16. PROBLEM

1.7K 308 220
                                    

Hai Buna🐻
Tekan tombol bintang di bawah pojok kiri untuk vote cerita ini.


-Selamat membaca-

"Aku memang bukan orang yang pantas memilikimu, tapi ingatlah bahwa aku orang pertama yang pernah singgah untuk menyapa hatimu."

****

16. PROBLEM

Altez menarik Grace menjauh menuju taman belakang sekolah. Entah kenapa momen seperti inilah yang paling langka. Disaat semua murid sedang belajar sedangkan dirinya bisa leluasa kemana saja.

"Lo apaan sih. Ini masih jam pelajaran tau, kalo ga penting gue mending balik ke kelas aja." Grace pergi membuat Altez buru-buru mencekal tangannya.

"Udah disini aja temenin gue," kata Altez lalu duduk diatas rerumputan tepat di bawah pohon.

"Ini masih jam pelajaran Al,"

"Lu ga sopan banget sih. Manggil kakak kek,"

"Ck, iya-iya gue mau masuk kelas dulu. KAK ALTEZ!" ujar Grace menekan kata terakhirnya.

"Hehe, udah sini aja bolos sama gue." Altez merebahkan tubuhnya diatas rumput dan melipat kedua tangannya di belakang kepala sebagai bantalan.

"Gue bukan murid bandel kaya lo ya. Lagian gue cewek, udah deh gue pergi dulu," kata Grace hendak berdiri lalu dengan secepat kilat Altez menarik pergelangan tangan kanan gadis itu hingga jatuh terduduk.

"Apaan sih. Lepas gak!" Grace memberontak marah, berusaha menarik tangannya yang masih dalam genggaman Altez.

"Kan gue udah bilang temenin gue disini. Ini perintah. Gue pemimpin Dhirlangga, Ga sebaiknya lo ngelawan." ujar Altez santai dengan mata terpejam merasakan semilir angin yang sejuk.

"Pemimpin Dhirlangga ya kepala sekolah." bantah Grace.

"Tapi tanpa adanya Geng gue Dhirlangga bukan siapa-siapa. Udah pasti hancur di tangan Parados." Altez menarik sudut bibirnya. "Sekolah ini penuh korupsi...," ujarnya lagi menambahkan.

Grace diam. Mulutnya terkatup rapat. Ternyata di balik megahnya sekolah ini juga masih saja ada tikus di baliknya. Memang suatu hal yang bersih belum tentu benar-benar bersih, seperti setitik kuman yang menyelinap di lantai yang putih.

Altez sadar atas diamnya gadis itu karna berhenti memberontak. Matanya terbuka sebelah melihat Grace yang melamun entah memikirkan apa dalam otaknya.

"Baru tau ya?"

Grace tersadar ternyata laki-laki ini dari tadi sedang mengamatinya. "Eug---"

"Btw kok dari tadi tangan gue gak di lepasin?" tanya Altez melirik tangan Grace yang berada diatas perutnya.

"Eh---" buru-buru dia menyingkirkan tangannya hingga Altez menariknya kembali keatas perutnya.

"Udah gini aja," godanya tersenyum jail.

"Jangan modus!" Grace hendak melayangkan pukulan ke perut Altez menggunakan tangan kirinya. Namun dengan cepat Altez menahannya. Alhasil kedua tangan Grace berhasil dalam genggaman Altez seluruhnya.

"Sini tiduran di samping gue,"

"Dih ogah." Grace memutar bola mata.

"Yee gue cium juga Lo," ucap Altez mencubit pelan lengan Grace.

"Aduh sakit tau." ringis Grace sembari mengelus-elus lengannya.

"Lebay lo. Orang pelan juga," caci Altez lalu memiringkan tubuhnya membelakangi Grace.

ALTERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang