Dia Milikku

5 0 0
                                    

Lira POV

Jam dinding sudah menunjukkan pukul 15.05 dan Rasya masih tertidur diranjang milikku, melihatnya tertidur pulas seperti ini adalah sesuatu yang tidak pernah terpikirkan olehku sebelumnya.

Sejak kami tiba tadi, kami berbicara banyak hal dan itu tentang aku, tentang foto-foto yang terpampang di dinding kamarku, berbicara dengannya seperti tadi membuatku merasa selangkah lebih dekat kepadanya dan entah kenapa aku bahagia untuk itu

Treeeet...treeeet...treeet
Suara getaran diponsel Rasya membuatku sedikit sadar dari lamunan, ya Allah ternyata sejak tadi pandanganku tidak terlepas dari wajah tampannya yang terlelap

Aku berdiri dari kursi riasku dan berjalan untuk melihat siapa yang mengirim pesan pada Rasya,
Selina❤️ Batinku setelah melihat siapa pengirim pesan tadi.

"Beb kamu jadi datang gak? Aku sudah di......"

Kira-kira seperti itu pesan yang kulihat pada layar utama ponsel Rasya yang terkunci, jadi siang tadi Selina yang berbicara dengan Rasya ditelepon, entah kenapa hati ku sedikit sedih melihat pesan itu, apa karena dia punya janji dengan Selina makanya tadi sempat menolak untuk menemani ku.

(Suara telepon)
Suara panggilan masuk dari ponsel Rasya sedikit mengejutkanku,
Selina❤️ dia lagi.
Huff jika saja Selina tahu bahwa saat ini yang dia telepon adalah suamiku, apakah dia masih akan mengganggunya?

"Lira?" Suara parau Rasya mengejutkanku

"Udah liatinnya?" Lanjutnya lagi

Aku masih mematung, saat ini yang ingin aku lakukan hanyalah diberikan jurus Sulap mata, agar aku bisa segera menghilang dari sini. Bukankah ini memalukan

"Aaa.. emm. Itu ada yang telfon" jawabku gugup

"Siapa?"

"Gak tahu liat aja sendiri" jawabku sedikit ngegas dan berlari keluar

Aaaa kok ngegas sih lira, kenapa ngegas ntar kalo dia kira Lo cemburu gimana?

"Lira, lama banget turunnya ngapain?" Tanya mbak Ale

Aku tahu pertanyaan itu pasti hanya untuk menggodaku, sudah terlalu banyak novel romen yang kubaca seperti itu.

"Mandi dulu tadi" jawabku singkat

"Suaminya mana?"

"Gak tahu, masih tidur kali"

"He kok gitu, sana panggil suami kamu ditunggu Abi, buat sholat ashar berjamaah dimasjid" Potong umi

Aku memanyunkan bibirku dan pergi untuk memanggil Rasya, sebenarnya aku masih sedikit Malu, karena ketahuan tadi tapi ya mau bagaimana lagi, disuruh Umi.

"Aku gak bisa sekarang"

"Lain kali aja ya"

"Iya janji deh"

Hari ini untuk yang kedua kalinya aku mendengar suara Rasya ketika berbicara ditelepon dengan 'Selina?'
Sudah pasti dia, bukankah pesan tadi sudah menjelaskan kalau memang Selina.

Abil, Kau adalah ImamkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang