22. LANGKAH PERTAMA

1.2K 194 130
                                    

Hai Buna🐻
Tekan tombol bintang di bawah pojok kiri untuk vote cerita ini.


-Selamat membaca-

"Siapapun peranku baik protagonis maupun antagonis, jika mereka tidak menyukaiku. Mereka tetap membenciku."

****

22. LANGKAH PERTAMA

Altez memberhentikan mobilnya di tepi jalan. Dia terdiam lalu termenung dengan pandangan menatap ke depan.

Grace melihat sekeliling jalanan yang sepi, ia memandang Altez dari samping, melihat mimik wajah cowok itu yang sedih dan cemas akan sesuatu.

Keheningan yang begitu lama menyelimuti mereka berdua, seolah angin dari luar ikut masuk ke dalam menusuk kulitnya yang begitu dingin.

"Are you okay?"  tanya Grace berusaha mencairkan suasana.

Namun Altez tetap membisu dengan kepala yang menunduk. Tidak lama setelah ditanya seperti itu, sebulir air mata jatuh dari pelupuknya menetes ke baju.

Tidak peduli walau ia dikatakan pria cengeng atau sebagainya. Dia hanya berusaha meluapkan apa yang ada di dalam isi hatinya.

"Kamu nangis?" Grace sontak mengambil kedua tangan Altez, menariknya agar lebih dekat hingga mereka saling berhadapan.

"Kenapa?" tanyanya lembut.

Kepala cowok itu semakin menduduk antara takut dan malu.

"Kamu lagi ada masalah? Ayo cerita, kamu lupa ada aku," ujar Grace memegang kedua pundak Altez.

Altez mendongak. Dia menghapus bulir-bulir air mata di pipinya, lalu tersenyum dengan paksa.

"Aku gapapa." balas Altez tersenyum paksa hingga matanya menyipit seperti bulan sabit.

"Kamu bohong! Apa yang kamu butuh dari aku?" tanya perempuan itu, tapi justru pertanyaan Grace semakin membuat hatinya sesak.

"Aku harus kaya gini dulu baru kamu peduli?" tanya Altez membuat Grace seketika terbungkam.

"Sifat kamu lebih hangat waktu aku kaya gini?"

"Kamu lebih perhatian ya sekarang."

"Andai setiap hari kamu tau perasaanku."

"CUKUP!" Grace memotong perkataan Altez dengan menutup mulut cowok itu.

Grace melepaskan tangannya secara perlahan dari mulut Altez dengan pandangan yang tak lepas.

"Bukannya aku udah bilang, kalo kamu butuh sesuatu cari aja aku," ucap Grace.

"Harusnya aku yang bilang gitu,"

Altez balik menggenggam kedua tangan Grace dengan erat. "Apa ada sesuatu yang buat kamu jadi lebih mengerti daripada sebelumnya?" tanya Altez membuat mulutnya seketika terkunci.

Altez sadar akan hal itu karna tangan Grace yang mulai mengeluarkan keringat dingin tanda gadis itu gugup.

Butuh waktu beberapa menit, akhirnya Grace berani membuka suara. "Tentang generasi lima." jawab Grace membuat Altez terkejut.

"Kamu tau? Sekarang kamu benci sama aku?" suara Altez terdengar tidak seperti biasanya.

"Aku percaya kamu." jawaban Grace membuat Altez tidak menyangka.

"M-Maksudnya---?"

"Aku percaya kamu Alterio." kata Grace membuat Altez enggan memalingkan pandangannya ke arah lain.

ALTERIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang