6

464 78 35
                                    

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

You can't publish my story on another website without my permission because thinking about the plot is so difficult that I even stay up all night.

Tidak boleh publikasikan ceritaku di website lain tanpa seizinku karena memikirkan alur cerita itu sulit sekali bahkan aku sering begadang..

Happy reading

😜 Tooru melihat akhir-akhir ini

Aku dan haru sedang berlatih berdua seperti biasanya namun belakangan ini haru jarang berlatih berdua denganku bahkan memilih bolos latihan.

"Turnamen musim panas selanjutnya aru-chan ikut bermain ya." Ucapku.

"Tergantung pelatih." Ucap Haru.

Setelah latihan selesai aku dan haru membereskan gym sementara yang lain sudah pulang duluan dan aku yang menjaga kunci gym hari ini.

"Tooru aku keluar sebentar." Ucap Haru.

"Baiklah." Ucapku.

Haru langsung berlari keluar dan setelah mengunci gym aku mencari keberadaan haru.

"Aru-chan kemana ya?" Bingungku.

Aku mencari keberadaan haru dan mendengar seseorang sedang muntah lalu aku melihatnya sebentar ternyata itu haru.

"Eh aru-chan sakit?!" Pekikku.

"Tooru!" Kaget Haru.

Aku terdiam lalu menatap tajam haru sementara haru heran akan tingkahku.

"Kau hamil?" Tanyaku.

"Hah?!" Kaget Haru.

"Siapa yang melakukannya?" Tanyaku.

"Tooru aku laki-laki lho bukan perempuan." Ucap Haru.

"Eh aku baru ingat!" Kagetku.

"Astaga." Ucap Haru menepuk keningnya.

"Aru-chan perutnya sakit tidak?" Tanyaku.

"Tidak hanya mual saja." Ucap Haru.

Aku menyentuh kening haru untuk memeriksa suhu tubuh namun haru tidak demam sama sekali.

"Aku hanya mual saja tooru bukan demam." Ucap Haru.

"Pasti melewatkan makan siang kan?" Tanyaku.

"Sepertinya begitu." Ucap Haru.

Aku membuka tasku lalu memberikan roti susu milikku yang belum sempat aku makan.

"Itu kan punya tooru." Ucap Haru.

"Buatmu saja aku tidak mau aru-chan muntah lagi." Ucapku.

"Wajah aru-chan sangat pucat sekali pasti gara-gara muntah terus-menerus." Ucapku.

"Begitulah." Ucap Haru.

"Aku gendong ya sampai ke rumah." Ucapku.

"Tidak perlu." Ucap Haru.

✔️ Oikawa Tooru Twins (oc male reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang