalamnya, namun lebih daripada itu, sebuah sensasi aneh yang asing mulai membuat pikirannya kosong, mata Esther bahkan mulai memutih dibuatnya.

"Haa... Ini sedikit aneh." gumam Rex di sela-sela pinggulnya yang terus bergoyang, "Bagaimana mungkin seseorang yang berusia 27 tahun bahkan belum pernah berciuman?"

"Mmm--Nghh..."

Merasa tak mendapat jawaban dari Esther, Rex segera menempatkan tangannya di buah dada Esther yang berukuran sangat pas di tangannya. Benda kenyal itu begitu menggoda untuk diremas dan dibelai.

"Jawab aku." tekan Rex yang meremas semakin kuat.

"Aahkh--T-Tuan?! S-Sakit--Jangan di remas...!"

"Kalau begitu jawab."

"T-Tuan Julius... H-Hicc--Heuk!" ringis Esther.

"Masih tidak ingin menjawab?"

Esther mengalungkan tangannya pada leher Rex kemudian memejamkan matanya untuk menahan rasa sakit dari pay*dara yang di remas.

"Karena aku--hicc...! Karena aku menginginkan mu, Tuan, hiks..." tangis Esther, "Itu sebabnya..."

Rex tertegun sejenak, alisnya terangkat, "Ah... Kau menjaga keperawanan mu itu untuk 'Tuan Marquess' tersayang mu itu?"

Blind Spot || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang