"makanya lain kali hati-hati teman." Ucap Rasya saat mereka sedang ditangga menuju kamar masing-masing
Lira tidak meladeni ucapan Rasya dan tetap berjalan lurus menuju kamarnya tanpa memperdulikan Rasya.
Rasya mengangkat kedua bahunya dan berjalan menuju kamarnya.Setelah selesai beres-beres Lira turun untuk membantu Mama Cantika menyiapkan makan siang mereka.
"Zahra belum pulang ma?" Tanya lira pada Mama Cantika yang sedang sibuk menyiapkan makanan.
"Katanya telat, lagi ada tugas kelompok dirumah temannya" jawab mama Cantika.
"Panggil Suamimu, makanannya sudah mama siapkan" lanjut mama cantika
Lira tersenyum masam Suami. "Iya ma"
Sampai dikamar Rasya ketika lira akan mengetuk pintu, ia mendengar suara rasya yang sedang berbicara dengan seseorang
"Sore ini?"
"....."
"Yaudah, tapi gak janji ya"
"....."
"Nanti aku kabarin lagi, oke"
Tok tok tok....
"Kenapa?" Jawab Rasya dari dalam
"Dipanggil mama, makan katanya"
"Iya"
Lira berjalan sambil memikirkan siapa yang berbicara dengan Rasya tadi, apa itu Selina? Tapi bisa juga teman-temannya Rasya.
"Rasyanya mana?" Tanya mama saat lira datang
"Nyusul ma"
Tidak berapa lama kemudian Rasya datang, sudah dengan baju santai rumahnya
"Siang ma" sapanya
"Siang bil"
"Ayo buruan makan, nanti selesai makan kamu anterin Lira kerumahnya" lanjut mama cantika
"Hah? Ngapain ma?" Tanya Rasya bingung
"Hari ini Opa keluar dari rumah sakit, jadi kalian harus kesana jengukin, sekalian bawa baju ganti buat besok ke sekolah"
"Hah?"
"Nginap disana" jawab mama Cantika santai, melihat ekspresi wajah anaknya yang penuh tanda tanya
"Ngapain nginap sih ma?, Emang harus banget sore ini?"
"Iyalah, kalo gak sekarang mau kapan?"
Lira duduk dengan diam mendengarkan perdebatan antara ibu dan anak ini, dalam hatinya ia bertanya apa Rasya tidak ingin pergi karena sudah ada janji tadi, apa sepenting itu?
"Gak papa ma, lira bisa sendiri kok kalo memang Rasya gak bisa" ucap lira menghentikan perdebatan itu
"Gak bisa sayang, Abil! urusan apa yang lebih penting dari nemenin istri kamu?" Tanya mama Cantika dengan ketegasan
Lira menatap Rasya dengan tatapan dingin, ada kesedihan dalam hatinya dengan sikap Rasya siang ini.
"Ma, lira beneran bisa sendiri kok" jelas lira lagi
Kini Rasya yang berbalik menatap lira, ekspresi yang sama ketika hari Akad mereka, itu yang Rasya temui dalam wajah lira siang ini ketika mata mereka saling tatap, tapi berubah menjadi senyum saat melihat mama cantika.
"Abil temenin ma" ucap Rasya datar dan langsung melanjutkan makannya
"Gitu dong" jawab mama Cantika senang
KAMU SEDANG MEMBACA
Abil, Kau adalah Imamku
Teen FictionMaghribil Rasya, jatuh hati pada Lira seorang gadis imut dan manis lewat senyum teduh sang gadis. Kedekatan keduanya semakin erat berkat campur tangan para sahabat, sampai suatu kecelakaan membuat Lira harus menjauh dari Rasya karena keputusan Rasya...