#09 Di Tahan

2.4K 297 130
                                    

Beberapa Jam Kemudian ...

   Setelah kepergian Rex dari toko selepas usai memesan sebuket bunga Lily, toko kembali menjadi sepi, hanya ada beberapa pelanggan yang datang dan kemudian pergi setelah urusan mereka selesai.

Di hadapan rak yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman bunga, Terlihat Esther tengah menyirami air ke dalam pot-pot bunga itu secara bergantian sambil bersenandung kecil.

Waktu yang tenang itu terus berlanjut tanpa adanya gangguan, sampai tiba-tiba suara gedoran yang keras terdengar melalui pintu masuk yang setengahnya terbuat dari kaca itu.

BRAK! BRAK!

BRAK! BRAK! BRAK!

Suara gedoran itu semakin keras terdengar, Esther yang awalnya santai dibuat terkejut, ia pun segera menurunkan gembor di tangannya ke lantai kemudian melepaskan apron yang ia pakai dan menengok ke arah pintu.

BRAKKK!

"Buka!"

PRANKKKK!!!

Kaca yang ada di pintu akhirnya pecah, hal itu membuat Esther sontak membulatkan matanya karena terkejut, tubuhnya bahkan ikut tersentak dengan nafasnya yang tertahan begitu saja.

"Astaga--!! Esther, apa yang terjadi???" tanya Lynn yang tiba-tiba muncul dari pintu belakang.

Sebelum Esther sempat menjawab, pintu itu segera terbuka, dan kaca-kaca yang menempel disana semakin pecah hingga hampir tak tersisa, bahkan bunga yang berada di dekatnya ikut hancur ketika seseorang dari luar menendangnya dengan sangat keras.

"Esther Ellenia Limburg?!" suara seorang yang begitu lantang tiba-tiba terdengar bersamaan dengan kedatangan pria bertubuh besar yang kini berdiri di hadapan mereka.

"Apa? Apa kau mengenalnya?" tanya Lynn pada Esther.

Esther tak menjawab, sebaliknya ia mengajukan pertanyaan pada pria bertubuh besar itu, "Apa yang kau inginkan? Aku pikir aku tidak mengenal mu sama sekali." tanya-Nya dengan nada tak bersahabat.

Dengan wajah garang, pria itu meludah asal di dalam toko Esther, ia lalu melangkah mendekati Esther, dan di detik selanjutnya beberapa pria dengan perawakan yang menakutkan ikut masuk ke dalam, hal itu sungguh membuat Lynn dan Esther menegang oleh rasa takut sekaligus was-was.

"Tanyakan itu di penjara!"

Esther tersentak, "Apa?"

"Jangan melawan, sebaiknya kau ikut kami atau kami akan menghancurkan toko bunga sial mu ini!" ancam pria itu.

Untuk beberapa saat Esther tak menjawab, Esther mencoba membuat pikirannya tetap tenang agar ia bisa berpikir dengan lebih jernih untuk melalui masalah ini tanpa menyebabkan lebih banyak kekacauan.

"Atas perintah siapa ... kalian melakukan ini...?" tanya Esther pelan.

"Marquess Moony."

Esther terdiam.

"Moony? Bukankah itu nama keluarga Nona Beryl? Mengapa?" tanya Lynn.

"Jika kau mengerti, berhenti memberontak dan ikut kami." ucap pria itu.

"TIDAK! Jangan, Esther! Mengapa kau harus menuruti mereka?!" Lynn berusaha melawan.

Blind Spot || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang