#11 Penahanan Ilegal

2.3K 300 142
                                    

Kegelapan menyelimuti, Esther mulai mengerjapkan matanya berharap secarik cahaya akan terlihat, namun tetap saja, kegelapan itu seolah menelannya.

"Mata ku di tutup?" batin Esther, "Apa yang terjadi? Aku ingat aku pingsan di tengah-tengah."

Suasana begitu sunyi, tak ada suara apapun yang terdengar, seolah-olah tidak ada siapapun disana selain dirinya. Esther berusaha menggerakkan tubuhnya, saat ini kedua kakinya sama sekali tak diikat, "Apa aku sendiri?" - batin-Nya.

Merasa keadaan sedikit aman, Esther kembali menggerakkan tangannya berusaha melepaskan ikatan di belakang, namun hasilnya nihil, tali itu bahkan tak melonggar.

"Ugh--Ini diikat dengan hati-hati dan sangat kencang." - Esther membatin.

Esther menggelengkan kepalanya, ia bahkan sengaja berbaring dan menyeret kepalanya di permukaan tempat tidur guna melepaskan tutup mata yang melingkar di kepalanya.

"Aku tidak bisa melihat jika seperti ini," gumam Esther dalam hati, "Aku harus melepaskan tutup mata ini..." lanjutnya.

"Ugh... Haah..."

Tanpa Esther sadari, seorang pria tengah duduk di sofa depan yang tak jauh dari tempat tidur dimana ia berada, pria itu terus memerhatikan-Nya dalam diam. Sorot mata ungunya menyala seperti binatang buas yang siap menerkam mangsa di hadapannya.

"Sialan, ini terlalu ketat..." gumam Esther.

Esther masih berusaha melepaskan ikatan pada pergelangan tangannya di belakang, perlahan tapi pasti ia tetap konsisten dengan kesabaran dan ketenangannya.

"Ugh... Haa... Ugh..."

Tanpa di duga, ikatan itu sedikit melonggar, Esther bisa merasakannya, akan tetapi itu belum cukup untuk melepaskan tangannya, ia masih harus berjuang sedikit lebih keras lagi.

"Ku pikir ini mulai terlepas."

***

Waktu berlalu, Esther masih sibuk melepaskan ikatan di tangannya dengan posisi berlutut sambil menghadap ke arah sofa, keringat mengucur melalui pelipis hingga membasahi kain yang menutupi matanya, bahkan lehernya terlihat mengkilap karenanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Waktu berlalu, Esther masih sibuk melepaskan ikatan di tangannya dengan posisi berlutut sambil menghadap ke arah sofa, keringat mengucur melalui pelipis hingga membasahi kain yang menutupi matanya, bahkan lehernya terlihat mengkilap karenanya. Sekarang, Esther mulai lelah dengan semuanya, "Aku butuh air..." - batin-Nya.

"Aku haus..." gumam Esther lelah.

Tap... Tap...
     Tap... Tap...

Esther terkesiap begitu suara langkah kaki tiba-tiba terdengar, langkah kaki itu tak jauh darinya dan seperti sedang mengarah ke arahnya, namun ia tak bisa memastikan dari arah mana itu berasal.

"A-Ada yang datang?!" - batin-Nya terkejut.

Sebuah suara kembali mengalihkan perhatiannya, seseorang tengah duduk di sisi tempat tidur, tepatnya di hadapan Esther. Dengan tatapan intens-Nya, dia menatap Esther lekat.

Blind Spot || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang