(Cermin 11) Angel Wings with Demon Eyes

146 26 10
                                    

Judul:Angel Wings with Demon Eyes

Cast:Azhi - Zhixin

Kategori:Cerita Mini

Penulis:SmoothyCha

***

Iris itu menatap sendu ke arah perempuan yang kini meringis merasakan sakit dengan mata terpejam. Kesalahan fatal yang ia buat mengharuskan orang berharga satu-satunya yang ia miliki dalam keadaan seperti ini. 

Tangannya tergerak mengusap pelipis perempuan berhidung mancung tersebut. "Maaf, Kak," ucapnya lirih. 

"Prince Azhi, Castle Scarelion memasuki kawasan Castle kita dengan tujuan berperang."

Tangan Pangeran bernama Azhi itu terkepal kuat. Kenapa di saat seperti ini masalah terus mendatanginya? 

"Kerahkan pasukan, CEPAT!" 

Prajurit yang memberikan informasi kepada Azhi segera melaksanakan perintah dari majikannya. Tatapan tajam Azhi mengarah pada beberapa tabib yang menangani sang kakak. "Kalian segera sembuhkan kakakku! Jika sampai terjadi sesuatu dengannya, nyawa kalian di tanganku."

Keempat tabib itu hanya bisa mengangguk patuh. Azhi adalah pangeran yang tidak bisa dibantah. Apa pun yang diucapkan oleh Azhi, maka harus dikabulkan dengan segala resiko dan cara. "Kami akan mencoba yang terbaik untuk kesembuhan Queen Arlain."

Azhi berjalan ke arah balkon. Manik hitam pekat itu masih mendelik tajam. Ia menutup mata sejenak dan membiarkan sebuah sayap putih keluar dari balik punggungnya. Setelah itu mata Azhi kembali terbuka, ia mengangkat kaki yang mengepakkan sayapnya menuju sinyal yang telah dikirim oleh panglima perang dari Castle-nya.

Dari atas Azhi dapat melihat banyak prajurit yang tengah bersiap untuk berperang. Peperangan memang sudah biasa bagi Azhi. Namun, kali ini keadaannya berbeda. Kakak perempuan Azhi tengah berjuang mempertahankan hidup. Sedangkan Azhi sendiri justru pergi meninggalkan sang kakak. Tapi hal ini Azhi lakukan semata-mata untuk rakyatnya. 

Kaki Azhi telah kembali berpijak ke tanah. Matanya sama sekali tidak memberikan tatapan bersahabat dengan orang-orang di hadapannya. 

"Apa mau kalian?!" tanya Azhi tegas.

"Masih bertanya? Tentu menghancurkan Castle dan dirimu, Azhi!"

"Kau itu adikku Zhixin, tidak sebaiknya kau berperilaku seperti ini." Benar, di depan Azhi saat ini ada kembarannya. Yang membedakan adalah sayap serta mata mereka. Azhi memiliki sayap putih bak malaikat, sedangkan Zhixin bersayap hitam seperti iblis. Mata Azhi hitam pekat, mata Zhixin cokelat.

"KITA TIDAK ADA HUBUNGAN SETELAH APA YANG KAU LAKUKAN KEPADA IBU DAN AYAH!" Zhixin sangat murka kepada Azhi. Sudah lima tahun kematian orangtua mereka, tapi Zhixin masih terus menyalahkan Azhi.

"Berapa kali aku bilang? AKU TIDAK BERMAKSUD SEPERTI ITU! AKU SEPERTI DIKUASAI OLEH IBLIS. SAMPAI KAPAN KAU MAU BEGINI, ZHIXIN? Aku lelah selalu kau salahkan. Dari kecil kita memang memiliki kepribadian ganda. Kau seharusnya tau itu!" Disalahkan oleh semua orang dan saudara sendiri atas apa yang tidak sengaja kita lakukan, itu semua berat.

Zhixin mendekati Azhi, ia menyunggingkan senyum kepada saudara kembarnya tersebut. "Kau pikir aku peduli? Kepribadianku memang ganda, tapi setidaknya aku bisa mengendalikan diriku. Tidak seperti dirimu!"

Tatapan mata keduanya sama-sama tajam. Yang satu dipenuhi dendam, yang satu dipenuhi amarah.

"Kau tau, Azhi? BAGIKU KAU ADALAH IBLIS! KAU ADALAH MAKHLUK PALING BERDOSA DI DUNIA INI! KAU ADALAH ORANG YANG TIDAK TAHU BAGAIMANA BERTERIMA KASIH!" Mata Zhixin kini mulai berkaca-kaca, " ... dan kau adalah pembunuh terkejam yang pernah aku temui."

BLAMMM

Baik Azhi maupun Zhixin sama-sama terkejut atas apa yang baru saja terjadi. Mata keduanya menjadi merah, aura mereka menjadi menghitam. Bahkan kini ada tanduk di kepala Azhi dan Zhixin. Di antara mereka terdapat sebuah lingkaran dengan tulisan aksara kuno dan bentuk-bentuk aneh. Lingkaran itu bercahaya merah, serta rasanya panas. Namun, Azhi serta Zhixin tidak dapat merasakannya. Terbukti dari beberapa orang di belakang mereka kini melepuh, hingga ada yg menjadi abu. Ledakan yang barusan terjadi .... Sebenarnya ada apa?

Saudara kembar itu saling memandangi. Sayap mereka masih sama, tapi penampilan mereka menjadi mengerikan. Tidak ada yang paham dengan apa yang terjadi. Semua terjadi begitu cepat.

"PRINCE AZHI!"

"JANGAN MENDEKAT!" Salah satu tabib yang tadi berada di dalam kamar Arlain berhenti di tempatnya ketika mendengar perintah dari Azhi. Pria yang kini berpenampilan aneh itu memiliki tujuan agar Tabib tersebut tidak kepanasan karena lingkaran yang menyelimutinya saat ini. "Ada apa? Bukankah aku memerintahkanmu untuk merawat Queen Arlain?"

Tabib itu agak bingung dengan penampilan Azhi saat ini. Namun, ada hal penting yang harus ia sampaikan kepada pangerannya tersebut. "Ada kabar buruk tentang Queen Arlain."

Azhi dengan cepat menoleh. "ADA APA DENGAN KAKAKKU?!"

"D-dia ... Sudah tiada." 

BLASH

Tabib tadi dengan cepat menjadi butiran abu. Azhi murka dengan kabar yang baru saja ia dapatkan. Kabar yang tidak ia sukai.

"Ada apa dengan kakak?" tanya Zhixin. Tangannya bergetar mendengar kabar tentang kakak perempuannya.

Azhi tidak menjawab, ia mengepakkan sayapnya dan mulai pergi ke Castle yang ia tinggali. Zhixin tidak tinggal diam, ia mengikuti sang kembaran. Zhixin benci kepada Azhi, tapi tidak dengan Arlain.

Di udara keadaan tubuh mereka perlahan kembali seperti semula. Tanduk keduanya sama-sama menghilang secara perlahan. Iris mata merah mereka menjadi warna semula. Aura gelap mengerikan itu, kini berubah menjadi aura kelabu kesedihan.

Azhi dan Zhixin menapakkan kaki tepat di balkon kamar Arlain. Penampakan Arlain membuat mata mereka sama-sama mengeluarkan air. Tubuh Arlain membiru, bibirnya pucat.

Azhi pergi mendekati Arlain diikuti Zhixin. Tangan Azhi menggenggam tangan Arlain yang kini benar-benar tidak bernyawa. Satu hal yang dirasakan oleh Azhi saat menyentuh kulit sang kakak.

Dingin.

Perempuan ceria dengan pemikiran dewasa itu sungguh meninggalkan dunia. Kakaknya, benar-benar sudah tiada. Kakaknya, benar-benar menyusul kedua orang tua ke akhirat. Penyesalan lalu kembali mendatangi Azhi. Andai saja Azhi dapat mengendalikan demon di tubuhnya, semua pasti baik-baik saja. Tidak mungkin Arlain pergi secepat ini.

"Azhi, sebenarnya apa yang terjadi? K-kakak baik-baik saja, 'kan?" Zhixin sungguh menangis. Kakak perempuan yang selama lima tahun ini tidak pernah ia temui kini terkapar lemas tanpa nyawa.

Itu bohong, 'kan? Kenapa Azhi hanya diam saja?

Zhixin mengusap pipi dingin Arlain, "AZHI! AKU TANYA, KAKAK KENAPA?!"

"Zhixin .... Kau benar, aku adalah pembunuh terkejam di dunia ini."

Ineffable: 三代StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang