25. ALTEZ ATAU ABRIL?

1.3K 181 84
                                    

Hai Buna🐻
Tekan tombol bintang di bawah pojok kiri untuk vote cerita ini.


-Selamat membaca-

"Bagaikan laut yang ombaknya tidak pernah tenang."

****

25. ALTEZ ATAU ABRIL?

"Kamu mau jadi pacar aku?"

Pertanyaan Altez membuat Grace tersentak. Jantungnya berdegup kencang. Badannya berdiri kaku di tempat. Darahnya berdesir hebat, sehingga lidahnya terasa kelu untuk digerakkan.

Altez diam mengamati setiap inci wajah perempuan itu, untuk menunggu jawabannya.

"Aku bikin kamu kaget ya? Aku kasih kamu waktu buat berpikir." kata Altez sadar akan hal itu.

Altez memegang sebelah tangan Grace, lalu menautkan kedua jemari mereka. "Setidaknya aku lega udah jujur ke kamu." ucapnya tersenyum. Cowok itu lalu menaiki motornya, menyuruh Grace untuk segera mengikutinya.

Di tengah perjalanan. Altez sengaja menghentikan motornya di tepi trotoar. Cowok itu turun, memandang Grace sembari memasang senyum usil.

"Kok berhenti?" tanya Grace lalu turun.

"Mau beli bunga buat Mama, sekalian supaya bisa lebih lama berdua sama kamu." katanya.

Grace tersenyum sambil menggelengkan kepala. "Beli bunga buat apa?" tanya Grace melihat Altez yang sedang mendorong motor. Mereka berjalan beriringan menuju toko bunga yang tak jauh dari sana.

"Buat permintaan maaf. Mama suka banget sama bunga."

"Mama kamu suka bunga apa?" tanya Grace.

"White rose." jawab Altez, sambil membayangkan ekspresi wajah Ibunya nanti saat menerima hadiah.

"Bagus."

"Mawar putih juga bunga favoritku. Kamu?" tanya Altez balik.

"Aku?" Grace terdiam sejenak berpikir. "Tulip kuning. Bunga edelweis juga aku suka."

"Setuju! Edelweis memang bagus." seru Altez.

"Kamu suka banget ya sama tanaman gitu?" tanya Grace membuat Altez mengangguk cepat.

Mereka berhenti di depan toko bunga pinggir jalan. Di luar toko, Altez di sambut oleh bunga-bunga yang banyak dan indah tentunya. Cowok itu sibuk memilih satu persatu yang cocok untuk di berikan sebagai hadiah.

Altez masuk, menanyakan kepada sang pemilik tentang tanaman yang ada disini. Sedangkan Grace menunggu di luar, bersandar pada motor Altez.

Matahari sudah sedikit terbenam, mungkin tinggal beberapa hitungan detik lagi. Grace menoleh melihat ke kanan kiri, melihat seorang yang menjual lukisan tepat di tepi trotoar.

Kakinya melangkah menuju pria tua yang duduk di sekitaran lukisan tersebut. Grace menunduk melihat banyak lukisan cantik. Matanya menangkap satu lukisan anak laki-laki yang berdiri memunggungi di tengah hamparan bunga warna-warni. Ini menarik. batinnya.

Belum sempat Grace bertanya, tiba-tiba Altez datang menepuk pundaknya sambil membawa rangkaian bunga mawar putih di tangannya.

"Lihat lukisan?" kata Altez ikut bergabung bersama.

"Iya. Bagus ya,"

"William juga sering ngelukis kaya gini." ucap Altez lalu menyentuh canvas tersebut.

"William? Aku baru tau dia bisa ngelukis." kata Grace.

Altez berdiri tegap, memandangnya. "William emang gamau semua orang tau, kalo dia bisa ngelukis." jelas Altez.

ALTERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang