4. ANTARA MEREKA

3K 566 126
                                    

Hai buna🐻
Tekan tombol bintang di bawah pojok kiri untuk vote cerita ini.


-Selamat membaca-

"Jadilah pribadi yang menantang masa depan bukan pengecut aman di zona nyaman."

****

4. ANTARA MEREKA

"Hai,"

Suara berat seorang laki-laki mengagetkan lamunannya, dengan cepat dia menolehkan kepalanya ke arah belakang.

"Siapa?"

Cowok itu tersenyum lalu mendekati Grace. Dia dibuat kebingungan dilihat dari baju yang ia kenakan bukan dari SMA Dhirlangga, seingatnya baju yang cowok itu kenakan adalah khas dari SMA Pancasila yang dia lihat saat pertandingan tadi.

"Sorry, gue tadi ga sengaja lewat terus liat lo sendirian disini,"

Grace semakin mengernyitkan keningnya, dia pikir mungkin cowok ini hanya sekedar berbasa-basi. Dilihat dari perawakannya cowok di depannya ini sangatlah tampan walau tak setampan Altez. Eh engga maksudnya, Fitnah! Lanjut, ia mempunyai alis tebal dan berambut hitam legam. Satu kata untuknya. Sempurna.

Sadar jika Grace berfikir macam-macam tentangnya dia kembali membuka suara. "Gue Abril dari SMA Pancasila."

Tangan cowok itu terulur kepadanya, tapi dia tak kunjung menyambutnya.

"Grace." balasnya singkat tanpa membalas uluran tangan Abril.

"Eh emm.... Lo tadi ga nonton tanding basket?" ucapnya basa basi.

"Tadinya sih nonton,"

"Terus kenapa kesini?"

Kepo amat sih nih orang. batinnya.

"Gapapa cuma bosen aja pengen cari angin," balas Grace padahal dia sengaja menghindari Altez sementara.

"Emang tadi siapa yang menang," ucapnya lanjut.

Cowok itu menghela nafas panjang sebelum mengatakannya. "Sekolah lo." ucapnya membuang muka ke samping.

"Gapapa kok yang penting lo udah usaha. Menang kalah tuh sama aja, lain kali mungkin bisa ditingkatkan lagi," ujar Grace.

"Makasih ya," balas Abril tersenyum manis.

Shit. Tidak bisa di pungkiri kalau senyumannya mampu membuat semua kaum hawa tidak bosan menatapnya, begitupun dengannya.

"Eh, gue baru liat lo di sekolah ini, waktu bulan lalu gue ga pernah liat l sebelumnya. Murid baru?" tanya Abril.

"Hm."

Mereka berdua terdiam cukup lama, selang beberapa menit Abril membuka percakapan kembali.

"Gue boleh minta nomor handphone lo ga?" tanya Abril memberikan handphonenya.

Grace terdiam melihat handphone berlogo Apple di depannya. Grace bingung baru saja mereka berdua kenal, tapi dia dengan cepat meminta nomornya?

ALTERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang