23. MARKAS

1.2K 206 132
                                    

Hai buna🐻
Tekan tombol bintang di bawah pojok kiri untuk vote cerita ini.


-Selamat membaca-

"Seperti hujan yang tetap kembali walau tau rasanya jatuh berkali-kali."

****

23. MARKAS

Grace mengendalikan mobilnya menuju lokasi yang sudah dikirim oleh Elin.

Jam 7 malam, ia mengendarai mobil sendirian. Sesaat sudah sampai di tempat yang lumayan terpencil. Grace dengan segera turun dari mobil, melihat sekelilingnya.

Benarkah ini tempatnya? Begitu menakutkan karna banyak laki-laki disini. Grace mengambil hpnya lalu mengetik sesuatu, berniat menghubungi seseorang yang dia kenal.

Belum sempat ia mengetik beberapa kata. Seorang laki-laki menghampirinya, ia berasal dari kerumunan yang tak jauh dari sana.

"Cari siapa?" tanya cowok itu terkesan jutek.

"Lagi nunggu orang." jawab Grace tak kalah jutek.

"Cewek apa cowok?" tanyanya lagi.

"Cewek sama cowok." balas Grace.

"Mending lo jangan nunggu disini. Pergi ke depan aja kalo ada janji sama orang." tegur Sevin dengan nada mengusir.

"Gue yakin ini tempatnya kok," ujar Grace menatap Sevin.

"Lo cewek. Lagian ini udah malem, nanti disangka macem-macem kalo ada orang yang lihat," balas Sevin pantang menyerah.

"Lo ngusir gue?! Enak aja lo ya, udah jauh-jauh gue kesini." Grace menyibakkan rambutnya ke belakang dengan pandangan sinis.

"Ini kawasan kita. Kalo liat lo disini, bisa-bisa ketua gue marah!" ucap Sevin sedikit meninggikan nada bicaranya sehingga semua orang yang tadinya tidak melihat mereka berdua kini semakin penasaran.

Halah, ketua lo aja suka sama gua. gumam Grace dalam hati, membuat bibirnya ikut mencebik.

"Yaudah gue cabut!" balas Grace kesal hendak masuk mobil. Pergerakkan Grace terhenti kala mendengar suara seseorang yang ia kenal.

"Sevin Novarda! Siapa yang datang?" panggil seorang perempuan menepuk pundak cowok itu.

"Evelyn." melihat Elin seketika Sevin membungkukkan badannya sekilas sebagai tanda hormat.

"Gatau." ucap Sevin melirik Grace membuat Elin juga ikut melihatnya.

"Lo beneran dateng." sapa Elin ceria menyambut kedatangan Grace, membuat Sevin kebingungan. Ia tidak tahu Grace sebelumnya, hanya saja ia pernah sesekali mendengar rumor tentangnya. Maklum Sevin bukan murid asli Dhirlangga.

Elin menoleh melihat Sevin yang mematung. "Kenapa lo nggak nyuruh dia masuk?" tanyanya.

"Maaf, aku kira dia bukan orang yang penting disini. Ternyata teman kamu ya?" kata Sevin kikuk walaupun sekarang tengkuk belakangnya sudah basah karna keringat.

"Iya dia---"

"Siapa?!" suara berat dari belakang membuat mereka semua menoleh. Altez datang berjalan dari arah pintu menuju depan.

Dahi Altez mengernyit bingung. "Kamu juga ada disini?" celetuk Altez memegang sebelah tangan Grace untuk membawanya mendekat.

Kamu? gumam Sevin berusaha menelan ludah dengan susah payah. Ada hubungan kah mereka? Ah sial.

ALTERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang